*Self Healing Inner Child : Berdamai Dengan Trauma Masa Kecil*

๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐ŸŒพ๐ŸŒพResume Kulwap Arsitek Peradaban๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐Ÿ‚๐Ÿ‚

 ๐ŸŒผ๐ŸŒผ *Self Healing Inner Child : Berdamai Dengan Trauma Masa Kecil* ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

๐Ÿ“… Selasa, 18 April 2017

๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

Profil Narasumber Kulwap Grup Arsitek Peradaban

Emma Yulia Sari, S.Psi

๐ŸกLahir: Jakarta,6 Juli 1985
Domisili saat ini: Condet, Jakarta timur

๐Ÿ‘จ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿ‘ง๐Ÿ‘ฆ Ibu 2 orang anak :
๐Ÿ‘ฆ๐Ÿป Zoya Fatin Karima (3 tahun 10 bulan)
๐Ÿ‘ง๐Ÿป Athar Zayn Alfatih (1 tahun 6 bulan)

๐Ÿš€Riwayat Pendidikan:
SD Negeri Gedong 04 Jakarta
SMP Negeri 223 Jakarta
SMA Negeri 14 Jakarta
S1 Psikologi UI
๐ŸŒRiwayat aktivitas:
1. Rohis SMA 14 Jakarta, OSIS SMA 14 Jakarta, Senat Mahasiswa FPsi UI, BPM FPsi UI, Komunitas MBC
2. Mentor MI Technonatura (2008-2009), Learning Support Unit SD JUARA JakSel (2010-2014), Pengajar adik asuh masjid Nurul Iman Pd. Bambu (2010-2012).
3. Freelancer assessor dan administrator di biro psikologi Unik Edu+

๐Ÿ“ฑKontak:
FB Emma Yulia Sari
IG ms_mayuri
Email emmayuliasari@gmail.com

๐ŸŒปMateri Kulwap Grup Arsitek Peradaban๐ŸŒป

*SELF HEALING INNER CHILD: BERDAMAI DENGAN TRAUMA MASA KECIL*

Oleh: Emma Yulia sari, S.Psi


Biasanya, ketika seseorang menjadi orang tua, selalu ada harapan untuk menjadi orang tua
yang lebih baik daripada orang tua yang dimiliki. Ada keinginan memberikan kasih sayang dan segala yang terbaik bagi anak yang mungkin di masa kecilnya tidak didapatkan. Tetapi, tidak sedikit juga yang kemudian terjebak pada pola yang sama saat berhadapan dengan situasi anak yang “menguji”. Misal, sebagai seorang ibu, saat diri sudah lelah masak, membereskan rumah, dan mengurus keperluan suami dan anak-anak, pasti yang diinginkan
adalah istirahat, mungkin dengan berbaring sebentar di kasur. Tapi kemudian kita menemukan anak kita sedang menumpahkan susu dan membuat lantai dapur kotor. Rasa lelah dan kaget yang dirasakan membuat kita bereaksi dengan berteriak dan mencubit anak kita. Memarahinya dengan kata-kata yang tajam, lalu membuatnya menangis dengan
cubitan yang perih. Lalu anak kita yang ketakutan makin keras menangis yang justru
membuat kita makin “naik darah” dan berteriak menyuruh anak kita diam dan masuk ke kamar. Di dalam kamar, mereka pun tertidur karena kelelahan akibat menangis.

Saat itu, kita baru sadar, kenapa ya saya bisa semarah itu? Padahal anak ini tidak salah.
Kemudian rasa bersalah dan penyesalan mulai menyergap hati dan perasaan kita. Kemudian
kita menangis sambil menciumi keningnya dan menyesal dengan apa yang sudah kita perbuat sebagai ibu. Lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi ternyata di lain waktu,
di situasi yang mirip, kita melakukan hal yang sama lagi dan lagi. Terus berulang. Kenapa
ya?

Mungkin di sini pernah ada yang mengalami dimarahi orang tua dengan keras? Atau pernah
juga mengalami dianggap remeh oleh orang tua saat sedang merasakan sakit? Kalau coba
diingat kembali, saat mengalami hal tersebut terasa tidak nyaman, ya? Namun sebagai anak
kecil kala itu mungkin kita tidak bisa memarahi orang tua kita balik atau membantah orang
tua kita karena hal tersebut bukanlah sesuatu yang pantas untuk dilakukan. Alih-alih, kita
memilih penyaluran emosi yang lain, atau malah menahan rasa sakit hati yang kita rasakan
dan mencoba melupakan kejadian tidak menyenangkan yang kita alami dan merasionalisasi rasa sakit tersebut. Tapi ternyata, ketika kita tumbuh dewasa, menjalin hubungan dengan
orang lain dan memiliki peran-peran seperti seorang dewasa selayaknya, ingatan-ingatan
tentang masa kecil berpengaruh pada cara kita berespon pada situasi-situasi tertentu. Nah,
mungkin saat itulah inner child kita muncul.

Siapakah atau apakah inner child di dalam diri kita? Inner child dalam diri kita membawa
perasaan-perasaan yang tidak bisa kita ekspresikan ketika kita masih kecil. Mereka membawa ketakutan, kemarahan, rasa malu dan putus asa. Inner child juga membawa kegairahan, kegembiraan, kesenangan dan cinta. Tapi banyak dari kita harus menyangkal perasaan-perasaan tersebut. Perasaan diabaikan, diremehkan atau rasa sakit akibat kekerasan bukanlah hal yang nyaman untuk dirasakan, kita berpikir bahwa merasakan hal tersebut artinya kita menjadi lemah dan menjadi lemah artinya mungkin kita tidak dapat bertahan. Karena ingin bertahan, akhirnya kita belajar untuk tidak merasakan.

Sebagian dari kita mungkin tumbuh dengan lingkungan yang hangat. Orang tua yang supportif, tidak pernah melakukan kekerasan dan memberikan kasih sayang yang adekuat dalam keluarga. Namun, tidak bisa dipungkiri ada pula sebagian dari kita yang dibesarkan
dari orang tua yang mengalami depresi berat, penuh kekerasan (baik fisik, verbal maupun
emosional). orang tua kita tidak memberikan kesempatan bagi dirinya untuk merasakan
perasaan-perasaan mereka sendiri. Mereka lebih fokus pada kemampuan menyediakan makan, tempat berteduh, dan mengumpulkan materi untuk masa depan. Rasa aman dan
nyaman bagi mereka adalah berada pada lingkungan yang aman dan stabil, alih alih
mengembangkan kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengatasi ketidaknyamanan
psikologis yang mereka dan anak-anaknya alami.

Sebenarnya apa sih pengaruh inner child pada perilaku kita?
Pengaruh inner child pada tiap individu berbeda-beda tergantung pada bagaimana individu
tersebut mempersepsikan dan memahami tentang kondisi psikis diri sendiri. Taylor (1991)
dalam penelitiannya tentang inner child melihat bahwa seseorang dapat menunjukkan
reaksi yang kuat ketika berinteraksi dengan orang lain apabila ia memiliki masalah yang
belum terselesaikan di masa kecil. Inner child bisa mempengaruhi cara kita berkomunikasi, kemampuan kita beradaptasi dengan lingkungan dan bagaimana kita bereaksi saat menghadapi stressful event.
Lawrence (2010) mengatakan bahwa inner child berisi semua pola emosi positif maupun
emosi negative yang kita rasakan di masa kecil. Inner child yang tidak disembuhkan dapat mempengaruhi keseluruhan hidup individu yang terlihat dari ketidakstabilan emosi. Emosi
yang tidak stabil dan juga reaksi yang berlebihan ini dapat diturunkan pada generasi
berikutnya. Artinya, jika kita sebagai ibu pernah mengalami masa kecil yang tidak menyenangkan bersama orang tua, kita memilki kemungkinan yang lebih besar
untuk menurunkan reaksi dan masalah emosi tersebut pada anak kita.

Bagaimana cara menyembuhkan inner child yang terluka?

Selama seseorang menganggap bahwa segala ketidaknyamanan atau ketidakberuntungan dalam hidupnya akibat pengaruh dari eksternal, ia akan terus berusaha menghindar dan lari
dari ketidaknyamanan. Akan tetapi saat seseorang mencoba untuk mencari sebab dari dalam dirinya, mencoba berkomunikasi dengan inner childnya dan menyelesaikan isu yang tidak terselesaikan di masa kecil. Ia dapat melangkah lebih dekat pada hidup dan kondisi
mental yang lebih sehat. Lalu, bagaimana cara kita menyembuhkan inner child kita?
1⃣ Reclaim
Pertama, analisis diri kita sendiri. Apa yang menurut kita salah dalam diri kita? Tanya pada nurani kita sendiri. Ah, hidup saya baik-baik aja koq? Lalu apa yang harus ditenangkan atau didamaikan? Semua kembali pada diri kita sendiri. Yang paling tau
kondisi kita, gambaran masa lalu dan bagaimana perasaan kita tentang masa lalu adalah diri kita sendiri. Maka, yang paling tau bagaimana diri kita ya kita sendiri.
Nurani selalu berkata jujur, mohon bantuan pada Allah juga agar kita dibukakan pintu
hikmah, agar dapat menemukenali masalah pada diri kita. Setelah itu, akui dengan
jujur bahwa “oh ya saya punya masalah”. “Oh ya ketika kecil saya sering diperlakukan seperti itu dan saya merasa sakit hati”. “oh ya, wajar jika saya merasa
marah dan frustasi atas perlakuan orang lain ketika saya kecil”.
2⃣Release
Setelah menemukan apa yang bermasalah di masa lalu, selanjutnya, yang perlu dilakukan adalah melepaskan semua emosi dan perasaan yang kita rasakan akibat trauma di masa kecil. Perasaan berduka, marah, cemas dan rasa malu. Kita dapat melakukannya dengan curhat pada pasangan, pada teman atau mungkin berkonsultasi dengan seorang yang professional agar mendapatkan batuan yang
tepat dalam melakukan “pelepasan” emosi tersebut. Aktivitas fisik pun dapat membantu kita meredakan ketegangan akibat trauma masa kecil.
3⃣ Reconcile
Rekonsiliasi dilakukan dengan menerima inner child yang traumatis sebagai bagian dari diri kita. Lakukan refleksi diri, kemudian hadapi inner child kita, bicara dengan inner child kita dan menerima inner child kita sebagai bagian yang tidak terpisahkan yang membentuk diri kita seutuhnya.
4⃣Re-parenting
Reparenting berarti kita memberikan “pengasuhan” pada inner child kita. Mengidentifikasi perasaan diri sendiri dan memberikan penguatan pada diri sendiri
(penguatan yang tidak denial), kemudian menyatakan bahwa diri kita bertanggungjawab sepenuhnya untuk diri sendiri dan membuat goal setting pada diri sendiri untuk move on dan tidak membiarkan trauma masa kecil mengambil alih reaksi kita terhadap sesuatu.
Catatan kecil sebagai seorang ibu, tentu kita punya cita-cita agar anak kita tumbuh bahagia, bebas dari
segala trauma yang kita rasakan ketika kecil. Cita-cita memang mudah disusun, tetapi ternyata pada prakteknya kita sendiri lah yang bisa jadi menjadi sumber trauma anak-anak. Sudah banyak seminar yang kita ikuti, banyak buku parenting yang kita baca, tapi belum mampu merubah gaya komunikasi dan ekspresi emosi kita pada anak saat mereka membuat kita marah atau kesal. Saya pun demikian, hingga hari ini saya masih berjuang untuk menurunkan tensi dan berupaya agar kemarahan saya tidak mengambil alih akal sehat dan membuat anak-anak saya takut dan trauma. Ketika saya coba analisis, ternyata masalahnya memang pada saya, orang tua yang keras membentuk memori masa kecil yang traumatis. Gaya orang tua saya berbicara ketika marah terekam dalam alam bawah sadar daaaan sayangnya saya ulang pada anak saya ketika dia membuat kekacauan di rumah. Namun, pada satu titik saya menyadari, ada yang harus diubah dari diri saya. Minimal harus bisa menahan diri dan mengambil sebanyak-banyaknya sudut pandang dari sisi anak saya. Anak tetaplah anak. Mereka dengan kepolosan dan semangat belajar untuk memahami dunia kadang berlaku yang membuat orang tua marah. Tapi, memarahi anak membabi buta,
tanpa mencoba melihat sudut pandang mereka hanya akan melahirkan trauma baru pada
generasi berikutnya. Mematikan daya nalar dan daya jelajah mereka. Menutup pintu kasih sayang dan kepercayaan mereka pada saya, ibunya. Maka itu, sebelum saya menuntut anak berlaku yang sempurna, saya lah yang seharusnya menunjukkan perlakuan yang sempurna ke mereka. Agar mereka tumbuh sehat jiwanya, dapat memahami dunia dengan penuh kepercayaan bahwa dunia itu baik, orang-orang di sekelilingnya baik, dan orang tuanya selalu bisa dijadikan tempat berlindung apabila mereka membutuhkan dukungan emosional.

Referensi:
Raj, S. S. (2012). The efficacy of an intervention on healing the inner child on emotional intelligence, and
adjustment among the college students. Indian Journal of Health and Wellbeing , 648-652.
https://putrihasma.blogspot.co.id/2016/10/self-healing-inner-child.html

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
FP FB: @KomunitasArsitekPeradaban


๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป


❓❓❓ *Tanya Jawab*❕❕

1⃣Selamat siang.... Mohon pencerahannya....
bagaimana cara kita mengontrol dan meredakan saat IC udah keluar, (alhamdullilah saya sudah bisa sedikit meredam agar tidak melampiaskan ke anak tapi koq jadi seperti merasa tertekan ya ๐Ÿ˜ญ) Biasanya saya hanya istighfar trus berbicara ke diri sendiri seperti saya tau kamu marah, sedih, dsb,, saya ada bersamamu, dan kemudian memberikan sugesti positif lainnya, tapi saya merasa kurang efektif ataukah caranya yg salah.
Apakah ada teknik atau waktu tertentu agar proses healing si inner child ini bekerja lebih baik.. Terima kasih

N_Manggar_AP2

Jawab

Mbak, sugesti yg dilakukan menurut sy sdh cukup baik. Namun, sugesti tsb sptnya hny meringankan emosi saat merasa kemarahan ya? Akan lbh baik utk coba menggali akar sebabnya mengapa ekspresi emosi kita berlebihan. Saat situasi tenang dan emosi sdg stabil, coba analisa sendiri apa sih yg sbnrnya menyebabkan sy emosi? Sdh baik kah ekspresi emosi yg sy keluarkan? Apakah ada peristiwa di masa lalu yg membekas dan belum bisa saya lupakan? Dgn begitu kita bisa mengetahui sedikit ttg inner child kita. Stlh itu, bisa melakukan spt apa yg telah sy berikan di materi. Afwan.✅

2⃣Assalammualaikum mba, anak saya usia 30 bulan perempuan.  apa yang harus saya lakukan pertama kali ketika emosi saya mulai terpancing atas tingkah anak2 sebelum nada bicara saya mengeras ketika anak mulai bertingkah? karena saya termasuk ibu yang mudah sekali marah๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ข.

A-bogor-AP2

Jawab

Mbak a, ada satu hal yg mgkn bisa dilakukan saat melihat tigkah anak2. Coba tahan diri 5-10 detik. Tarik nafas yg panjang. Beri jeda pada diri sendiri agar bisa melihat sudut pandang anak dan menganalisa situasi yg menyebabkan anak2 bertingkah tdk sesuai harapan. Latih terus menerus dan evaluasi setiap hari agar mbak aldila pun dapat mengukur sejauh mana ekspresi emosi mbak sdh membaik. Afwan✅


3⃣Assalamu'alaikum bunda,bagaimana mengatasi situasi emosional akibat trauma emosional ?

Y_jonggol_Ap.1

Jawab

Mbak, untuk mengatasi permasalah emosional akibat trauma emosional yg perlu dilakukan adalah mengatasi traumanya dulu. Bisa dgn strategi self healing yg sy paparkan dalam materi, atau bisa libatkan pasangan atau org2 teedekat, tetapi apabila trauma emosional yg dirasakan benar2 tdk bisa diatasi sendiri, coba untuk mencari bantuan profesional.✅


4⃣Terimakasih narasumber atas materinya.

Bagaimana kita memanggil atau berkomunikasi dengan inner child diri kita?
Apa perlu semacam meditasi atau perlu pakai psikolog juga?
Karena yg saya lihat di dunia nyata sampai perlu pelatihan/workshop dengan psikolog yg biaya nya tidak murah.
Terima kasih sebelumnya.

N_Bogor_Ap2

Jawab

Mbak, ya mmg benar workshop terapi inner child memang biayanya besar. Tetapi menurut sy nilai investasinya sepadan dgn ilmu yg didapatkan.
Terkait dgn memanggil innerchild, bisa dilakukan dgn memberikan pertanyaan pd diri sendiri. Apa yg menjadi kecemasan di masa kecil, apakah itu mempengaruhi sy, bagaimana pengaruhnya, dll. Untuk meditasi mmg bisa, tetapi sy sendiri tdk menyarankan krn khawatir terjebak pd hal2 yg tdk disyariatkan. Akan lbh baik lg jika mengikuti terapi IC. Tapi kembali lg ke kesiapan kita utk mengeluarkan biaya yg mgkn ga sedikit.✅


5⃣Mbak, saya beranggapan jika anak terlalu disayang, dia akan menjadi manja dan tidak mandiri. Bagaimana membedakan antara bersikap keras dengan bersikap tegas ketika anak bertindak tidak sesuai dengan kesepakatan?

E_AP2

Jawab

Bersikap tegas berarti konsisten dgn kesepakatan yg sudah dibuat. Ketika anak tdk melakukan kesepakatan, maka ortu akan mengingatkan dan tetap menjalankan kesepakatan yg ada. Menurut sy perbedaan keras atau tegas ada di ekspresi dan gaya komunikasi kita sbg ortu. Tegas berarti ttp konsisten dgn gaya bahasa yg fleksibel. Tidak marah, tidak meninggikan intonasi bicara atau menunjukkan wajah yg marah.✅


6⃣Bgmn caranya orgtua dpt menyesuaikan diri dgn temperamen anak yg berbeda2 agar di masa depannya tdk terbentuk inner child yg negatif?

I_Tangsel_Ap2

Jawab

Mbak, temperamen anak bisa berbeda, tp sbg ortu harus ada komitmen utk memberikan perlakuan yg setara dan adil pada anak sesuai kebutuhannya. Kenali bgmn ekspresi emosi anak, ajari mereka agar dpt mengekspresikan emosi dgn baik, jalin komunikasi yg hangat dan bisa membuat anak percaya pada mbak sbg ortunya. Insya Allah dgn begitu anak akan lbh baik dlm berkomunikasi. Seringkali, konflik antara anak dan ortu adalah karena anak blm mampu komunikasi perasaan mereka tetapi ortu jg tdk bisa menempatkan diri dlm posisi anak dan lbh menekankan pd keinginan ortu. ✅


7⃣Apakah inner child pasangan bisa mempengaruhi kita? Dan bagaimana cara membantu "menyembuhkan" inner child pasangan?

FA_bintaro_AP2

Jawab

Apakah ic pasangan bisa mempengaruhi kita? Ya,sangat bisa. Oleh karena itu disarankan tiap pasangan dpt jujur pd masing2 pasangan apabila memiliki masalah. Ada tips yg pernah pak irwan rinaldi sampaikan saat sy mengikuti sharing beliau di tempat sy kerja dulu. Tiap pasangan ada baiknya menuliskan hal2 yg menjadi "lubang" dalam dirinya. Semua hal tanpa terkecuali. Bagaimana ia diasuh, bagaimana ekspresi emosinya, dll yg kira2 dpt berpengaruh pd hubungan suami istri nantinya.
Sulitnya jika kita merasa ada yg perlu diperbaiki dr pasangan, tp pasangan kita merasa enggan dan merasa baik2 saja. Apabila itu teejadi, yg paling baik adalah membantu beliau utk bisa merefleksikan diri dgn ttp menjaga perasaannya. ✅


8⃣Ketika kita berusaha berdamai dengan inner child kita, namun disana ada sosok suami yg juga punya inner child (mungkin kita sebagai istri blm tahu dalam bagaimana ia diperlakukan saat kecil) dan juga berperan dalam pengasuhan anak..
pertanyaan saya bagaimana berkomunikasi dengan suami agar bisa sama2 berdamai dengan inner child tanpa bermaksud menggurui atau menyinggung perasaannya.

 C - cileungsi - Ap1

Jawab

Untuk mbak c, gaya komunikasi ke pasangan yg paling tau mgkn mbak c sendiri. Cari lah masa dimana suami mmg siap dan bisa diajak diskusi utk hal2 yg personal. Kuncinya harus tetap hormat dan menjaga perasaan beliau. Afwan

Mbak bisa sharing ttg materi ic dan diskusi di grup ini dgb suami. Mgk bisa membantu suami membuka diri.



9⃣Assalamualaikum wr wb, Mba Ema. Mengenai inner child. Saya memang saat kecil ada trauma dr ortu yaitu suka sekali dicubit dan dibentak. Alhasil jika emosi saya sdh tidak bisa ditahan dan saat anak-anak juga sedang tidak bisa diajak kompromi. Saya jd suka membentak dan mencubit juga. Saya sdh berusaha untuk mengubah tp memang prosesnya susah sekali ya. Bagaimana ya Mba agar saya bisa menemukan kedamaian diri dikala emosi sedang muncak, saya khawatir anak2 jd memiliki trauma seperti saya. Terima kasih.

R_Cinere_AP1


๐Ÿ”ŸSaya mengalami trauma masa kecil krn pendidikan yg keras dr ortu serta kurangnya kasih sayang ibu. Skrng ketika menghadapi kedua anak sy yg menangis atau bertengkar seringkali berakhir dg bentakan atau pukulan. Sy sdh mencoba mengatasi hal ini dg bnyk membaca buku psikologi,tp yg ada malah sy merasa semakin tertekan dan depresi. Bagaimana cara agar sy bs mendapatkan gambaran pengasuhan yg baik?

P_Sukabumi_AP3

Jawab (9⃣&๐Ÿ”Ÿ)

Mbak r dan mbak p, dipukul, dicubit dan dibentak ketika kita masih kecil tentu ga enak ya? Coba direfleksikan ya ketika kondisi kita tenang, bagaimana dulu ortu kita memperlakukan kita, apa hal2 yg membuat kita dihukum oleh ortu,  apakah itu suatu yg salah atau tidak, adakah kekecewaan tertentu dlm diri kita pd diri sendiri maupun pd ortu.

Ortu sy dulu jg keras pd sy. Marah utk hal yg sepele, tp jika sy pikirkan skrg, itu semata krn ortu sy tdk paham ttg pengasuhan yg baik bagi anak. Kemarahan mereka bknlah karena mereka tdk sayang atau membenci sy. Ketika besar, sy memahami bhw ortu sy tdk bisa diubah, tapi cara pandang sy thd masa lalu dan thd ortu dpt sy ubah. Dgn begitu, sy bisa lbh paham knp ortu sy seperti itu, dan berazzam agar tdk melakukan hal yg sama. Tidak meledak pd anak atau pasangan bukanlah sesuatu yg bisa dilakukan sekejap mata. Latih terus, refleksi terus, minta petunjuk jg pd Allah, minta ketenangan dan kesabaran.

Untuk awalan, jika sudah merasakan emosi yg meninggi, tarik napas panjang dan tarik diri dari situasi yg membuat emosi, sebentar aja spy kita bisa mengumpulkan kewarasan lg. Sekiranya sdh siap baru lah kita kembali menghadapi situasi yg td.



1⃣1⃣Saya dibesarkan oleh ibu yang tertekan oleh lingkungan, keluarga, kondisi ekonomi dan pasangan. Jadi semenjak kecil saya terbiasa dengan kekerasan fisik maupun verbal hingga saya cenderung berusaha untuk memenuhi ekspektasi (terutama orang tua) dan terlalu takut terhadap ekspresi marah, kesal ataupun jengkel.
Bagaimana cara menghadapi bagian dari diri saya yang merasa bahwa saya tidak pantas berbahagia dan layak diperlakukan seburuk apapun?

F_Sumbar_Ap1

Jawab

Mbak, tidak ada orang yg boleh dan layak diperlakukan dgn buruk, tidak ada juga orang yg boleh merampas kebahagiaan org lain. Mohon maaf, sebelumnya, apakah ada masalah di masa kini thd relasi mbak  dgn ibu? Karena byk anak yg memiliki masalah emosi yg cukup berat ketika relasi dgn ibu atau ayah bermasalah.  Mba, jika berkenan bisa ngobrol lanjut dgn saya via japri ya. ✅

1⃣2⃣Assalamualaikum, mb Emma...
Saya baru benar2 sadar setelah membaca materi nya. Saya sangat2 trauma dgn pola asuh ibu saya. Malah saya masih menyimpan dendam dan kebencian terhadap ibu saya sampai saat ini. Saat membayangkan kejadian2 traumatis, perasaan sakit hati yg dulu langsung muncul. Walaupun saya berusaha menyimpan di hati yg paaaaling dalam. Dan saya bertekad utk tidak melakukan hal yg sama pada anak saya (usia 9 bulan). Tapi, Saya sadari terkadang perilaku saya ke anak saya dan suami itu mirip dgn perilaku ibu saya.
Untuk berubah dgn cepat saya rasa tidak mudah.
Selain step2 yg mb Emma jelaskan pada materi, adakah cara taktis dan kontiniu yg bisa saya lakukan utk menyembuhkan trauma ini? Seperti membaca buku yg sesuai atau haruskah konseling dgn psikolog?

Um_medan_Ap1

Jawab

Mbak coba libatkan suami untuk menggali innerchild mbak ummi. Tuliskan apa kekecewaan dan dendam yg mbak rasakan pada ibu. Apa yg tidak pernah mbak ummi sampaikan pada ibu. Minta suami utk membantu mengeluarkan semua uneg2 yg tersimpan. Lakukan katarsis. Keluarkan semua marah, sedih, kecewa dan semua yg mbak ummi rasakan thd ibu. Apabila memungkinkan coba utk bicara dr hati ke hati dgn ibu. Agar ibu memahami bgmn perasaan musbg anak, begitu jg sebaliknya, agar mbak jg bisa paham bgmn ibu. Fokus pada perbaikan cara pandang thd ibu, dan penyelesaian masalah di masa lalu. Jgn lupa berdoa utk ibu kita, krn biar bagaimana pun tugas kita berbakti pada orang tua tdk bersyarat. Allah tdk memberikan kelonggaran perkara bakti pd ortu walaupun ortu kita di masa lalu bukanlah ortu yg baik. Afwan ✅


1⃣3⃣Adakah hubungannya anak tantrum dengan inner child?  Atau apa sebenarnya penyebab anak tantrum,  anak saya usia 14 bln suka tiba2 mukul kepala tanpa sebab atau pun ada sebab?  Bagaimana mengatasinya? (yg saya coba lakukan biasanya melakukan pengalihan aktivitas)

Ny_Tasikmalaya_Ap1

Jawab

IC ibu atau ayah bisa mempengaruhi anak ketika interaksi, termasuk mempengaruhi cara anak berekspresi ketika merasakan emosi yg intens. Tetapi, ortu dpt membantu anak agar dpt menyalurkan emosinya dgn cara yg tepat. Ajarkan anak untuk mengatakan apa yg ia rasakan apabila anak sdh bisa bicara, ketika anak mbak mulai terlihat memukul2 kepala, langsung cegah. Sambil diberikan pengertian kalau kepalanya tdk boleh dipukul, nanti sakit, kepala itu diciptakan Allah dgn sebaik rupa dan fungsi, jgn dirusak dgn memukul2nya. Redaksionalnya bisa disusun sebaik mgkn sesuai dgn pemahaman anak ya.



 1⃣4⃣Ortu sy jarang memberikan pujian thp anak-anaknya dg alasan agar tdk menjadi pribadi yg sombong. Krn hal ini,sy mnjadi pribadi yg ingin dipuji setiap melakukan suatu hal baik pdhl sy tdk ingin bersifat pamrih. Bagaimana cara menyembuhkan hal ini?

Rs_Tangerang_AP3

Jawab

Mbak menginginkan pujian itu bukan sesuatu yg salah koq. Sangat manusiawi kalau kita menyenangi pujian. Namun lain halnya jika kita jd terobsesi dgn pujian dan menjadikan pujian org lain sbg tujuan dari tiap perilaku dan perbuatan kita.
 Selama keinginan mendapatkan pujian kita ada dalam batasan yg wajar, tdk menjadi tujuan utama, saya kira sah saja. Yg perlu ditanamkan adalah segala yg kita perbuat coba diarahkan lillahi taala. Bukan utk org lain tp utk kebaikan diri kita sendiri dan ridho Allah swt. Insya Allah kita akan lbh ringan saat melakukan aktivitas. Dipuji atau tidak biar itu jadi bonus.



1⃣5⃣Apakah sifat pemarah serta kurang percaya diri dapat dibentuk dr inner child dan bagaimana cara berdamai dg pola pengasuhan ortu yg keras agar tdk berimbas kpd anak2 kita?

N_Ciputat_AP3

Jawab

Bisa saja. Berdamai dgn pola asuh:
1. Mengakui bahwa kita mendapatkan pola asuh yg tdk sesuai. Kemudian definisikan apa saja pola asuh tsb. Jabarkan dampaknya ke diri kita. Apa yg kita rasakan ketika kecil, apa yg kita rasakan sekarang.
2. Akui inner child itu sbg bagian dr diri kita. bukan sesuatu yg baik memang, tp ada dan tdk bisa dinegasikan.
3. Berikan kesempatan IC kita utk mendapatkan "pengasuhan"  dr diri kita sendiri. Contohnya, "aku tau diriku terluka karena orang tuaku. Dan apa yg aku rasakan itu wajar. Tapi aku jg perlu berubah dan aku mau berubah pelan2". Beri keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri kalau kita bisa sembuh dan berdamai dgn ic kita.
4. Maafkan semua pihak2 yg mgkn menyebabkan IC kita terluka. Maafkan orang tua anda, saudara2 anda. Karena memaafkan jg salah satu cara kita move on dan melepas perasaan2 yg kurang baik pd org lain. Bukan semata karena org2 tsb layak dimaafkan, tp karena kita layak utk bahagia tanpa beban masa lalu.



1⃣6⃣Sewaktu kecil sy seringkali mnjd pelampiasan emosi ortu saat pulang bekerja dan kurang diperhatikan dibandingkan dg adek2 sy. Tp sy memiliki komunikasi yg baik dan kontrol emosi yg baik thp anak2 sy skrg. Masalahnya hingga saat ini jika berkomunikasi dg ortu, sy masih merasa sakit hati dan bila berada di dekat beliau sy seringkali menjadi emosi terhadap anak2. Bagaimana caranya agar sy bs berdamai dg semua ini?

S_Bekasi_AP3

Jawab

 Kuncinya ada di perbaikan relasi dgn ortu. Pelan2 coba sembuhkan luka pd org tua. Maafkan org tua. Caranya sdh sy paparkan di pertanyaan di atas ya. Kalau sekiranya berpengaruh ke anak2, ada baiknya saat bersama ortu lbh baik anak2 tdk bersama mbak S.



1⃣7⃣Saya memiliki teman yg sangat pendiam,rendah diri dan takut berbicara di depan umum. Padahal sebenarnya dia tergolong anak yg pintar tapi memiliki trauma masa lalu krn sering mnjadi korban bully. Bagaimana cara mengatasi inner child yg belum terselesaikan tsb?

Kr_Solo_AP3

Jawab

Mbak kr, beruntung teman mbak pny mbak krisna sbg temannya yg peduli. Utk cara mengatasi ICnya sama spt yg telah sy paparkan di jawaban sy jg di materi yg sdh diberikan. Mbak krisna bisa membantu utk temen mbak utk merefleksikan diri, kemudian membuat resolusi diri agar bisa memaafkan org2 yg telah membully, juga memotivasi agar lbh berani dan produktif. ✅


1⃣8⃣Assalmu'alaikum kak sy mau bertanya tentang materi kulwap.

Bagaimana cara menghadapi orangtua (mertua) yg mengalami trauma inner child? Maaf jika pertanyaannya sedikit melenceng ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿป

Dn_balikpapan_AP2

Jawab

Yg pertama, sabar. Kalau ortu kita menyadari bhw perilakunya dipengaruhi oleh ICnya dan ada keinginan utk berubah, maka kita bisa bantu dgn tetap bersikap hormat dan bakti. Tetapi, jika ortu tdk sadar ttg perilakunya, kita yg mau ga mau harus byk bersabar dan pelan2 coba utk berdiskusi dgn ortu ttg perilakunya (yg dipengaruhi oleh innerchild) yg mgkn kurang berkenan. Tapi jika dirasa sulit utk mengubah. Minimal kita ttp memberikan bakti yg terbaik sbg anak. Terus doakan, doakan,dan doakan agar Allah memberikan petunjuk pd mertua kita.



1⃣9⃣Saya merasa inner child saya bisa di bilang kurang seperti yg saya harapkan, sebab mama saya tidak pernah bisa menerima pendapat org lain termasuk anak2 nya dan menganggap dia selalu benar. Saat ini sy seorang ibu, saya tidak ingin hal itu terjadi pada anak saya, tpi saat ini juga saya tinggal dengan ibu saya. Dan sifat beliau masi sama, kalo dah ultimatum hrs di ikuti, klo ga marah luar biasa.
Gimana ya saya menghadapinya?

Nt_bekasi_ap2

Jawab

Tdk ada org tua yg selalu benar, jg tidak ada anak yg selalu salah. Menurut sy, ikuti kata ibu selama bukan hal yg melanggar syariat dan mengintervensi pengasuhan kita ke anak. Tentunya jg dgn tetap taat pd suami. Sabar ya mbak. Niatkan setiap kesabaran dan nurutnya kita ke ibu sbg usaha utk berbakti dan semata mengharap ridho ortu. Apabila ada anak, minimalisir jg supaya anak tdk melihat kemarahan neneknya. Khawatir berpengaruh ke emosi anak.

 Pelan2, saat ibu bisa diajak diskusi, coba utk bicara dr hati ke hati. Supaya bisa saling memahami satu sama lain.



2⃣0⃣Selamat siang mba emma, mba saya dr kecil tidak diberi ruang untuk berpendapat, hingga menikah dan punya anak kalau diskusi dgn ortu saya selalu salah. Jika saya paparkn penjelasan saya (dgn brusaha untuk tdk menggurui) ujung2ny ortu bilang "mentang2 kamu sekolah bla bla bla".
Begitu jg dgn pola asuh anak saya. Sering sekali apa yg dilakukan orangtua saya kpd saya dilakukan juga pada anak saya. Padahal dari buku, training maupun kulwap seperti ini, saya jadi tau bahwa yang dilakulan orang tua saya salah.
Akhirny hingga saat ini saya malas untuk diskusi atau sekedar bercerita karena bakal di sanggah, sementara rumah saya dan orangtua berdekatan sehingga setiap hari selalu bertemu.
Bagaimana ya mba mengatasi masalah saya. Terutama pola asuh anak, karena saya punya program kadang malah dirusak orang tua saya.
Terimakasih mba

V_Medan_AP2

Jawab

Mbak v, dan sekaligus mbak nt. Jika sekiranya org tua blm bisa diajak diskusi, dan kita blm siap secara emosi utk bersabar memberikan respon yg terbaik. Cara yg bisa dilakukan adalah dgn menjaga jarak. Agar kita tdk emosional dan jg demi menjaga anak2 agar tdk melihat relasi nenek-kakek dan ortunya yg kurang harmonis.
Sambil terus mendoakan org tua dan diri kita sendiri agar tetap sabar menghadapi org tua kita.

Utk mbak v, kalau sekiranya intervensi ortu ke pengasuhan anak berdampak pada perilaku anak yg kurang baik. Mgkn ada baiknya mbak vv membatasi interaksi anak dan orang tua mbak. Dampingi anak ketika main dgn ortu, apabila ada yg salah,beri pengertian pd anak saat sudah pulang di rumah.



๐ŸŒท *Quotes* ๐ŸŒท

Mbak2 yg sholehah, ada kalanya masa lalu kita ketika kecil tidal seindah yg kita bayangkan. Ortu yg keras, saudara yg tidak pernah akur, teman yg membully. Kita di masa kecil mgkn terluka, hingga terbawa di masa dewasa. Bahkan terbawa ke anak2 dan pasangan kita.
Kalau kita bicara ttg berdamai dgn diri sendiri, kuncinya ya pada diri kita sendiri. Masa kecil bosa saja traumatis,bisa saja mengecewakan, tapi masa kini harus lah lepas dr semua trauma itu. Maafkan semua yg ada di masa lalu, sambil sembuhkan rasa sakit yg ada.
Kita berhak untuk bahagia, pasangan kita jg berhak untuk bahagia, anak2 kita berhak untuk bahagia. Mari kita wariskan kelapangan hati pada anak2 kita. Bukan hati yg sakit atau hati yg msh trauma.

 Mohon maaf apabila ada yg salah atau jawaban yg kurang berkenan. Yg salah dtgnya dr saya pribadi, yg benar semata milik Allah.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
FP FB: @KomunitasArsitekPeradaban

Komentar

Postingan Populer