APA DAN BAGAIMANA HOME EDUCATION*

πŸ“š *Resume Kulwapp Ⓜatrikulasi#5 HEbAT Community* πŸ“š

*Materi Pokok* 1⃣
🏑 *APA DAN BAGAIMANA HOME EDUCATION* 🏑

SME :
πŸ‘€ *Ustadz Harry Santosa*

Host : Bunda Erli
Admin : Bunda Rima
Relayer : Bunda Antik
Notulis : Ayah Eko
===================
☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘

#Materi Pokok 1

🏑  "Apa dan Bagaimana Home Education" 🏑

Narasumber :
πŸ’¬ Ust.Harry Santosa
πŸ’¬Ibu Septi Peni Wulandani
----------------------------

Bagian 1
πŸ’– Home Education
(Pendidikan berbasis Rumah)

Peradaban sesungguhnya berawal dari sebuah rumah, dari sebuah keluarga. Home Education itu sifat wajib bagi kita yang berperan sebagai penjaga amanah. Karena sesungguhnya HE itu adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i yang harus dilaksanakan oleh setiap orang tua yang dipercaya menjaga amanah-Nya.

Jadi tidak ada yang “LUAR BIASA” yang akan kita kerjakan di HE. Kita hanya akan melakukan yang “SEMESTINYA” orangtua lakukan. Maka syarat pertama adalah “dilarang minder” ketika pilihan kita berbeda dengan yang lain. Karena kita sedang menjalankan “misi hidup” dari Sang Maha Guru.


➡Home Education dimulai dari proses seleksi calon ayah/ibu yang tepat untuk anak-anak kita, karena hak anak yang pertama adalah mendapatkan ayah dan ibu yang baik.
➡ Setelah itu kemudian dilanjutkan mulai dari proses terjadinya anak-anak di dalam rahim ibu, sampai dia lahir.
➡Tahap berikutnya dari usia 0-7 tahun
➡ Tahap usia 8-14 tahun,
➡ Pada usia 14 tahun keatas kita sudah mempunyai anak yang aqil baligh secara bersamaan.

Home Education sebagai orang tua dan untuk anak nyaris selesai di usia 14 th ke atas. Orang tua berubah fungsi menjadi coach anak dan mengantar anak menjadi dewasa, delivery method HE pun sudah jauh berbeda.

Kita dipercaya sebagai penjaga amanah-Nya, SEMESTINYA, kita menjaganya dengan ilmu, sehingga orang tua yang belajar khusus untuk mendidik anaknya seharusnya merupakan hal yang BIASA, namun sekarang menjadi hal yang LUAR BIASA karena tidak banyak orang tua yang mau melakukannya.

πŸ’•Hal-hal yang SEMESTINYA orang tua lakukan :
Mendidik
Mendengarkan
Menyanyangi
Melayani (pada usia 0-7 thn)
Memberi rasa aman & nyaman
Menjaga dari hal-hal yang merusak jiwa dan fisiknya
Memberi contoh dan keteladanan
Bermain
Berkomunikasi dengan baik sesuai dengan  usia anak

Bagian 2
πŸ’– “OUTSIDE IN“ vs “INSIDE OUT”

Tugas mendidik bukan menjejali  atau \“OUTSIDE IN“, tetapi “INSIDE OUT”,  yaitu menemani anak-anak menggali dan menemukan fitrah-fitrah baiknya sehingga mereka menjadi manusia seutuhnya (insan kamil) tepat ketika mencapai usia aqil baligh. Satu-satunya lembaga yang tahu betul anak-anak kita, mampu telaten dan penuh cinta hanyalah rumah, dimana amanah mendidik adalah peran utama ayah bundanya.

Anak lahir ke muka bumi membawa fitrahnya, sehingga perlu pendidikan yang mengeluarkan fitrah anak tersebut.

⭐Fitrah Kesucian.
Inilah yang menjelaskan mengapa tiap manusia mengenal dan mengakui adanya Tuhan, memerlukan Tuhan, sehingga manusia memiliki sifat mencintai kebenaran, keadilan, kesucian, dan malu terhadap dosa.
⭐Fitrah Belajar.
Tidak satupun manusia yang tidak menyukai belajar, kecuali salah ajar. Khalifah di muka bumi tentunya seorang pembelajar tangguh sejati.
⭐ Fitrah Bakat.
Ini terkait misi penciptaan spesifik atau peran spesifik khilafah atau peradaban, sehingga setiap anak yang lahir ke muka bumi ini pasti memiliki bakat yang berbeda-beda.
⭐ Fitrah Perkembangan.
Setiap manusia memiliki tahapan perkembangan hidup yang spesifik dan memerlukan pendidikan yang sesuai dengan tahapannya, karena perkembangan fisik dan psikologis anak bertahap mengikuti pertambahan usianya. Misalnya, Allah tidak memerintahkan untuk mengajarkan shalat sejak dini, tetapi ajarkan shalat jika mencapai usia 7 tahun. Pembiasaan boleh dilakukan tapi tetap harus didorong oleh dorongan penghayatan aqidah berupa cinta kepada Allah dari dalam diri anak.

🌎 Pendidikan Berbasis Shiroh

Kita perlu mengkaji lebih dalam pendidikan yang dialami oleh Rasulullah dari lahir sampai dewasa, sebagai contoh pendidikan untuk anak-anak nanti. PENDIDIKAN dan PERSEKOLAHAN adalah 2 hal yang berbeda. Bukan sekolah atau tidak sekolah yang ditekankan, tetapi bagaimana pendidikan yang sesuai dengan fitrah anak sehingga potensi alamiah anak dapat dikembangkan, karena setiap anak memiliki potensi yang merupakan panggilan hidupnya.


🌎 Pendidikan Berbasis Potensi & Akhlak

Yang dimaksud disini adalah yang terkait dengan performance (kinerja). Dimulai dengan mengenal sifat bawaan atau istilah Abah Rama dengan Personality Productive yang kemudian menjadi aktivitas dan performance, lalu  menjadi karir dan peran peradaban yang merupakan panggilan, akhirnya menentukan destiny. Jadi pengembangan potensi berkaitan dengan performansi, namun performansi memerlukan nilai-nilai yang disebut sebagai akhlak dan moral karakter.

Dalam mengembangkan bakatnya, anak-anak perlu diingatkan dan diteladankan dengan nilai-nilai dalam keyakinannya (Al Islam) agar perannya bermanfaat dan rahmat atau menjadi akhlak mulia.

Setiap keluarga memiliki kemerdekaan untuk menentukan dan mengejar mimpinya, termasuk dalam hal pendidikan.

"Semangat belajar & bertumbuh bersama, saling menginspirasi dalam kebaikan"

Disusun Oleh:
 Tim Fasilitator Nasional HEbAT Community


☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘🌹☘
*Tanya Jawab*

*1⃣ Meng-Istimewakan HE*

*Bunda Nira - Bandung*

1. Kalau mengutip pernyataan di atas

_"Dalam menjalankan HE sebenarnya biasa namun kini menjadi luarbiasa,"_

barangkali ini jika dipandang dari fenomena hari ini mungkin ya.

Nah apakah boleh jika kita malah menspesialkan dan atau menganggap luarbiasa HE yg kita jalankan untuk menumbuhkan rasa berharga dalam membersamai anak-anak kita?

Sehingga tugas mendidik bukan menjadi hal yang biasa, tapi luarbiasa sehingga dengan keluarbiasaan ini kitapun berupaya untuk menjemput ilmu yang luarbiasa pula dari orang-orang luarbiasa yg Allah kirimkan sebagai guru kehidupan di masa kini.

Silakan ustadz....πŸ™πŸ»πŸ˜Š

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

1⃣ bunda Nira yang baik di Bandung,

Dalam perspektif sesuatu yang alami, HE bukanlah hal yang luarbiasa, namun dalam perspektif tugas atau misi, tentu saja HE adalah karunia yang luar biasa atau istimewa. Inilah mengapa pernikahan disebut sebagai peristiwa besar peradaban, krn di dalam pernikahan ada tugas atau peran luarbiasa yaitu mendidik generasi peradaban dan mengantarkannya kpd peran peran peradaban istimewa terbaik dengan adab mulia. Sesungguhnya dari rumahlah, baik dan buruk peradaban dimulai. ✅

*2⃣ Menumbuhkan Rasa PD dalam ber-HE*

*Bunda Yuthia - Sumbar*
*Bunda Okta - Malang*

❓Pertanyaan :

1. Syarat 1 HE adalah _"dilarang minder"_.
Bagaimana cara supaya tidak minder?

Cakupan _"minder"_ saya disini bukan sekedar ketika pilihan kita berbeda dengan yg lain, tapi minder karena :
1. Merasa kurang mampu untuk melakukan yg *"SEMESTINYA"*.
2. Emosi dan amarah yg masih kurang terkontrol dalam mendidik anak.
3. Masalah keteladanan yg masih kurang.
4. Masalah kebiasaan yg sudah melekat karena pendidikan masa lalu orang tua kita yg secara tidak langsung juga diterapkan dalam mendidik anak-anak.

Saya tetap berusaha untuk belajar dan berubah ke yg lebih baik dalam mendidik anak-anak, tapi saya takut dalam saya berproses, saya menciderai fitrah anak.

2. Kesadaran diri yang tumbuh ketika kita dewasa itu hasil dari pemantapan Fitrah yang mana?

Karena sewaktu kecil orang tua saya tidak pernah mendampingi saya (saya bungsu dari 7 bersaudara), saya anak _culculan_ (lepasan) istilahnya tapi naluri saya yg mengatakan ini baik dan itu buruk, hingga dewasa paham tentang hablumminallah dan hablumminannas

Tapi saat ini saya agak kesulitan dalam mendampingi anak-anak saya sendiri terutama si sulung karena nalurinya belum tumbuh seiring usianya, saya harus mengingatkan dan mengingatkan.

Mohon penjelasannya.
Terimakasih

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

2⃣Bunda Yuthia dan bunda Okta yang baik, Ada beberapa kaidah yang kita pahami bersama dalam menjalankan HE

1. Allah tdk akan memanggil mereka yg mampu, tetapi *Allah akan memampukan mereka yg terpanggil*.

2. Raise your Child, Raise your Self. Tumbuhkanlah fitrah ananda, maka fitrahmu akan juga tumbuh.

3. Banyaklah bersyukur atas fitrah diri dan fitrah anak2, Allah akan curahkan banyak hikmah.

4. Tetaplah rileks dan optimis. Ahli parenting terbaik utk anak anaknya adalah orangtuanya.

5. Yakinlah bahwa setiap anak punya peran istimewa di masa depan.

Kesadaran yang tumbuh itu bisa karena berasal dari fitrah keimanan karena menyadari kewajiban dakwah, bisa pula dari fitrah seksualitas sebagai seorang ibu atau ayah, bisa juga karena fitrah belajar yang menggebu dsbnya.
Tetapi perlu diingat bahwa fitrah adalah jalan sukses, tahapan dan metodenya adalah cara sukses, namun doa adalah kunci suksesnya.



❓Pertanyaan :

3⃣ *Tahapan HE sesuai Fitrah dan Siroh*

*Asep Sumarna - Bekasi*
*Arif - Bandung*
*Gita - Depok*
*Pandji - Depok*
*Rini - Jember*
*Mira - Bandung*
*Wahid - surabaya*
*Ayunda - Malang*
*Rizky - Jakarta*

1. Didalam materi disampaikan bahwa tahap perkembangan itu dari 0-7 lalu 8-14. Tapi di penjelasan tentang fitrah perkembangan dikatakan bahwa anak mulai diperintahkan sholat pada usia 7 tahun. Saya menangkapnya seperti 7 tahun ini adalah tahapan kedua. Jadi berdasarkan penjelasan tentang fitrah perkembangan, yang saya tangkap perkembangannya 0-6 baru usia 7.
Mohon pencerahannya.

2. Saya ingin memastikan bahwa saya dan istri tidak salah dalam mendidik anak. Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah mendidik anak dgn benar? Apakah ada indikator2 pencapaian yg bisa dievaluasi utk setiap tahap perkembangan anak? Contoh: 0 - 7 tahun, sudah harus bisa .....
Karena menurut saya, kalo telat menyadari kalo ada keaalahan pendidikan, akan susah memperbaikinya

3. Assalamualaykums warrohmatullohi wabarokatuh izin bertanya, saya Gita ibu dari 2 anak usia 6 dan 4 tahun. Tahapan pendidikan sesuai siroh apa saja?

4. apakah 4 fitrah itu akan muncul bersamaan atau satu2?, mohon pnjelasannya, terima kasih

5. Assalamualaikum Ustadz...
Ingin bertanya ya...
Kapan atau pada usia berapa fitrah2 anak yg disebutkan diatas akan muncul atau terlihat?
Fitrah tersebut akan mulai terlihat dg sendirinya atau para orang tua yg mengasah hingga fitrah itu terlihat atau muncul bunda
Jazakalloh khoir UstadzπŸ˜ƒπŸ™πŸ»

6. "Anak lahir ke muka bumi membawa fitrahnya, sehingga perlu pendidikan yang mengeluarkan fitrah anak tersebut." Bagaimana cara kita mengukurnya ya Ustadz...Untuk memastikan bahwa apa yang kita lakukan sesuai syari'at..

7. Assalamu'alaikum...
Materi pembelajaran anak pada usia 0-7 tahun apa saja? (Al-Quran, akhlak, tauhid, membaca??) Kemudian bagaimana cara pembelajarannya?

8. Penerapan pendidikan anak usia 0-3 tahun di dalam rumah seperti apa? Apa para orang tua khususnya ibu (yang mungkin memiliki waktu lebih banyak dengan anak) menerapkan pendidikan seperti pendidikan di sekolah dalam artian tiap hari dengan batas jam maximal belajar dan pelajaran yang ingin disampaikan pada anak atau seperti apa?
Terimakasih.

9. Kami memiliki 2 Putri 3,7 tahun dan 14 bulan. Yang ingin kami tanyakan bagaimana mengkombinasikan pendidikan berbasis siroh Nabi dan berbasis akhlak Dan fitrah agar berkesinambungan di setiap jenjang usia ?

Terimakasih banyak atas kesempatannya πŸ™πŸ»

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

3⃣ Ayah Bunda yang baik,

1. Fitrah perkembangan yang benar memang 0-6 tahun, karena usia 7 tahun sudah masuk pada tahap berikutnya karena ada perintah sholat. Tahap berikutnya adalah 7-10 tahun, karena di usia 10 kamar dipisah dan boleh "dipukul" (bukan hukuman) jika meninggalkan sholat. Tahap berikutnya, bisa 10-14 tahun atau 11-14 tahun, karena usia 15 tahun sudah dianggap AqilBaligh atau Mukalaf atau setara orangtua dalam tanggungjawab mengemban syariah.

2. Indikator untuk tiap fitrah dan tiap tahapan berbeda. Ukurannya kualitatif dan subyektif pengamatan orangtua. Tetapi secara umum, tahap 0-6 tahun adalah tahap penguatan konsepsi melalui imaji imaji positif yg memunculkan ghairah kecintaan.
Misalnya fitrah keimanan, jika ananda terlihat sudah antusias dan penuh cinta kepada Allah, RasulNya dan Islam atau alQuran ini sudah bagus. ADAB seperti sholat pada tahap ini ukurannya bukan tertib waktu, tertib bacaan atau gerakan, tetapi antusias ketika menyambut adzan, gairah bergerak sholat atau ke masjid walau bermain dan tdk tuntas, gairah pd kebaikan dll
Misalnya fitrah bakat, jika ananda sudah bisa diobservasi sifat uniknya, dihargai keunikannya dan tdk dibenturkan dengan akhlak, ini sudah bagus
Misalnya fitrah belajar, jika ananda sudah suka buku, suka bergerak di alam, terawat curiositynya dll ini sudah bagus.
3. 0-2 tahun karena ada menyusui. Nabi SAW menjalani fase ini dengan tuntas

 ➡ 3-6 tahun, karena ada perintah sholat ketika usia 7 tahun

 ➡ 7-10 tahun, karena ada perintah utk memisahkan kamar dan memukul bila tdk sholat (fitrah keimanan dan fitrah seksualitas secara potensi sudah selesai)

 ➡ 11-14 tahun, karena usia 15 tahun disepakati ulama, sebagai batas anak dan batas dewasa (aqilbaligh). Izin berperang dan menikah juga kewajiban syariah dalam Islam dimulai usia 15 tahun

4. Fitrah itu tumbuh beriringan, sepanjang tidak ada intervensi apapun atau yang menciderainya. Setiap fitrah berujung kepada peran. Namun ada tahap usia tertentu dimana fitrah tertentu mengalami puncaknya, misalnya fitrah keimanan, justru masa emasnya ada di usia 0-6 tahun, sementara fitrah belajar dan bernalar, masa emasnya di usia 7-10 tahun, fitrah bakat bahkan di tahap usia 11-14 tahun dsbnya.

5. Fitrah itu terlihat dengan sendirinya namun perlu interaksi dengan orangtua, alam, kehidupan, Kitabullah sesuai tahapannya agar tumbuh baik. Misalnya fitrah keimanan, ini sudah diinstal di alam rahim (QS 7:172) namun memerlukan penguatan melalui kehadiran orangtua. Begitu pula fitrah bahasa, sdh diinstal, namun dikuatkan dengan bahasa ibu dsbnya.
Usia 0-6 tahun adalah tahap penguatan konsepsi dengan penuh cinta.

Usia 7-10 tahun adalah tahap penyadaran potensi dengan aktifitas.

Usia 11-14 tahun adalah tahap pengokohan eksistensi dengan ujian dan tanggungjawab

Itulah peran orangtua membersamai ananda, namun tidak banyak intervensi dan obsesi.

6. Secara umum, syariat Islam sudah memberi tahapannya, misalnya perintahkan sholat anak ketika berusia 7 tahun. Apa maknanya? Kita berupaya agar sebelum masa 7 tahun, fitrah keimanan ananda muncul (inside out) berupa gairah mencintai kebenaran termasuk sholat. Gunakan akal, nurani, firasat dan bagian fitrah mendidik orangtua dsbnya untuk menemukan caranya, krn tiap anak adalah manusia yang punya keunikan. Karenanya mendidik mirip berdakwah, perlu menyentuh dan memahami jiwa ananda.
Misalnya, pisahkan kamar dan pukulah ketika meninggalkan sholat di usia 10 tahun. Apa maknanya? Upayakan, antara usia 7-10 tahun fitrah keimanan tumbuh baik, dari sekedar kecintaan kepada Allah kpd potensi ketaatan. Bagaimana caranya? Gunakan nurani, firasat, fitrah mendidik dan doa kpd Allah agar diberikan jalan dan cara terbaik.

7. Dalam konsep fitrah, kita tidak membahas materi atau konten, karena dalam mendidik ukurannya bukan jumlah materi atau konten yang harus dikuasai, tetapi gairah ananda utk mencintai alQuran, mencintai belajar dan ilmu, mengenal dirinya dengan sebaik baiknya, tumbuh semua fitrah sesuai tahapan usianya. Silahkan tentukan materi yang sesuai. Anak yg fitrah imannya tumbuh paripurna, mencintai Allah, mencintai Rasulullah SAW dan mencintai alQuran akan mendalami dan mengamalkan alQuran dan ilmu2 keIslaman sepanjang hidupnya.

8. Ada 7 hal penting pendidikan usia dini (0-6 tahun), yaitu

- gairahkan cintanya pada Allah, berikan lingkungan yg hanif

- puaskan ego sentris dan beri kesempatan berkembang sifat uniknya,

- kembangkan kepemimpinan (executive funtioning) dengan memelihara hewan atau tumbuhan,

- belajar di alam terbuka dengan menyentuh, memegang, bergerak dstnya,

- bahasa ibu (mother tongue) sehingga utuh melalui komunikasi dan membacakan bacaan bersastra baik,

- kelekatan ayah dan bunda secara utuh dan seimbang,

- rawat fisik yang baik dengan mempertahankam pola tidur, pola makan, pola kebersihan yg alami.

9. Dalam Islam, ada 2 tema besar dalam mendidik yaitu *Fitrah dan Adab/Akhlak*
Fitrah dirawat dan ditumbuhkan (tarbiyah)
Adab/Akhlak ditanamkan atau dibentuk (ta'dib)
Keduanya tidak boleh dibenturkan dan punya proporsi untuk tiap tahapan usia.
Fitrah Manusia adalah kesiapan untuk menerima Syariah atau Adab atau Nilai2 alQuran, karenanya Ibnu Taymiyah menyebut Kitabullah dengan Fitrah Munazalah, karena antara fitrah dan adab sejatinya kompatibel. Karenanya pahami tahapan mendidik fitrah dan adab serta proporsiinya agar tidak dibenturkan.✅

4⃣ *Terlambat Mengenal HE*

*Dwi raisnawati - Tangerang*
*Adek - Tangerang*
*Mera Jakarta*
*Suryawati - Bogor*
*Desna-Riau*
*Bunda Putri*
*Lilis Bandung*
*Ganda - Mataram*
*Dwi Yuniati - Mataram*

❓Pertanyaan :

Assalamu'alaikum...

1. Saya dwi raisnawati (bunda zahra 8th dan athar 3th) - Tangerang..
Langkah awal apa yang harus dilakukan dalam memulai HE karena tahapan yg pertama (memilih pasangan yang tepat) dan kedua (masa mengandung) sudah jauh terlewat?

2. Assalamualaikum
Saya ibu dari 2 anak yang berusian 6,7 bulan dan 3,7 bulan
Bagaimana tahapan awal nya dalam melakukan HE?  Karena mungkin saya dalam mendidik anak terdapat  kesalahan, jadi saya ingin memperbaiki nya..

3. Assalamualaykum saya mau tanya jika anak sudah usia 10 thn dan saya baru tau HE,berarti ada tahap ( memilih pasangan di usia 0-7 thn) yg terlewati. Apa yg sebaiknya saya lakukan?

4. Bagaimana halnya jika pendidikan di rumah tidak maksimal sampai usia aqil baligh (14 tahun), sejak kecil punya sifat bawaan yang baik kemudian dikondisikan berada pada lingkungan yang baik misal memilihkan sekolah yang baik, bahkan diikutkan program tahfidz.
Nah, bagaimana "menebus" kelalaian dan kesalahan ortu karena minimnya ilmu agar anak ketika memasuki usia aqil baligh bisa berkembang sesuai fitrahnya?
Jazakillah khair...

5. Assalamualaikum bu Rima
Saya Desna dari Riau,
Saya mau tanya bagaimana jika anak2 sudah besar sementara waktu kecil saya menyerahkan pendidikanya ke sekolah yg berbasis islam saja. Ini terjadi krn ketidak tau an saya.
Adakah cara2 yg bisa saya tempuh untuk mengejar ketertinggalan saya?

6. Mau bertanya, sebenarnya bingung mau mulai dr mana,Krn anak ke-2 saya sudah usia 12 th dan 9 th, bagaimana kami bs memulai HE Krn suami dan kakek nya ingin agar lepas SD anak sy masuk pesantren sementara saya ingin  menyempurnakan pendampingan s.d usia 15 tahun, saya ingin mengejar ketertinggalan dalam mendidik fitrah anak2 ?

7. Disebutkan bahwa setiap anak punya fitrah belajar, nah bagaimana kalau sudah  terlanjur anak sudah usia 9 tahun misalnya dan selama 0-9 tahun kita sudah terlanjur menjejalinya (outside in) sehingga dia sudah terlanjur gak suka belajar...dia harus kita suruh untuk belajar. Bagaimana untuk me-reset ulang itu.
Terimakasih.

8. Bagaimana cara menumbuhkan fitrah fitrah anak ketika sudah mengalami pola asuh yg salah?

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

4⃣ Ayah Bunda yang baik,
Tiada kata terlambat ya, sepanjang ruh masih ada di jasad. Selalu ada kesempatan utk mengembalikan fitrah kita sbg orangtua maupun fitrah anak anak kita yg terlewat bahkan cidera.
Bukankah Islam mengenal Iedul Fitri, yaitu kembali ke fitrah, setiap tahun sekali, setelah melalui bulan pembakaran bernama Ramadhan, yang menjungkirbalikkan semua kebiasaan buruk  kecanduan yang melenakan dan obsesi yang menyengsarakan.
Begitupula, dalam kehidupan kita, kembali ke fitrah diri maupun mengembalikan fitrah anak anak kita selalu terbuka luas.
Maka mulailah dengan Tazkiyatun Nafs, agar ruh dan hati kita menjadi bercahaya kembali.
Mulailah memetakan fitrah ananda, mana yang sudah tumbuh baik dan mana yang nampak belum tumbuh baik atau menyimpang atau cidera. Fitrah yang tak tumbuh sangat mudah melihatnya, misalnya fitrah keimanan akan nampak pada tidak bergairah sholat, atau sholat tapi mekanistik dan robotik. Misalnya fitrah bakat, akan nampak pada tidak punya aktifitas atau sesuatu yang produktif dilakukan, galau karena tdk mengenal dirinya dsbnya.
Ulangi semua proses penumbuhan fitrah sesuai framework, misalnya anak usia 11 tahun masih malas sholat, maka ada masalah pada konsepsi keimanannya, dia butuh penguatan konsepsi ttg Allah, ttg Rasulullah SAW dstnya sebagaimana ketika usia 0-6 tahun, namun tentu dengan keteladanan dan suasana keshalihan yang lebih intensif, misalnya di homestay kan di keluarga shaleh selama beberapa waktu dsbnya.
Misalnya anak usia 15 tahun masih galau perannya dalam kehidupan, maka dia butuh penguatan konsepsi keunikan dirinya atau fitrah bakatnya, dengan menelusuri sifat2 unik kemudian menemukan aktifitas yang relevan dgn sifat unik tsb.
Misalnya anak usia 10 tahun masih tidak bergairah belajar apalagi berinovasi  maka dia butuh penguatan konsepsinya ttg indahnya belajar dan bernalar, melalui inspirasi hebat dan idea menantang pada club atau sanggar belaajr sesuai minatnya atau sesuai bakatnya.

HE ini adalah kewajiban para orangtua sampai anak masuk aqilbaligh di usia 15 tahun, sosok ayah ibu tidak boleh hilang sepanjang masa mendidik ini, maka jika terpaksa dikirim ke pondok sebelum aqilbaligh usia 15 tahun maka upayakan bukan boarding, tetapi homestay. ✅

5⃣ *HE vs Social Environtment*

*Nafilah - Surabaya*
*Yoshe-Pekanbaru*
*Echi-Lampung*

1. Banyak yg bilang kl HE membuat anak sulit/kurang bersosialisasi,apakah memang benar seperti itu??
Dan kira2 apa saja yg harus orang tua yg memilih HE agar anak2 bisa tetap bersosialisasi dg baik?

2. Assalamualaikum.
Jika dalam satu rumah, anak tidak tinggal hanya dengan orang tua saja. Tapi juga ada orang lain. Si ibu misalnya melarang minum es, tapi ternyata tanpa sepengetahuan ibu mereka memberi es pada anak. Bahkan mungkin ayahnya sendiri pun begitu. Padahal sudah dikomunikasikan sebelumnya. Jika di protes, lantas mereka bilang "gpp, dikit aja". Bagaimana ya menyikapinya?

3. Assalamualaikum... saya kan punya anak dibawah usia 7 th 2 org.. kakak 4,8bln dan adik 2 th.. keduanya masih di fase egosentris. kalau rebutan perihal apa saja,biasanya si adik pergi sambil menangis,seperti mengadu ke saya. jika begini,saya mesti bawa adik ke hadapan kakaknya untuk memberi tahu keadaan yg semestinya,yaitu mana hak masing-masing atau adik dipisahkan dlu sampai reda nangisnya?
 dan jika sikap mempertahankan hak ini dilakukan diluar rumah (misal saudara), dan mereka mengkritik sikap anak,padahal sudah saya berikan sedikit penjelasan ke mereka,apa harus memperbaiki sikap anak di hadapan keluarga besar? contoh real nya gini, waktu lebaran saya dan anak-anak silaturahim ke rumah bibi, lalu anak saya duduk di sofa. tiba-tiba bibi saya duduk juga disitu dan menyuruh anak saya untuk pindah. anak saya tidak mau dan ngotot ingin duduk disitu sambil bilang dengan teriak-teriak (sudah mulai marah), bahwa dia yg duluan disitu. jadi nenek aja yang pindah katanya. nah sikap itu yg dikritik bibi saya bahwa itu gak baik,nanti gak mau berbagi sama org lain.,dibilang juga gak hormat sama org tua. 😒 nah,jika terjadi begitu apa saya harus bilang ke anak bahwa peraturan siapa yg duluan adalah yg berhak hanya berlaku dirumah kita atau dibiarkan saja?

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

5⃣ Ayah Bunda yang baik,
Sosialisasi ada 3 tahapan, pada usia 0-6 tahun, sosialisasi terbaik adalah dengan orangtua di rumah atau di masa lalu meliputi keluarga besar yaitu kakek, nenek, paman, bibi dstnya. Pada usia 7-10 tahun, sosialisasi pada lingkungan terdekat seperti lingkungan tetangga, lingkungan masjid, komunitas terbatas dll. Usia 11-14 tahun dstnya mulai kepada lingkungan yang lebih luas.
Namun perlu dicatat bahwa dalam HE bersosial itu vertikal, jadi tidak ada segregasi usia atau pembatasan usia. Inilah mengapa banyak sekolah modern yang menggunakan "multi age class" bukan "single age class". Karena sosialisasi terburuk adalah mengumpulkan anak bersama teman seumuran seharian.

Oleh karena HE ini melibatkan semua anggota keluarga, maka perlu ada kesamaan Misi Keluarga atau Misi Pendidikan Keluarga, misalnya disepakati bahwa pendidikan keluarga berbasis kepada fitrah anak dan adab Islam, sehingga semua bekerjasama menumbuhkan fitrah dan menanamkan adab, sesuai tahapan perkembangannya, serta tidak membenturkannya. Selama misi pendidikan keluarga belum disepakati, sebaik apapun komunikasi, maka tidak akan efektif, karena semua bermula dari kejelasan dan kesepakatan misi mendidik. Hendaknya ayah bunda, meluangkan waktu utk merenung dan menuliskan kembali misi keluarga dan misi dan tujuan mendidik anak anaknya.

Pada tataran teknis, bersosial di rumah, walau penting, tidak seindah yang dibayangkan. Tetapi pada usia tertentu, misalnya tahap 0-6 tahun harus melihat dari sisi pertumbuhan fitrah dan tidak membenturkan dengan adab. Kita sering tergesa membenturkan perkembangan fitrah dengan adab, sehingga banyak menciderai fitrah ananda. Umumnya kita lebih mementingkan perasaan oranglain daripada perasaan anak kita, sehingga ikut2an memaksa anak yang masih di bawah 7 tahun utk beradab. Sudah banyak kasus, anak yang dipaksa beradab sebelum waktunya malah akan menjadi biadab.
Dalam lingkungan sosial yang tdk memahami fitrah anak, kita sebaiknya konsisten untuk tdk menciderai fitrah anak. Anak memang tidak akan mau dipaksa berbagi ketika sedang tidak mau. Aturan manapun tak akan diterima anak usia di bawah 7 tahun pada saat ego nya sedang puncak.  Temukan saja cara2 jitu, misalnya mengalihkan perhatian atau memindahkan kursi beserta anaknya dan mengganti kursi baru dsbnya. Intinya keep konsisten. Tetapi bacakan kisah indahnya berbagi ketika egonya reda, teladankan indahnya berbagi dgn mengajak makan bareng dan bagi2 hadiah di panti asuhan dsbnya ✅

6⃣ *HE VS Sekolah*

Mesa & Rachmad- Jombang
Ayah Suhud

1. Dalam HE, saat memilih sekolah, sebaiknya kita pilih sekolah yang bisa diajak kerjasama, selaras dengan visi misi keluarga sehingga pendidikan keluarga dengan pembelajaran di sekolah dapat berjalan beriringan. Lalu bagaimana jika di daerah tempat tinggal saat ini belum didapatkan sekolah demikian?

2. Berapa usia minimal anak masuk ke sistem persekolahan? Saya pernah membaca menurut YKBH, minimal usia 5 tahun. Bagaimana secara HE?

3. Kalau HE ini apakah anak betul2 tidak Sekolah di Sekolah umum,
Lalu bagaimana dengan kebutuhan materi2 seperti di Sekolah umum yg dibutuhkan anak?

πŸ‘³πŸ» *Ust. Harry*

6⃣AyahBunda yang baik,

Sebenarnya HE tidak mempermasalahkan anak bersekolah atau tidak, namun proporsi sekolah harus dikembalikan sebagaimana mestinya. Sekolah pada awalnya berasal dari kata Sokole atau Skolae yang artinya "waktu luang". Jadi di masa lalu, sekolah hanyalah pengisi waktu luang setelah dididik di rumah. Namun sejak era industri, sekolah justru mengambil begitu banyak porsi mendidik orangtua, dan makin lama peran mendidik orangtua semakin tergerus sehingga kehilangan fitrah mendidiknya sbg orangtua.

Dalam pandangan HE, pendidikan yang utama adalah di rumah, sekolah hanyalah opsi semata apabila mendukung HE.

Tidak perlu khawatir kita harus mengajarkan anak ini dan itu, karena HE tidak memindahkan sekolah ke rumah. Hari ini pengetahuan bisa diperoleh dari manapun, orangtua bisa meracik kebutuhan pengetahuannya, maka sepanjang fitrah belajar dan bernalar tumbuh hebat ananda akan bergairah belajar apapun, kapanpun dan dimanapun.

Maka tugas kita adalah "dont too much teaching" tetapi banyaklah menginspirasi hebat dan memberi idea menantang agar curiosity dan antusias belajar terus tumbuh. Anak yang fitrah belajar dan bernalarnya tumbuh paripurna akan belajar sepanjang hidupnya, tetapi anak yang banyak diajarkan akan selallu meminta diajarkan dan berhenti belajar jika tdk diajarkan.

Sebuah buku berjudul "better late than early" memaparkan bahwa anak yang lebih lambat dimasukkan ke sekolah ternyata lebih bagus gairah belajarnya, kemampuan mengikat maknanya  juga lebih hebat kemampuan abstraksi dan imajinasinya dsbnya. Ini karena kebanyakan sekolah usia dini adalah formal dan fokus pd aspek kognitif, sehingga memaksa anak utk fokus pd penggunaan otak kiri dan belajar formal, yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usia dini. Buku ini menyarankan anak bersekolah usia 7-9 tahun. Tentu berlawanan dgn di Indonesia yang bangga anaknya bisa cepat sekolah, kalau perlu usia 2.5 tahun sdh bersekolah. Sudah banyak kasus dimana anak mengalami mental hectic pd usia 7 tahun ke atas apabila terlalu cepat disekolahkan, belum termasuk fitrah2 yang cidera.

Jadi baik anak bersekolah maupun homeschooling atau tidak, tidak mengurangi sedikitpun tanggungjawab dan kewajibannya untuk menjalankan HE, untuk merancang personal kurikulum tiap anaknya sesuai fitrahnya karena inilah amanah terbesar para orangtua.

Jalur karir itu tidak selalu akademis, tetapi bisa professional dan enterpreneur. Ijasah kesetaraan bisa diupayakan jika masih dibutuhkan. Hari ini sertifikasi profesi bisa menjadi pilihan, atau bisnis yang sama sekali tidak memerlukan ijasah maupun sertifikasi.✅

*7⃣ Imunitas Anak terhadap Pengaruh Negatif*

*Fitriani-Jember HC.*
*Arie - Bogor*

1. Bagaimana membentengi anak (akhlaknya) sehingga saat berada di lingkungan masyarakat dia tidak ikut hal-hal yg kita tdk inginkan.
(Misalnya lingkungan tempat tinggal dominan suka bicara dengan nadau membentak baik itu dengan teman sesamanya maupun dengan orang tua, sementara kita menganggap hak itu tdk pantas).
Terima kasih.

2. Hal2 seperti apa yg dapat merusak jiwa anak? Bagaimana cara mencegah jiwa anak rusak?

πŸ‘³πŸ» *Ust.Harry*

7⃣AyahBunda yang baik,
Seorang bijak mengatakan, "setinggi dan sekokoh apapun kita mendirikan benteng utk menghadang air bah, maka akan roboh juga. Maka ajarilah anak untuk berenang atau membuat perahunya sendiri"
Orang bijak lain mengatakan, "jadilah seperti ikan hidup di laut yang tak pernah asin walau setiap hari direndam air laut. Janganlah menjadi seperti ikan mati, yang menjadi asin hanya direndam air garam beberapa hari".

Apa maknanya? Hidupkanlah fitrah anak anak kita, maka mereka akan melayari kehidupan ini dengan sebaik baiknya. Fitrah yang hidup dinamis bagai air sungai yang mengalir, bening dan jernih, menyehatkan sekitarnya. Namun sebaliknya, fitrah yang redup ibarat sungai yang tdk mengalir, menjadi tempat sarang nyamuk dan penyakit juga sampah.

Bagaimana teknisnya agar tidak terpapar lingkungan yang buruk?
1. Usia 0-6 tahun, ini masa paling rentan, maka lingkungan sebaiknya cukup steril. Karenanya bersosialisasi terbaik adalah dengan orangtua dan keluarga dekat, dengan asumsi bhw orangtua dan keluarga terdekat mustahil merusak.
2. Usia 7-10 tahun, ini masa dimana anak dianggap sdh mulai kokoh konsepsinya ttg Allah, ttg dirinya, ttg orangtuanya, ttg alam dstnya. Mereka sdh memerlukan sosial yang lebih luas dari di rumah. Maka lingkungan yang tidak terlalu buruk, tidak mengapa, justru baik untuk menguatkan imunitas. Pastikan kedekatan ayah bunda dengan ananda, sehingga selalu menjadi rujukan dalam setiap masalah perilaku yang dipapar oleh lingkungan. Jika lingkungan amat buruk, maka wajib hijrah.
3. Usia 11-14 tahun, ini sebenarnya tahap ujian, jadi ananda perlu diuji keimanannya, bakatnya, gairah belajarnya dll dengan dibenturkan pada kehidupan nyata. Latih mereka utk banyak idea atau inovatif, kemauan menjadi da'i (penyeru kebenaran), menjadi problem solver (nadziro) sekaligus solution maker (bashiro) dalam lingkungan yang seperti apapun. Ini tahap tega dengan membenturkan pd kehidupan. Ayahlah sang raja tega, namun Bundalah sang pembasuh luka.

Sebagai catatan, 90% masalah anak sesungguhnya bukan dari luar rumah, justru dari dalam rumah. Obsesi orangtua, kecanduan menggegas dan menitipkan anak dsbnya menjadi penyebab cideranya atau menyimpangnya fitrah ananda .✅

8⃣ *Fitrah vs Adab*

*Ayunda - Malang*

Pertanyaan :
Pada usia berapa kita orang tua mengajarkan batasan2 norma pada anak? Bagaimana Penerapannya pada anak dibawah 3tahun seperti apa?

Terimakasih

πŸ‘³πŸ» *Ust.Harry*

8⃣bunda Ayunda yang baik di Malang,
Dalam bahasan Islam, norma norma itu disebut Adab, sumbernya Kitabullah, termasuk kearifan2 di dalam keluarga yang tentu tidak bertentangan dengan Kitabullah. Adab ini sering diartikan etika, disiplin, SoP dsbnya. Padahal secara makna, Adab adalah perbuatan yang berderajat dan bermartabat namun sangat terkait dengan kondisi fitrah manusia, waktu dan tempat.
Dalam proses mendidik, Adab ini bisa ada di depan, sebagai hikmah. Bisa ada di proses sebagai penyempurna. Bisa ada di akhir sebagai buah dari hasil mendidik.
Secara umum, Adab "diperintah" sejak usia 7 tahun, terkait dengan perintah Sholat, karena perintah sholat adalah Adab tertinggi. Maka semua Adab atau Norma mulai disampaikan sebagai perintah sejak usia 7 tahun, misalnya adab makan, adab belajar, adab berkunjung dsbnya. Tetapi pada tahap 7-10 sifatnya bukan perintah wajib, tetapi perintah yang memunculkan kesadaran perlunya keteraturan, adanya Zat Yang Maha Mengatur melalui logika dan nalar.
Bagaimana di bawah 7 tahun?
Adab, norma, etika di bawah 7 tahun belum diperintah, tetapi diteladankan, disuasanakan, diinspirasikan, digairahkan, diimajikan positif dstnya melalui kisah, contoh, wajah sumringah dll.
Ananda di bawah 7 tahun belum punya nalar yang cukup, mereka masih individuas belum punya tanggungjawab sosial apalagi moral, maka buatlah ananda berkesan mendalam pada norma atau adab bukan memaksanya, agar kelak ananda menyambut adab dengan suka cita.
Kebanyakan kita tergesa ingin melihat anak segera shalih, sehingga memaksakan norma atau adab, maka anak kemudian menjadi cidera fitrahnya dan membenci norma dan adab sepanjang hidupnya atau mengerjakannya dengan terpaksa ✅

9⃣ *HE untuk ABK*

*Suciani-Riau*

Di sekolah
Saya menemui beragam anak2..
Dan bahkan sekolah kami menerima anak istimewa
Nah yg ingin saya *tanyakan* πŸ™‹πŸ»
Sesuai dengan materi Matrikulasi 1
Yg menjelaskan bahwa semua anak baik
Ayah dan ibu nyalah yg telah menjadikannya ini dan ini...
Kalo dalam agama semua anak dilahirkan fitrah, orangtuanya lah yg menjadikan majusi, yahudi, dan nasrani..
 Saya ingin mendapat penjelasan
 Bagaimana dengan anak2 yg dikemudian hari diketahui ADHD, atau autis, berkebutuhan, apakah di HE, mempercayai analisa pembagian anak2?
Bagaimana mengajarkan mereka fitrah agama?
Sesuai dengan usianya..
Ataukah ada pengecualian..
Misal pada usia 7 tahun anak sudah boleh diajarkan utk shalat...jika pada usia 10 tahun juga tidak sholat boleh dilakukan sesuai anjuran nabi...
Sedangkan mereka belum utuh memahami...krn memang berbeda...
Di kelas saya ada anak yg di analisa kan oleh pakar parenting, di kota saya, bahwa di ADHD
nah, dia sangat tdk menyukai shalat berjamaah, krn lama banget...
 Sementara anak AdHD itu pembosan..

πŸ‘³πŸ» *Ust.Harry*

9⃣bunda Suciani yang baik di Riau,
Semua anak, tanpa kecuali, lahir dengan membawa fitrahnya. Fitrah sendiri artinya innate goodness atau bawaan baik, dalam bahasan lain disebut nature disposal, terkait dengan keimanan maupun kemanusiaan, yang secara alami sudah diinstal. Lebih jauh lagi, Islam menjelaskan bahwa di alam rahiem bahkan sudah diinstal tauhid Rubbubiyatullah (QS 7:172).

Dengan fitrah inilah kelak tiap anak punya peran istimewa di masa depan. Syaratnya hanya satu, yaitu diTarbiyah atau dididik dengan baik dan benar, sesuai fitrah itu sendiri termasuk tahapannya.

Jadi anak apapun, berpeluang punya peran istimewa di masa depan. Namun hal hal yang kiranya menghambat fitrah sebaiknya ditherapy dulu, misalnya kemampuan bicara (spech delay therapy), kemampuan mengendalikan tangan, kemampuan membaca bagi anak disleksia dsbnya.

Dari pengalaman dengan anak Autis Asperger maupun anak Down Syndrom, mereka secara bertahap bisa membaik sosialnya dan keterampilan dasarnya spt bicara, namun bisa hehat sesuai potensi keunikannya. Dibalik kelemahan mata dan telinga anak Autis Asperger ternyata ada kekuatan hebat utk bisa memahami pola visual dan audial yang tdk bisa dipahami orang biasa. Dibalik kelemahan anak down syndrome dgn IQ hanya 70 saja ternyata menyimpan kekuatan pd kemampuan emphaty nya yanng tinggi.

Tentu obsesi dilarang pada anak ABK maupun bukan. Carilah metode dan cara yang terbaik sesuai keunikannya. Anak ADHD nampak gelisah jika suasana tenang, selalu membuat keributan, energi mereka melimpah dsbnya. Jangan dianggap kenakalan, tiada anak yg berdoa menjadi nakal atau masuk neraka bukan? Maka temukanlah cara dan metode yang tepat dan spesial  karena tiap anak memang spesial.

Pendiri sekolah Alam, bang Lendo Novo, SME di group HEbAT itu seorang ADHD. Dahulu belum ditemukan alat utk mendeteksi seseorang itu ADHD. Beliau selalu dihukum sepanjang masa anak2nya sampai masa kuliah. Alhamdulillah beliau bisa kuliah di ITB dan dikenal sebagai konseptor Sekolah Alam. Tiada anak yang berhak dikatakan nakal.

Tentu kita tidak dapat berharap pertumbuhan fitrah yang ideal sesuai tahapan usia, krn mereka harus membenahi beberapa hal basic seperti dipaparkan di atas, namun sekali hal basic bisa dinormalkan maka mereka akan mulai tumbuh normal namun tetap diperlukan kurikulum terpersonalisasi sesuai potensi uniknya. Dalam kaitan ini, semua anak, siapapun dia adalah very special edition.

Yakinlah, setiap anak pasti punya peran istimewa di masa depan.


*Clossing Statement*
πŸ‘³πŸ» *Ust.Harry*

Deraskan maknamu
Bukan tinggikan suara
Karena hujanlah yang menumbuhkan bunga bunga
Bukan petir dan guruhnya

Fokuslah pada cahaya ananda
Bukan sisi gelapnya
Karena kegelapan ada ketika tiada cahaya
Kelak ketika cahayanya melebar menyinari semuanya, maka kegelapan akan sirna πŸ™πŸ˜Š
====END====

Komentar

Postingan Populer