Sekali Jalan Dua Tiga Pantai Terlampaui

*Ini tulisan ditulis pas Hari Sabtu Tanggal 3 Januari 2015 dan Baru rampung hari ini Kamis, 15 Januari 2015*

Liburan menyisakan satu hari, besok hari Minggu. Sabtu ini aku sama Wibi mau ke pantai lagi, tujuan kita adalah Pantai Jungwok. Letaknya diujung timur Gunung Kidul, sejalur juga dengan Pantai Siung dan masih ke timur lagi. Rencana berangkat pagi2 sekali biar nggak kena macet. bangun tidur langsung masak buat nyiapin bekal. Tapi ternyata malah hujan. Ragu juga mau berangkat hari ini apa Minggu aja. Akhirnya kita tunggu aja hujan reda. Alhamdulillah sekitar jam 7.30 hujan mulai berhenti. Kita berangkat sekitar jam 8.30. Seneng sekali akhirnya jadi berangkat juga.

Benar saja, jalanan agak macet, banyak bus pariwisata, mobil, serta motor memenuhi jalan. Sepertinya semua orang ingin menghabiskan waktu liburan ini  Tapi untungnya nggak sepanjang jalan macet, hanya pas tikungan2 sama tanjakan saja yang biasanya macet panjang. Kita nemuin macet yang lumayan panjang juga, aku nggak tau nama daerahnya, yang jelas jalannya nggak begitu besar. Sebelah kiri tebing, dan sebelah kanannya jurang. Banyak banget bus pariwisata dan mobil yang macet panjang. Kalo motor untungnya masih bisa nlusup2. Ternyata yang bikin macet panjang banget adalah,, ada dua bus pariwisata besar yang pasberpapasan di tikungan, dua badan bus ini berhimpitan nggak bisa maju ato mundur, karena jalanan yang nggak muat untuk berpapasan 2 bus besar. Tapi untunglah sekitar 5-10 menit kita menunggu, kedua bus berhasil di'evakuasi'. Perjalanan lanjut kembali. Ee, ternyata di tikungan selanjutnya ada juga bus pariwisata besar yang kmungkinan juga karena menghindari kendaraan lain, jadi dia mepet banget ke pinggir jalan dan kayaknya 'nanggor' pembatas jalan, dan kemudian juga nggak bisa maju mundur.. Duh,, kasihan ya,, mau piknik seneng2 malah kena halangan.. Semoga selamat semua yaa.. Alhamdulillah setelah ini nggak ada lagi kemacetan yang berarti.


Inilah persinggungan dua bus besar yang menyebabkan kemacetan panjaangg
Pantai Jungwok letaknya dekat dengan Pantai Wediombo yang sudah cukup ramai dan terkenal. Sudah banyak Penunjuk jalan menuju pantai ini,jadi nggak perlu bingung dan nanya2. Pantai Jungwok berada di sebelah pantai Wediombo. Untuk masuknya pun juga berada dalam satu TPR. Cukup 5000/orang kita bisa menikmati dua pantai sekaligus. Eh, tapi ternyata setelah masuk lewat tpr, kita melihat sebuah papan punjuk jalan menuju Pantai Watu Lumbung dan Gunung batur yang arahnya ke barat (kanan) dari jalanan menuju Wediombo. Dan pulang nanti kita pengen sekalian ke sana.

Kita parkir motor di parkiran Wediombo. Tadinya kita coba mau naik motor saja sampai Jungwok. Tapi woww,,ternyata jalannya becek banget, dengan batu2 gamping besar. Sebelum kita, ada mas2 yang coba nekat lewat jalan itu, ternyata sama sekali nggak bisa, malah 'keceblok2' licin banget, mau maju nggak bisa, mau puter balik juga susah. Ngeliat pemandangan itu, kita nggak jadi nekat. Cari yang aman saja. Kita Parkir di Wediombo, cukup bayar 2000 saja untuk motor. Ramai sekali di sini. Sebenarnya saya sudah pernah ke sini sebelumnya, bareng temen2 pemuda desa.. :D Jadinya sudah nggak asing lagi dengan pantai ini. Dinamakan Wediombo mungkin karena pantainya yang sangat lebar (ombo), berbeda dengan kebanyakan pantai2 di Gunung Kidul yang sempit diapit tebing. Pantai ini sangat lebar, pasirnya lembut, banyak batu2 di bibir pantai, dan sangat teduh, karena banyak pepohonan besar di pinggir pantai.  Kita berjalan mencari tempat yang agak sepi untuk istirahat. Nemu juga, di bawah pohon besar setengah tumbang yang dahan2 nya mengarah ke pantai. Adem beneer,, sejuk, angin sepoi2 bikin ngantuk.. Karena udah laper banget kita makan dulu, buka bekal nasi dari rumah, makan sambil istirahat santai2.


Bekal makan siang buat berdua.:D
Sambil istirahat, kita ngobrolin rencana selanjutnya. Kemaren kita sempet searching mengenai pantai Jungwok ini, katanya sih bisa ditempuh dari pantai Wediombo, melewati bukit. Kita juga melihat beberapa orang yang nampaknya juga mau ke pantai Jungwok dengan naik2 ke bukit di sebelah pantai Wediombo. Setelah lelah hilang, kita segera melanjutkan perjalanan. Baru berjalan beberapa langkah, kita berpapasan dengan beberapa orang yang nampaknya habis berenang, dengan membawa kacamata snorkeling. Wibi bertanya, apa ada tempat yang bisa buat renang. Kata mereka, ada, ada kolamnya katanya. hihihi.. Akhirnya kita mutusin mau ke sana dulu sebelum ke Jungwok. Kita berjalan terus ke arah selatan melewati batu2an di pinggir pantai. Dan benar saja, kita menemukan semacam kolam, yang sekelilingnya adalah batu2 besar, sehingga bentuknya menyerupai kolam. Ombak tidak akan langsung masuk, karena tertahan batu, jadi airnya tenang. Cocok sekali buat berenang. Memang nggak besar2 banget, luasnya mungkin skitar 4x6 meter an. Berhubung nggak ada orang lain di sini, cukup lah buat berenang dua orang. Kita nggak bawa baju renang, jadi cuma pake baju biasa, tapi untungnya aku nggak lupa bawa kacamata renang. Senangnyaa,, nemu pantai yang bisa buat berenang. Di dalam air, kita bisa melihat ikan2 kecil warna warni, bahkan ada juga beberapa yang sebesar telapak tangan, juga ada keong2 warna warni yang nempel di batu di dalam air, dan ada juga semacam kepiting yang juga warna warni. Walaupu nggak banyak banget, tapi lumayan membuat berkesan lah.


Ini dia kolam renangnyaa..


wohooo,, asyiknyaa...



Tapi sepertinya air semakin pasang, ombak yang cukup besar mengguyur batu besar di sebelah kolam, dan airnya masuk ke kolam. Alunan ombak juga mulai terasa dari sebelah utara kolam. Lama lama takut juga,haha,, padahal di dalam kolam, sebenarnya air cenderung tenang. Dasar aku aja yang parnoan, sukanya pikirannya aneh2. Karena agak2 takut tambah gosong juga, kita udahan renangnya, kebetulan juga semakin banyak orang2 yang ke sini.


Ini pemandangan yang diambil dari sekitar kolam


Kalau ini sudah agak naik ke bukit

Karena nggak ada tempat buat ganti baju, aku tetep pake baju yang basah untuk ke pantai Jungwok. Dari tempat kita berenang tadi, kita naik ke bukit, berjalan naik melewati ladang dan sawah warga setempat, Pemandangan bagus sekali, persawahan yang hijau, juga terlihat lautan yang biru dan luas. Bertemu dengan 3 orang ibu2 yang sedang menggarap sawah, kita bertanya jalan ke Jungwok, katanya sih nanjak banget kalo lewat sini, dan kita dikasih tau jalan yang nggak begitu nanjak. Tapi kita harus turun balik lagi untuk menuju jalan itu. Nggak masalah sih, toh pemandangan dari sini bagus kok. Banyak penduduk yang bertani di perbukitan ini, mereka ramah2 banget, jadi kalo bingung jalan, tanya saja mereka, pasti ditunjukkan jalannya. Setelah ketemu jalan yang benar, pemandangan tak lagi lautan dan pantai, tetapi sawah yang luas dan hijau, angin cukup kencang berhembus, menggoyangkan daun2 padi yang hijau. Hijau, asri, sejuk, suasana pedesaan banget. Di mana2 hijau,, nggak ada rumah, cuma ada beberapa gubug. Seru deh..


Ini jalanan naik bukit dari tempat kita berenang
Adegan kurang kerjaan menek wit kambil




Pemandangan Ijo royo-royo menuju pantai Jungwok

Sebenarnya kalo nggak pake tersesat segala, perjalanan dari Wediombo ke Jungwok hanya sekitar 10 menit saja. Nggak terlalu nanjak juga sih, jadiya santai nggak capek. sesampai di Jugwok, ternyata pantainya lumayan ramai juga. Daan panas bangeet. Nggak ada pohon besar untuk berteduh, juga nggak ada angin yang bikin sumilir. Hawanya panass banget, apalagi kita habis jalan jauh, jadinya makin gerah rasanya. Kita nyari tempat yang agak teduh buat istirahat. Tetep rasanya panas banget. Akhirnya aku mau nyari kamar mandi aja buat ganti baju. Habis itu kita duduk2 dulu di sebuah pendopo kecil, sambil ambil gambar. Habis itu kita langsung balik lagi deh menuju wediombo. Melewati sawah2 lagi,, rasanya sejuuk banget setelah tadi di pantai Jungwok merasakan hawa yang panas.. Ahh, segarnya,, ayoo ambil nafas dalam2, hembuskan, ambil nafas, hembuskan.. :D




Inilah dia wujud dari pantai Jungwok yang panas membara

Sampai lagi di Wediombo, kita balik ke tempat pertama tadi kita istirahat. Istirahat lagi, leyeh2 sambil makan makanan ringan, ngobrol santai.. Ah, nikmatnya, sejuknyaa.. Ombak memang sudah agak pasang. Sudah sampai pada batu2 paling tepi di pantai. Mungkin nggak lama lagi bakal sampai ke tempat kita duduk2.hehe.. Waktu udah nunjukin jam 3 sore. Nggak mau pulang kesorean, kita lanjut pulang. Tapi seperti yang sudah kita rencanakan di awal tadi, kita mau mampir dulu ke Pantai Watu Lumbung. Semoga saja nggak jauh, dan jalannya bagus..

Setelah belok kiri dari jalur utama Wediombo, kita melewati jalanan kecil cor blok, dengan pemandangan kanan kiri berupa sawah luas dan perbukitan. Bener-bener menyenangkan pemandangan di sini kala musim hujan. Semuanya hijau, beda jauh ketika musim kemarau, gersang, perbukitan hanya kelihatan tanah dan bebatuannya, jati2 meranggas. Tepat, ketika musim hujan begini, aku sangat tidak berminat untuk naik gunung, takut badai, hujan, licin, dingin, cuaca yang nggak bisa ditebak, maka pilihan untuk mbolang kita alihkan ke pantai. Walaupun lagi musim hujan gini, masih banyak kemungkinan cuaca cerah kalau di pantai, kalaupun misal hujan juga nggak terlalu masalah, tinggal berteduh, pasti banyak bangunan, dingin juga nggak akan sedingiin di gunung.

Jalanan cor blok yang lumayan rata, kemudian (lagi-lagi) digantikan dengan jalanan tanah yang lumayan becek. Tapi lumayan sih, nggak berbatu2 terjal, ini mah masih kategori ringan..hehe.. Baru selesai kita ngomongin jalan yang lumayan nggak menguras tenaga, ternyataa kita kembali dipertemukan dengan jalanan berbatu besar dengan tanah yang becek, bahkan aku juga harus beberapa kali turun, karena motor hampir oleng. Sampai pada akhirnya kita melihat ada beberapa motor yang diparkir di pinggir jalan. Memang kelihatan jalanan setelah ini sangat bebatu dan becek. Dan kita juga nggak mau ambil resiko, kita ikut parkir di pinggir jalan, dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Sepi banget kelihatannya, apalagi ini juga sudah sore.

Nggak berapa lama, kita ketemu juga sama orang, sepasang laki-laki dan perempuan. Kita nyapa, dan bertanya apakah jalanan masih jauh. "Masih mas, masih lumayan. Terjal banget jalannya. Tapi nggak nyesel kok, bagus banget pantainya", begitu kurang lebih kata mas2nya. Wohoo, dengan bersemangat kita lanjutin perjalanan. Dan benar saja, setelah habis jalan setapak, kita melewati jalanan kecil yang sekelilingnya masih banyak pepohonan, semacam hutan gitulah. Rasa2nya seperti naik gunung, jalanan kecil dengan dikelilingi banyak pohon. Ternyata di sini masih kita jumpai beberapa penduduk sekitar yang sedang mencari kayu dan mungkin juga dedaunan buat pakan ternak. Kita disapa oleh salah seorang pencari kayu, Ditanyain kok sore2an baru kesini. Kita jawab aja kalau kita cuma mampir dari Wediombo. Jangan2 kita dikira pasangan mesum yang mencari tempat sepi dan sengaja datang sore2 dan pulang malem. Hahahaha....


Ini pas habis2an jalan sebelum menuruni bukit terjal




Beginilah kira2 jalanan menurun menuju pantai

Beneran terjal jalannya, persis kayak kalau turun gunung gitu. Ya baru kali ini nih, untuk mencapai suatu pantai, kita harus nurunin bukit yang lumayan terjal. hihi,, tapi pastinya jadi pengalaman baru yang menarik dongs.. Sampai juga kita di pantai. Pantainya nggak seperti kebanyakan pantai yang berpasir di pinggirnya. Tapi di sini, lebih banyak bebatuannya. dari batu2 kerikil kecil2 sampai batu2 karang besar dan menjulang. Ada sebuah batu besar yang menjulang yang letaknya agak sedikit ke tengah. Mungkin karena batu besar itulah mengapa pantai ini dinamai Watu Lumbung. Lumbung yang berarti tempat menyimpan padi. Dan bentuk batunya mungkin menyerupai Lumbung padi pada jaman dahulu. Agak ke barat dari batu besar itu ada lagi batu yang ukurannya lebih kecil, dan ada lubang lumayan besar di tengah bawah. Lubang seperti mulut gua, tapi pastinya itu bukan gua, karena di sebaliknya adalah pantai dengan deburan ombakya yang keras.


Batu besar di tengah pantai itulah yang disebut Watu Lumbung


Di balik 'mulut gua' ini, ombaknya gedhe, aku sampe keciprat2



Sore-sore seru!!

Memang bagus dan masih sangat sepi pantainya. Pemandangannya bukanlah hamparan pasir putih, tapi hamparan batu2 dan karang2 serta bukit2yang mengapitnya. Suatu suasana pantai yang berbeda, pemandangan yang berbeda, dan pengalaman yang berbeda juga tentunya. Karena sudah sore, langit juga agak mendung, jadinya warna air lautpun juga nggak biru cerah. Mungkin kalau pas siang tadi dengan kondisi langit yang cerah, pemandanganpun aku yakin akan semakin bagus.


Sebenarnya masih ingin santai dan berlama-lama dulu di sini, tetapi karena sudah jam 4 sore lebih, takut kemaleman dan macet juga, kita nggak bisa berlama-lama di sini, dan harus pulang. Karena tadi ke sini nya kita turun bukit, tentu pas baliknya adalah kebalikannya. Naik bukit. huh,hah,, persis naik gunung lah. Dengan kondisi agak teburu-buru, jalannya cepet, nanjak banget pula, jadilah ngos-ngosan. Beberapa kali istirahat sebentar. Tapi untungnya cuma bukit kecil, bukan gunung besar yang biasa kita daki. Jadi ya cuma beberapa menit aja udah nyampe atas. kitapun menuju tempat kita parkir motor tadi. Akhirnyaa,, kita bisa lanjutin pulang ke jogja, dan masih harus menempuh perjalanan kurleb 3 jam lamanya.. Semoga lancar dan nggak macet. sudah capek banget. Tapi puass Alhamdulillah. Sekali perjalanan dua tiga pantai terlampaui. :D

Keluar dari pantai ini, kita melewati jalan cor blok yang panjang. Kita nggak lewat jalan masuk Wediombo, tapi jalan lain yang jalanannya cor blok melewati sawah ladang dan perkampungan penduduk. Yang nanti akan ketemu jalan dan sebelum masukTPR Wediombo. Sebelum melewati perkampungan, jalanan ini diapit oleh bukit dan sawah ladang yang luas dan panjang. Saat kita melewati jalan ini, yaitu sekitar jam setengah 5 sore, banyak sekali penduduk yang berbondong-bondong jalan kaki pulang dari sawah dan ladang. Tua muda, laki-laki perempuan, iya mereka berjalan kaki, bukan naik motor. Hanya satu dua orang yang naik motor. Benar-benar merasakan suasana pedesaan yang sederhana, dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Berangkat dan pulang dengan berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh (karena letak persawahan dengan pemukiman lumayan jauh), berbondong2 bersama saudara dan tetangga, saling bercanda dan bercengkerama untuk mengurangi rasa lelah. Sungguh pemandangan yang sudah sangat langka, bahkan di kampung halamanku sendiri yang notabene masih pedesaan. Nggak tahu, berapa lama lagi pemandangan seperti ini akan bertahan.




Inilah potret yang saya jumpai ketika melewati jalanan ini. kanan kiri jalan ini ladang, bukit dan sawah juga, masih jauh dari pemukiman penduduk. Dan ini hanya sebagian kecil dari orang2 yang saya jumpai.

Perjalanan pulang lumayan lancar, jalanan nggak begitu macet. Polisi sudah bersiaga, sudah mengantisipasi dengan ada perubahan jalur di beberapa perempatan yang sekiranya bakal macet panjang. Macet  lumayan panjang justru terjadi di daerah Patuk, area dekat bukit bintang, dan tentu saja di jalan Wonosari Piyungan Bantul. Polisinya tidak sesiaga polisi di Gunung Kidul, bahkan nggak terlihat ada polisi yang bertugas mengatur lalu lintas di sini. Padahal ini kan libur panjang, sudah pasti jalanan di sini macet, karena ini jalur utama dari kota Jogja menuju Gunung Kidul. Kenapa nggak ada antisipasi? Mungkin karena sudah dianggap biasa, bahwa libur panjang identik dengan jalanan macet, Jadi pikirnya, pengguna jalan pasti akan maklum kalau jalanan macet banget. 'Maklum, libur panjang, wajar kalau jalanan macet'. Jadi ngapain susah2 ngatur jalan, ngatur traffic light, pemindahan jalur segala.. :P


Cukup Sekian dulu yaa..

Selamat bekerja, selamat berkarya semuanya... :D

Komentar

Postingan Populer