Mengenang Masa Kecil
Sabtu,
26 April 2014
Pagi
tadi, sekitar jam 9an lebih, aku ikut Wibi praktikum lapangan di
sawah deket rumahnya. Bareng temen2 sekelompoknya sekitar 7 orang.
Awalnya sih bĂȘte gitu, panaass, nggak ada tempat berteduh, bingung
mau ngapain, mau nunggu di mana. Setelah celingak celinguk kanan
kiri, aku menemukan tempat yang lumayan teduh dan kayaknya nyaman
untuk nunggu lama. Agak jauh sih dari tempat mereka nyangkul2, tapi tempat
nya teduh, anginnya sepoi2. Tempatnya Di pinggir jalan, ada beteng
bisa buat sandaran, dan menghadap ke sawah. Sambil nungguin motor dan
barang2 lain, aku duduk ‘ngglengsor’ tanpa alas di jalanan ber
cor itu. Cuaca hari ini cerah banget. Panas memang, tapi ngeliat ke
atas langitnya biru banget berawan putih bersih. Bagus banget deh.
![]() |
pemandangan pagi ini |
Nggak
mau nglewatin moment ini, aku ngluarin tab dan mulai memoto2
pemandangan. Belakangan aku memang lagi seneng moto2 pemandangan yang
sengaja aku liatin langit dan awannya. Terlihat lebih indah dan lebih
hidup menurutku. Setelah puas moto2, aku kluarin headset dan
ndengerin lagu. Sesekali nyapa orang2 yang lewat. Memang lagi ramai
kayaknya ni sawah, lagi banyak yang mbajak sawah, mau mulai musim
tanam. Ada juga beberapa anak kecil yang main di pinggir2 sawah.
Nggak lagi bĂȘte, aku justru menikmati suasana ini. Ternyata nggak
Cuma di gunung atau di pantai bisa nemuin pemandangan yang indah
dengan langit cerah dan awan putih begini. Ah,,aku terlalu menganggap
bahwa pemandangan bagus itu hanya bisa dijumpai di pantai dan gunung.
Aku lupa bahwa sebagai orang ‘ndeso’, aku punya sawah yang di
sana bisa ku temukan hamparan hijaunya padi, semilirnya angin, luas
dan birunya langit.
![]() |
ini bukan atv, ini Pak tani lagi mbajak sawah :D |
Pemandangan
sawah yang indah, anak2 kecil berlarian, suara mesin traktor yang
lagi mbajak sawah, juga suara sungai pinggir sawah yang mengalir
membawa lamunanku pada masa kecil dulu. Semasa SD dulu, sawah adalah
tempat bermain yang mengasyikkan. Bahkan ketika menulis ini pun aku
masih senyum2 sendiri mengingat apa saja dulu yang aku lalukan di
sawah. Mencari ikan di kali atau di sawah yang baru mau ditanami
padi, mencari tebu, mencari kangkung untuk pakan kelinci, mainan di
kali pinggir sawah, mainin tanaman putri malu, lari2an di pematang
sawah, nyari pohon2 besar untuk berteduh di tengah sawah, mainan daun
talas, main kapal2an di kali, atau sekedar kongkow2 ngobrol di tepi
sawah. Nggak jarang dulu ketemu ular di sawah. Tapi nyatanya itu
nggak membuat kapok. Pernah juga waktu itu ikut nyoba nanem padi,
tapi hasilnya nggak rapi, jadinya nggak diterusin. Hehe. Yang paling
sering dilakukan adalah nyari ikan. Jaman kecilku dulu, masih banyak
ditemui ikan, udang dan kepiting2 kecil di sungai. walaupun jarang dapet, tapi seneng aja gangguan makhluk2 kecil kali itu.hehe. Dan yang paling
ditunggu2 adalah waktu musim tebu. Kita (aku dan temen2ku) suka
menyusup2 ke bagian dalam sawah yang ditanami tebu untuk mencari tebu
dengan aman.hehe. biasanya temen2 cowok yang pinter milih tebu, nggak tau tebu kayak apa yang bagus, yang jelas yang empuk dan belum terlalu tua. Selain mengambil tebunya, terkadang kita juga mengambil bunganya untuk mainan.
![]() |
pemandangan dari sisi lain |
Potongan2 memori masa lalu berseliweran di benakku.
Ya Allah, aku rindu masa2 itu. Masa di mana rutinitas sehari2 setelah
sekolah adalah bermain, belum ada tanggung jawab, tidak begitu
memikirkan uang, belum berpikir tentang masa depan, dan hal yang
paling membahagiakan kala itu adalah bermain dengan bebas.
Selain
hobby main, waktu kecil dulu aku juga suka baca. Bacaan favoritku
kala itu, bahkan sampai sekarangpun aku masih suka adalah ‘Lima
Sekawan’ karya Enyd Bliton. Bukunya tentang 4 orang anak dan seekor
anjing yang selalu mengalami petualangan2 seru saat liburan mereka.
Membaca di setiap halamannya, membuatku berimajinasi bahwa akulah
yang mengalami petualangan2 seru itu. Menemukan harta karun, berlayar
ke pulau kecil, menyelundup di tempat sirkus, menyusuri lorong
rahasia, menemukan ruang bawah tanah,dll. Aku curiga, jangan2 bacaan2
semacam itulah yang membuatku selalu tertarik dengan petualangan
bahkan sampai sekarang ini.hehe
Waktu
berjalan begitu cepat. Kenangan tinggallah kenangan. Masa kecil
selalu menjadi masa terindah bagi sebagian besar orang. Akupun
demikian. Tapi masa kecil tetaplah masa lalu. Nggak perlu kembali ke
masa lalu untuk menjadi bahagia. Sekarang dan masa depanlah yang akan
kita hadapi. Bahagia itu bukan pemberian, tapi diciptakan. Bukan
materi, keindahan fisik, kedudukan yang tinggi yang membuat kita
bahagia. Tapi bagaimana kita mensyukuri setiap karunia yang diberikan
kepada kita,dan menerima kekurangan setiap kekurangan diri kita. Aku
juga baru dalam tahap belajar untuk itu, dan cara yang terbaik adalah
dengan melihat orang yang lebih kurang beruntung dibanding kita.
Komentar
Posting Komentar