FITRAH ORANGTUA (KEAYAHBUNDAAN)

πŸ“¬ *Resume Kulwapp Ⓜatrikulasi#5 HEbAT Community* πŸ“¬

*Materi Pokok*  3⃣ :
*FITRAH ORANGTUA (KEAYAHBUNDAAN)*

SME :
πŸ‘€ *Bunda Deasy Puspawati*

πŸ—“ Jumat, 11 Agustus 2017
⏰ 13.00 - 14.30 wib

Host : Bunda Noni
Admin : Bunda Yana
Relayer : Bunda Juni
Notulis : Bunda Lala

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

πŸŽ“ *Profil*

πŸ’Deasy Puspawati
πŸ—“ Jakarta, 15 Desember 1978  
πŸ’ž Menikah dengan Rocky M.Adryanto
πŸ’ž Ibu dari Fadhlurrahman Nail Husnayan (11y) dan Syakira Bilhaq (7y4m)
πŸ”Ή Tinggal di Bojongsoang, Bandung
πŸ”Ή Mengenal dan memiliki minat besar pada dunia pendidikan, sejak mengasuh anak anak TPA pada sebuah masjid di Surabaya, akhir tahun 2000.
πŸ”Ή Senang berkolaborasi, bersinergi dan berjejaring sejak mengenal kawan kawan di organisasi Remaja Masjid, tahun 2000 serta perkumpulan lainnya.
πŸ”Ή Praktisi Home Education berbasis Fitrah
πŸ”ΉPembimbing sebuah PAUD di Bdg
πŸ”ΉKoordinator Utama HEbAT Community

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

*Materi Pokok* 3⃣
*Fitrah Orangtua (Keayahbundaan)*

Penulis :
*Ust. Adriano Rusfi, Psi*

"Tetap optimis, karena Allah telah menginstall parenting pada tiap fitrah ayahbunda."

Bahkan pada tiap ayahbunda parenting yang diinstall pun berbeda-beda. Begitulah hebatnya ilmu Allah.

Selain belajar tentang fitrah anak, mari belajar fitrah ayahbunda. Karena yang paling ahli mendidik anak bukanlah saya, tapi ayahbunda mereka.

Fitrah ayah dan fitrah bunda adalah karakter-karakter yang Allah lekatkan pada mereka, yang mempengaruhi perilaku dan pola asuh mereka terhadap anak-anak mereka.

Fitrah ayahbunda itu minimal ada tiga :

Pertama, fitrah sebagai manusia biasa yang punya kebutuhan, kelebihan, kelemahan, kegembiraan, keletihan, emosi dan sebagainya. Jadi, dalam pendidikan anak perlu disadari bahwa : ayahbunda juga manusia, bukan robot parenting.

Kedua, fitrah sebagai laki-laki dan perempuan, yang wujud dalam maskulinitas dan femininitas. Sehingga, dalam pengasuhan dan pendidikannya ayah dan bunda harus berbasis pada karakternya sebagai laki-laki dan perempuan.

Ketiga, fitrah sebagai orangtua bagi anak-anaknya, yang memiliki hak, kewenangan dan kewajiban atas anak-anak. Mereka bukan hanya pengasuh dan pelayan, tapi juga pemimpin dan pengelola.

Jangan sampai teori parenting yang kita pelajari melumpuhkan naluri, intuisi dan firasat parenting kita.

"Minta fatwalah pada hatimu, karena kebajikan adalah apa-apa yang menenteramkan hati" (dari HR: Ahmad 4/227-228)

Mereka-mereka yang terbiasa dengan amalan nafilah (sunnah), maka Allah akan menjadi mata, telinga, tangan dan kaki, yang dengannya dia melihat, mendengar, bekerja dan berjalan (dari Hadits Qudsi)

Belakangan kita agak mengabaikan dan kurang mempertajam firasat. Padahal Rasulullah SAW bersabda :

"Hati-hatilah dengan firasat mu'min. Sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah"

Parenting yang baik adalah parenting yang mampu meningkatkan kepercayaan diri para Ayahbunda untuk mendidik anak-anaknya sendiri berdasarkan fitrah pendidikan.

Parenting yang buruk adalah parenting yang membuat Ayahunda tergantung kepada para mentor parenting dalam mendidik anak-anaknya.

Jika ditanyakan kepada saya "apa modal yang terbaik dalam parenting?", maka saya akan mengatakan *modal terbaik dalam parenting* adalah *cinta dan ketulusan*..

Sebagai Ayahbunda dengan segala kelemahannya, maka kita pasti akan melakukan sejumlah kesalahan dalam mendidik anak-anak kita. Namun, cinta dan ketulusan akan mengkoreksi segala kelemahan dan kesalahan tersebut.

Sungguh, andai kita hanya mengandalkan kemampuan kita saja dalam mendidik anak-anak kita, tentulah anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang kacau dan durhaka.

Namun, Allah tak pernah tidur mengintervensi dan memperbaiki segala kelemahan dan kesalahan kita dalam mendidik anak-anak kita.

Maka setiap malam sebelum tidur bermohonlah kepada Allah agar Ia mendidik anak-anak kita, serta mengkoreksi segala kesalahan dan kelemahan kita.

Bashirah dalam hal apapun lahir dari totalitas, dedikasi dan kepedulian yang tinggi terhadap segala hal yang akan kita tangani.

Allah telah berjanji bahwa orang-orang yang total dan dedikatif dalam menangani segala hal, maka Allah akan menunjukkan banyak jalan baginya. Dan mereka-mereka yang telah menjual dirinya kepada Allah, diantaranya melalui pendidikan bagi anak-anaknya, maka Allah akan menjadi *penyantun* baginya.

Sahabat, Tentang cara mempertajam bashirah saya sudah menyampaikannya di atas

Salah satu indikatornya adalah : jika hati kita tenteram untuk melaksanakan sesuatu terhadap anak-anak kita, walaupun itu bertentangan dengan sejumlah teori parenting, maka sesungguhnya ketentraman hati itu adalah pertanda dari bashirah Islamiyah.

Bashirah Islamiyah itu bukan hanya menjadi hak prerogatif dari orang-orang yang memiliki tingkat keimanan tertentu saja, karena sesungguhnya Allah tidak pernah kikir memberikan ilham-ilhamNya kepada siapa saja.

Bahkan ilham dari Allah Ia berikan terhadap orang kafir sekalipun. Makanya tak mengherankan jika kreasi iptek banyak Allah ilhamkan kepada orang-orang kafir.

Jadi jangan pernah merasa tak cukup bertaqwa untuk bertanya pada hati. Allah tidak se selektif yang kita bayangkan. Kasih-sayangNya jauh melampaui angan-angan paling optimis kita

Sahabat, Jauhi hal-hal yang meragukan, lakukan hal-hal yang hati kita yakin

Yakin itu bermula dari ilmu yang melahirkan pemahaman. Jika sebuah ilmu justru melahirkan keraguan dan ketidakpercayaan diri, maka ilmu itu harus dijauhi

Ragu dan waswas itu datang dari syaithan. Obatnya adalah ilmu dan ta'awudz

πŸ”°πŸŽ―πŸ”°πŸŽ―πŸ”°πŸŽ―πŸ”°πŸŽ―πŸ”°
Disusun kembali oleh Tim Fasilitator HEbAT  Community
---------------------------------------------

*Jangan sampai teori parenting yang kita pelajari melumpuhkan naluri, intuisi dan firasat parenting kita.*

🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿🌷🌿

*TANYA - JAWAB*

1⃣ *Fitrah sebagai Manusia*

*Yuthia - Padang*
*Kiki - Bekasi*
*Erli - Batam*

1.  Fitrah aybund yaitu fitrah sbg manusia biasa yang punya emosi..
Bgmn cr mminimalkn sifat emosian ini y bund..stlh mrah sm ank ad penyesalan tp nanti trulang lg bund..😫
Mohon masukannya juga mengenai bagaimana menjadi orangtua yg suportif thd anak dan 'tidak mematahkan sayap anak' namun tetap menanamkan pentingnya peran sebagai ibu bagi anak2 kami kelak

2. Sbg ayah bunda dg segala kelemahannya , mk kita pasti akn melakukan kesalahan dalam mendidik anak-anak k2, _namun cinta dan ketulusan akn mengoreksi  sgl klemahan dn kesalahn tsb_
Mohon penjelasan lbh lnjut mengenai pernyataan ini bunda..serta contoh cinta n ketulusan akan mngoreksi sgala kelemahan dan kesalahan bund..

3. Soal ortu dengan fitrah manusianya, bahwa ortu punya kelemahan dan rupanya itu ga bisa diterima oleh anak, kayaknya yg dipikir mereka ortu ga pernah salah dan ga boleh salah.

Gmn ya cara menerangkan ke anak2 soal itu?

🌺 *Bunda Deasy* :
1⃣ Bunda Yuthia, bunda Kiki dan bunda Erli...
Terima kasih telah berbagi rasa dan asa 😊

1. Umumnya wanita dianggap sebagai makhluk yg didominasi perasaan, sementara pria oleh pikiran (rasio). Padahal sebenarnya siapapun (wanita&pria) dapat mengelola keduanya dg seimbang. Jika kita dapat mengelolanya dg baik, insya Allah akan lebih mudah meraih kebahagiaan. Imam al Ghozali dalam _Ihya 'Ulumuddin_ menjelaskan beberapa kiat dalam mengelola perasaan dan pikiran agar kita dalam mengendalikannya ke arah yg positif.
_Pertama_ Berbaik sangka dan selalu berserah diri kepada Allah SWT (QS.Luqman:22, 2 : 112, 216, Arah Thalaq : 3)
_Kedua_ Perbanyak membaca doa  Rasulullah saw: "Ya Allah, perbaikilah seluruh urusanku, janganlah Engkau serahkan urusan ini kepada diriku sendiri, walaupun hanya sekejap."
_Ketiga_ Mendidik pikiran agar mempercayai bahwa segala kebaikan dan keberuntungan hanya bersumber dari Allah, bukan makhluk ciptaanNya. Sehingga kita tidak cenderung menyalahkan, kesal atau marah kepada orang lain. Tapi menyikapinya sebagai ujian. (As.Yunus:44, At Taubah 51)
_Keempat_ Pahami bahwa semua yang ada di dunia tidak kekal, semua bisa berubah. Setiap masalah pasti ada penyelesaian nya. (Ali Imron: 140)
_Kelima_ Yaqinilah bahwa Allah tidak akan membebani hambanya melebihi kapasitas dan kemampuannya. Janganlah membebani diri dan orang lain dg pikiran atau perasaan di luar kuasa kita (7:42, 2:286)
_Keenam_ Segala sesuatu memiliki hikmah dan tidak sia sia. Ini akan membuat kita tidak akan berpikiran buruk atau kecewa. (Qs Muhammad:36, Al Hadid:20, 2:216)
_Ketujuh_ Pandailah menghargai dan mensyukuri kebaikan apapun yg kita terima dan akuilah kekurangan dan kesalahan. Mari kita yaqini Allah akan memberikan yang terbaik dan lebih baik dari yg kita harapkan (Qs Ibrahim:7, Al Hajj:38)

Dan kunci dari semua  permasalahan pengasuhan, sebenarnya adalah Cinta, ketulusan, dan kasih sayang. Rasa cinta dan sayang (yang benar) akan melunturkan semua sisi kesulitan/kekurangan anak anak kita. Termasuk harapan kita utk menjadi orangtua yg supportif. Mari kita perbanyak memberikan bunga bunga kasih sayang kepada anak anak kita, sehingga merekapun merasakan betapa banyak dukungan dan cinta yg diterima. Ketika mereka merasakan/mendapatkan cinta dan kasih sayang, insya Allah otomatis mereka pun merasakan besarnya peran ibu bagi mereka.

2. Cinta dalam kehidupan (pernikahan dan keluarga) adalah sumber energi. Cinta mampu membawa pemiliknya pada puncak keimanan, kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Cinta dan ketulusan hadir di tempat yg baik, cinta yang bertahan lama tidak tumbuh di tengah akhlak yg buruk.
(Lihat juga uraian no 1⃣ πŸ™πŸ»πŸ˜Š)

3. Banyak yang bisa kita jadikan sumber inspirasi dalam menerangkan kelemahan kita sebagai orangtua/manusia. Yang terpenting adalah jujur dan terbuka (tidak gengsi, segan atau malu) di hadapan anak anak kita. Misalnya saat kita marah, kesal, atau lelah ✅

2⃣ *Fitrah sebagai Orang Tua*

*Doni - Pelalawan Riau*
*Lis- bekasi utara*

Mohon penjelasan mengenai fitrah ke-3. Apa yang dimaksud fitrah sebagai orang tua? Terutama Kalimat, _orangtua memiliki hak, wewenang dan kewajiban bagi anak-anaknya_. Seperti apa contohnya?

🌺 *Bunda Deasy* :
2⃣ Secara sederhana Fitrah adalah sesuatu yang melekat, dari sananya sudah ada, atau pemberian Allah kepada hambanya. Pada diri orangtua telah ada Fitrah yang melekat padanya; yang memungkinkan ia berperan sebagai orangtua.

Orangtua memiliki hak, wewenang, dan kewajiban berupa tanggungjawab mendidik anak anaknya. Rasulullah melimpahkan tanggungjawab pendidikan anak kepada kedua orangtuanya sebagai tangung jawab yang sempurna. Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan dilahirkan di atas fitrah. Namun kedua orangtuanya lah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi. Demikian pula dalam QS At Tahrim : 6)

Sejatinya Allah swt telah menginstal begitu banyak kebaikan dalam diri orangtua. Antara lain:
1. Sifat tenang dan tidak terburu buru. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua perkara yang dicintai Allah, yaitu tenang dan tidak terburu buru"
2. Lembut dan tidak kasar
"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga, Dia memasukkan kelembutan di hati mereka"
3. Hati yang penyayang
"Sesungguhnya Allah tidak menyayangi orang yang tidak sayang kepada anaknya...."
4. Menjauhkan diri dari marah.
Salah satu pemberian Allah kepada hambanya adalah kesanggupan utk menjauhkan diri dari sikap marah. ✅

3⃣ *Fitrah Orangtua yang Cidera*

*Ajeng_Jaktim*
*Sindi - Lombok*

Sy mau tanya utk materi kulwap ke3: jika pada dasarnya setiap ayah bunda sudah terinstall fitrah parenting nya, apakah ada hal2 yg dapat mempengaruhi atau membuat fitrah tersebut menjadi melenceng/berubah? misalnya faktor lingkungan, masa lalu, keluarga, dll

Apakah fitrah orangtua juga bisa cedera?  Kalau memang bisa terjadi,  apakah ada tanda/gejala fitrah orang tua yang cidera?,  khususnya fitrah dalam mendidik anaknya.

🌺 *Bunda Deasy* :
3⃣ Orangtua juga manusia biasa, yang tidak lepas dari kelemahan fisik, emosi, pikiran, dll. Adakalanya fitrah kita tertutupi atau melenceng saat kita lalai, lupa, obsesif, banyak tuntutan, keletihan dalam aktivitas sehari hari, trauma masa lalu, atau tuntutan sosial.

Gejala yang mudah ditemui yang membuat fitrah kita cedera adalah saat kita marah, saat hati keruh dan pikiran tidak jernih. Maka kelapangan hati, pikiran yang jernih, serta cinta&kasih yang membuat kita mampu menghadapi persoalan pengasuhan...insya Allah ✅

4⃣ *Keseimbangan Fitrah Ayah Bunda*

*Dian - Palembang*
*Suryawati - Bogor*
*Lis - bekasi utara*
*Septi - Cimahi*
*Bunda Fidi - Depok*
*Indri - Bekasi*
*Tsany - Tangerang*
*Kiki - Bekasi*
*Tito - Bekasi*
*Sera- Jogja*

1. Jika salah satu pasangan tidak menunjukkan fitrahnya sebagai orang tua, atau terdapat beda pandangan sehingga semua tugas yang berhubungan dg mengasuh dan mendidik di lempar pada ibu saja. Bagaimana cara membicarakan hal ini dg pasangan sebagai upaya _menyeimbangkan ketiga fitrah orang tua_ sehingga terjalin kerja sama dalam mengurus dan mendidik buah hati?

2. Jika seorang suami istri memiliki latar belakang budaya dan pengasuhan berbeda sehingga mempengaruhi pendidikan anak² bagaimana memperbaikinya? Terutama bagi suami yang masih mengandalkan ibunya bahkan untuk urusan rumah tangga mereka, apalagi jika ortunya tidak menginginkan anaknya jauh dari dirinya, mohon masukannya πŸ™

3. Bagaimana kalau seorang ibu "keayahan" sedangkan ayah cenderung pendiam dan mengamini apa-apa yg diterapkan ibu ke anak-anaknya. Jika ibu lebih santai, tidak masalah kotor, tidak terlalu mempermasalahkan kerapihan, menyukai hal2 yg berbau praktek seperti membongkar dan tidak terlalu cerewet yg mana sebagian besar ada dalam fitrahnya laki2...sedangkan suami sebaliknya, menyukai kebersihan, kerapihan, cenderung tergesa2, sedikit lebih cerewet dan lebih memilih hal2 praktis yg mana sebagian besar menjadi fitrah perempuan… Apakah itu menyalahi fitrah laki2 dan perempuan? Harus dirubah atau bagaimana? Apa dampaknya untuk anak-anak? Adakah pengaruh Hormon Estrogen dan Progesteron pada Fitrah Ayahbunda yang terbalik? Suami Estrogen lebih Tinggi dan Istri sebaliknya...

4. Mohon masukannya dalam berbagi peran sebagai ayah bunda di rumah. Karena anak kami dua2nya perempuan, lalu ayah sebaiknya berperan bagaimana ya bu? Anak sulung saya dekat sekali ama ayahnya, mungkin krn cemburu sama adiknya yg tentunya nempel terus sama saya. Saking dekatnya, anak sampai apa2nya maunya sama ayahnya: tidur dan mandi termasuk. Sampai kapankah anak perempuan boleh tidur dan mandi dengan ayahnya? Saya sudah melatih si sulung mandi sendiri, tp ayahnya masih saja memandikannya dgn alasan efisiensi waktu di pagi hari.

5. Bagaimana caranya senantiasa menjaga fitrah orangtua sehingga bisa terus diberikan petunjuk dlm menumbuhkan fitrah anak? Karakter utama apa saja yang menjadi pembeda antara laki-laki sebagai ayah dan perempuan sebagai bunda? Apa saja hal yg dapat menciderai fitrah anak

🌺 *Bunda Deasy* :
4⃣ Sejatinya Allah telah menganugerahkan peran yang mulia bagi para Ayah. Kita bisa melihat bagaimana sosok nabi Ibrahim dalam memerankan diri sebagai ayah begitu melekat bagi istri dan anaknya. Hajar sang istri, begitu taat dan tabah walau diuji dengan berpisah jarak sekian tahun, ditinggal di negeri yang tandus, dan berbekal seadanya. Pun demikian Hajar senantiasa menceritakan kebaikan Nabi Ibrahim as kepada anaknya, Ismail. Sehingga meskipun nabi Ibrahim menemuinya dlm waktu yg lama, ia tetap mampu mengikat hati sang anak. Ismail as pun tetap mengagumi sang ayah, dan ia menjadi penerus perjuangan ayahnya.

Demikianlah hikmah teladan dari keluarga Ibrahim & Hajar. Citra ayah begitu membekas di dalam jiwa anak, menjadikan anak selalu melihat sosok ayah adalah pahlawan yang bahkan bisa menginspirasi ingin menjadi seperti ayah. Dari sisi inilah sebenarnya keluarga bisa melihat salah satu indikator kesuksesan perannya sebagai orangtua. Semua berawal dari sosok suami yang peduli dengan istrinya. Jika kebaikan yang dilakukan suami kepada istri memberi pengaruh akan persepsi yang baik kepada anak, apalagi kalau ayah senantiasa berlaku baik kepada anak anaknya πŸ˜ŠπŸ™πŸ».

1. Banyak hal hal positif yang akan terjadi pada anak anak tatkala suami bersedia mendukung dan membantu istrinya menangani urusan rumah tangga. Pembelajaran karakter dan nilai nilai kebaikan yang diinspirasi langsung oleh ayah, dapat menumbuhkan sikap mulia dan terpuji. Misalnya dalam hal kerjasama dalam urusan dapur, pengasuhan, serta aktivitas lainnya.

Ketika ayah membantu ibu atau berbagi peran, saluran komunikasi mesti dibuka dan disampaikan ke anak anak. Dengan begitu anak tau apa yang dikerjakan ayah dalam membantu meringankan beban ibu. Anak anak juga menyaksikan seperti apa ayah dan ibunya menyelesaikan sebuah masalah. Melalui kerjasama ayah dan ibu, anak anak akan menyimpulkannya sebagai bekal masa depan mereka.

2. Sepakat mencari titik temu. Karena tidak ada suami istri yang bisa cocok sempurna. Temukan sebanyak mungkin kesamaan pola asuh dari keluarga besar kita, berkomunikasi secara jujur dan terbuka. Jika ada hal yang tidak cocok, sampaikan baik baik dan santun. Carilah titik temunya yang bisa disepakati suami dan istri. Jika titik temu belum didapat terimalah pasangan apa adanya, sambil terus berikhtiar dan berdoa. Karena hanya kepada Allah tempat kembali segala urusan.

3. Yang utama, tenang menghadapi perbedaan karakter. Karena perbedaan karakter juga bagian dari fitrah ayah bunda yang mesti kita syukuri, jangan jadikan masalah. Terkadang ego kita seringkali membuat kita lupa saat melihat perilaku pasangan yg tidak cocok. Padahal ini adalah bagian dari proses mengenal pasangan lebih dalam. Proses mengenal antara suami dan istri tidak pernah selesai, karena manusia terus tumbuh dan berkembang. Kemampuan menyesuaikan diri adalah kuncinya.

4. Islam mengajarkan bahwa anak laki laki dan perempuan dipisah tempat tidurnya saat usia 10 tahun. Silahkan ayah bunda memaknai lebih dalam tentang ini. Sebagai tambahan, silahkan lihat jawaban no 1, pada chat ini πŸ™πŸ». Kemudian mari kita berkreasi sesuai keunikan keluarga kita.

5. Ustad Adriano telah menyampaikan nya dalam materi ini. Yaitu perkuatlah bashiroh kita. Melakukan amalan amalan sunah yang dicontohkan nabi, serta senantiasa bersyukur atas segala Rahmat Allah atas keberadaan keluarga kita (pasangan&anak anak) ✅

5⃣ *Menjadi Orangtua Ideal*

*Muflikhah - Malang*
*Rizky - Jakarta*
*Irapust - JakTim*
*Yani - Surabaya*
*Aisyah-Makassar*
*Sensri - Padang*
*Kiki - Bekasi*

1. Jika suami atau istri (saat masih kecil sekali) orang tuanya telah meninggal sehingga tak mendapatkan sosok ayah atau ibu sebagai teladan dan emosi tidak tuntas, kemudian memiliki masa lalu yang belum termaafkan atau sesuatu yang masih mengganjal sehingga berpengaruh pada pola didik kita. Apakah itu akan memengaruhi tumbuhnya fitrah ayah bunda kita. Jika iya dan sudah terlanjur adakah cara untuk memperbaiki?

2. Banyak sekali kekeliruan yg jujur saya lakukan pd anak pertama saya...skarang berumur 14 thn dan mondok, sudah baligh usia 10 th sebelum modok. Alhamdulillah sejauh ini baik2 saja...tetapi ada kekhawatiran saya... setelah banyak mendapatkan informasi dan belajar ttg ilmu parenting...banyak sekali kekeliruan yg sdh sy lakukan...
hanya doa terus menerus spy Alloh bukakan jalan yg terbaik u memperbaiki kekeliruan tsb. baru itulah cara saya mengatasi rasa bersalah saya… Langkah2 apa yg sbaiknya sy lakukan agar fitrah anak tumbuh sebagaimana mestinya walaupun sudah beberapa tahap terlewati…?

3. Dalam keseharian saya, saya sebagai ibu merasa begitu kurang telaten dgn anak2. Kdang sya marah klo melihat anak2 bertengkar, tidak merapikn maenan, dll. Kdng saya mmbri hukuman fisik spt mencubit pelan mrk. Bahkan pernah mrk sya time out.
Dari membaca matpok di atas, apakah sikap saya ini sdh masuk ke dalam orangtua yg buruk??
Bgaimana cara mengontrol emosi saya nggeh bunda??

4. Saya seringkali terbawa emosi saat membersamai anak2 kemudian kecewa dgn hasil didikan kami yg tidak sejalan dengan harapan ideal. Apakah emosi dan kekecewaan dapat bedampak pada hilangnya bashiroh kami sbg orangtua?

Mungkinkah ada faktor innerchild yg belum selesai. Saya ingin menjadi pribadi yg lebih baik, apa ini semata2 krn inner child sajakah? atau ada upaya lain yg dapat saya usahakan?

5. Kita sebagai orangtua selalu berusaha memberikan yg terbaik u mendidik anak.sehingga kita punya target2 pencapaian u anak kita.kita menjadi kecewa dan merasa belum menjadi orangtua yg baik u anak2 ketika target pencapaian belum terpenuhi seperti shalat anak yg msh bolong,sering berantem dg adik,blm mandiri dll.
Bagaimana caranya kita sbg orangtua lbh percaya dlm mendidik anak2 kita.shg capaian target kita terlaksana..syukron bun

6. Menurut saya, saya dan suami masih sama-sama belum benar2 memahami fitrah kami sebagai orangtua. Saya juga baru mudeng setelah ikut grup ini, tp saya ga yakin klo suami sudah mudeng atau belum. Kendala kami adalah waktu. Suami pulang di jam kami (saya dan anak-anak) sudah atau baru akan tidur, begitu setiap hari. Mohon sarannya utk saya dan suami agar dapat memahami dan menjalankan fitrah kami. Yang berjalan saat ini ya hanya sesuai naluri saja, dan saya rasa masih jauh dari ideal. Kami 'memetik' hasil dari si sulung, yang sulit diatur: makan sambil lompat2 dan main serta berjam-jam, menuntut diberikan hp dan mengancam tidak mau makan malam jika tidak diberikan, dsb. Hati saya sedih bu melihat bahwa kami sbg orangtuanya tidak tepat mendidik anak. Saya baru sebulan ini memutuskan tidak bekerja lagi dan full di rumah. Namun di rumah tanpa ART dan pengasuh serta 2 anak (5,5 th dan 9.5 bulan) cukup membuat kewalahan. Saya rasa belum banyak yg saya dapat lakukan utk anak-anak khususnya si sulung sejak saya di rumah. Langkah terbaik apa agar pasangan (suami) mulai menyadari fitrah keayahannya untuk ikut serta mendidik buah hati ?

7. Mohon masukannya bagaimana menumbuhkan fitrah pada anak perempuan, krn saya sendiri masih mencari ilmunya, belum punya referensi yg cukup memadai dan mohon masukannya _bagaimana menjadi orangtua yg suportif thd anak dan 'tidak mematahkan sayap anak' namun tetap menanamkan pentingnya peran sebagai ibu bagi anak2 kami kelak_?

🌺 *Bunda Deasy* :
5⃣ Sebenarnya saya bukan ahlinya untuk memberikan teknis/cara tertentu, apalagi terkait rumah tangga. Namun saya suka membaca beberapa tulisan yang mengulas tentang seluk beluk keluarga/pasutri. Saya coba untuk berbagi di sini, mudah2an sekaligus bisa menjawab semua pertanyaan no 5 ini πŸ™πŸ»

Ibarat sepasang sepatu, suami istri idealnya berada dalam garis sekufu -seimbang atau setara- pada segala aspek. Namun realitanya tidak semua pasutri berada dalam kondisi seimbang/setara tsb. Kesekufuan diperlukan dalam proses interaksi dan komunikasi pasangan suami istri, sebagai proses inti pengelolaan rumah tangga. Semakin sekufu, semakin mudah proses interaksi, sehingga makin mudah pengelolaan rumah tangga. Untuk itu diperlukan langkah langkah membangun kedekatan kesekufuan, a.l :

*Saling mengenal*
Saling mengenal aspek intelektualitas, kecenderungan, tabiat, kebiasaan potensi juga kelemahan masing masing. Pengenalan ini perlu agar masing masing memiliki pandangan ke depan untuk meningkatkan potensi atau menstrategikan kelemahan yang ada.

*Temukan _strong point_* (Kekuatan/potensi)
Saling menemukan strong point yang dapat menjadi sumber energi untuk menghasilkan kecenderungan atau kedekatan. Kita bisa melihat kehidupan Rasulullah dan Khadijah ra. Pada diri Rasulullah, Khadijah menemukan sikap jujur dan amanah. Sebaliknya, pada diri Khadijah, Muhammad melihat sikap kedermawanan yang mencolok.

*Menerima Realitas*
Saling menerima dan memahami kondisi realitas pasangan,  sebagai modal luar biasa untuk bisa memaklumi dan memaafkan kesalahan/kekurangan. Kecerdasan, kelapangan hati dan kejujuran adalah sikap yang mutlak dibutihkan dalam membangun rumah tangga, termasuk dalam hal pengasuhan.

*Kebutuhan bersama dan Komitmen*
Usahakan untuk dapat menciptakan kebutuhan bersama (pola asuh), agar komunikasi dengan pasangan terbangun baik. Dan buatlah komitmen untuk sama sama berikhtiar yang terbaik dalam pengasuhan&rumah tangga.

*Kuatkan kesabaran*
Saling menguatkan kesabaran dalam menjalani proses berumah tangga dan pengasuhan. Terutama saat kita menjumpai hambatan, keterbatasan, perbedaan dll (Qs 4:19)

*Perbaiki komunikasi dan interaksi*
Tanpa kita sadari, kesalahan komunikasi dapat melahirkan perasaan negatif; tertekan, kecewa, putus asa, sedih, dll. Perasaan negatif jika dibiarkan akan membuat potensi kebaikan pasangan kita menjadi mandeg atau kerdil, bahkan layu.

*Bingkai dengan bahasa cinta*
Atas dasar apa kita ingin keluarga kita menjadi baik dan lurus? Pastikan cinta yang mendasarinya, fitrah cinta yang Allah beri kepada setiap ayah dan bunda. Kita tentu ingin pasangan kita lebih shalih/ah, lebih cerdas, dan lebih berkembang dalam bingkai "karena aku mencintaimu" 😊.

Sekali lagi; pendekatan kasih sayang, penuh kesabaran, ketulusan, serta cara cara yang baik lainnya, sangat dianjurkan untuk dilakukan. Agar proses untuk saling meningkatkan diri baik suami maupun istri, tidak meninggalkan luka. ✅

6⃣ *Menumbuhkan Percaya Diri Ayah Bunda*

*Muflikhah - Malang*
*Adek - Tangerang*
*Redni - Riau*

1. Fitrah Ayah Bunda salah satu indikatornya adalah merasa tentram membersamai anak. Jika kita sebagai orang tua masih merasakan kegelisahan terhadap tumbuh kembang anak atau pola asuh kita benar salah ya. Atau masih belum yakin karena minimnya ilmu sehingga masih ada perasaan ini benar atau salah. Itu apakah jadi indikasi fitrah ayah bunda kita belum tumbuh sempurna? Jika iya bagaimana kita menghilangkan rasa kurang tentram tersebut.

2. Ketika membaca ilmu2 parenting, saya merasa banyak sekali kesalahan2 yg saya lakukan sebagai orang tua. Ini salah, itu salah, kadang jadi berpikir apa sudah benar yg saya lakukan? Bagaimana menumbuhkan kepercayaan diri utk mendidik anak dg kapasitas ilmu yg masih minim? Dan terkadang emosi masih belum stabil.

🌺 *Bunda Deasy*:
Pertanyaan nya mirip mirip ya 😊, sepertinya sudah saya singgung juga di jawaban no 4⃣ dan 5⃣

6⃣ Ayah bunda, mohon maaf...bukan bermaksud menggurui πŸ™πŸ». Saya juga dalam rangka mendidik diri saya sendiri πŸ˜€, senang bisa belajar bareng di sini..

Kegelisahan, ketidakpercayaan diri, khawatir dalam pengasuhan, seringkali muncul dari asumsi yang pemicunya sering tidak bisa kita kontrol (faktor eksternal). Misal, melihat anak tetangga lebih mandiri, melihat anak saudara lebih cerdas, mendengar anak rekan kita sudah bisa A B C dll. Padahal Allah jelas mengatakan bahwa Allah tidak membebani hambanya melainkan sesuai kemampuannya.

Maka, mari kita "ukur" diri kita dan anak anak kita sesuai keunikan dan potensi yang ada pada diri kita & anak anak. Keunikan yang telah Allah anugerahkan dengan sangat luar biasa. Cintai, sekali lagi cintai dan terima anak anak kita dengan segala keistimewaannya πŸ™πŸ». Dan mari kita dominasi hidup ini dg berbaik sangka atas setiap ketetapan yang Dia beri.

Terakhir, mari kita mohon kepada Allah SWT, agar Dia senantiasa membimbing kita dalam kebenaran dan kesabaran. ✅
*Saya menulisnya sambil terharu ini 😊

7⃣ *Lingkungan yang kurang mendukung HE*

*Suci - Bantul*

Bagaimana sebagai ayah bunda yg bermasyarakat menghalau lingkungan yg menurut kita kurang kondusif untuk anak2?

Kita tau bahwa hal yg dilakukan semisal kakek neneknya salah tetapi kita tak punya keberanian untuk berkata bahwa itu salah takut menyinggung perasaan dsb.

Kemudian selentingan kanan kiri mengenai sekolah. Biasanya pada usil ketika kita memilih untuk HE saja.

🌺 *Bunda Deasy*:
7⃣ Salah satu fitrah manusia adalah keinginan berinteraksi, berkumpul, mengenal, membentuk ikatan dan hubungan dengan sesama manusia. Dan hidup bersama dalam ikatan cinta dan persaudaraan.

Salah satu hak anak dalam pengasuhan adalah mendapat lingkungan dan atmosfer yang baik/kondusif untuk tumbuh kembang jiwa dan raganya. Kita pasti sepakat bahwa anak butuh teman, anak butuh berinteraksi dengan dunia selain keluarganya. Orangtua yang sanggup memilihkan teman/lingkungan yang baik bagi anak mereka, berarti mereka telah berhasil membuka pintu pendidikan yang layak bagi pertumbuhan anak.

Namun bagaimana jika sebaliknya? Anak terpapar dengan lingkungan yang kurang kondusif. Menjadi tugas kita pula untuk mengembalikan/mencarikan lingkungan yang kondusif. Orangtua wajib ikut membantu anak dalam memilih teman/lingkungan yang baik dan shaleh. Yang akan membantunya taat kepada Allah dan menjalankan ajaran Islam dengan baik. Oleh sebab itu, kita dapati contoh teladan dari Rasulullah saw adalah beliau turut bermain bersama anak anak. Beliau juga mengucapkan salam di depan anak anak yang sedang bermain. Beliau tidak bersikap angkuh, beliau tidak mengusir anak anak. Bahkan beliau mendoakan mereka supaya Allah menurunkan keselamatan dan Rahmat.

Hal ini mengandung makna, orangtua lah yang menjadi gerbang utama penanggungjawab baik buruknya tempat tumbuh kembangnya anak anak. Orangtua lah tempat kembali bersandarnya nilai nilai kebenaran yang dijalankan. ✅

8⃣ *Bashirah Islamiyah*

*Rizky - Jakarta*
*Tito - Bekasi*
*Alisa - Padang*
*Fitrani - Bondowoso*
*Ai - Tasik*

1. Dalam materi disebutkan:
_"Salah satu indikator adalah : jika hati kita tentram untuk melaksanakan sesuatu terhadap anak-anak kita, walaupun itu bertentangan dengan sejumlah teori parenting...dst"_
Jadi setelah mengetahui sebuah teori parenting, kalo kita ga tentram, brarti ga usah diterapkan. Terus bagaimana jika saya punya pertanyaan terhadap suatu masalah dalam menghadapi anak-anak, kalo jawaban yang kita terima ga membuat hati kita tentram. Apa yang harus saya lakukan? Kemudian, bagaimana Kita mengenali dan membedakan antara fitrah yg memang sudah terinstall oleh Allah dengan yg terintervensi karena pola asuh orang tua sebelumnya ?

2. Apakah bashirah sama maksudnya dengan firasat? Bagaimana cara mempertajam/mengasah firasat mukmin yang sesuai dengan HE? Setelah ketika memutuskan suatu hal yang berasal dari firasat/bashirah bagaimana menjelaskan ke orang terdekat mengenai keputusan tersebut?

3.  "Mintalah fatwa ke dalam hatimu"
Di tengah kegundahan akan kebersihan hati dan diri (sbg ortu), bagaimana trik utk bertanya pada diri sendiri dan memastikan bahwa apa yg dibisikkan hati itu adalah sebuah kebenaran?

🌺 *Bunda Deasy*:
8⃣ Dari Ibnu Abbas Ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ajarilah, permudahlah, jangan engkau persulit, berilah kabar gembira, jangan engkau beri ancaman. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya diam". (Diriwayatkan oleh Ahmad & Bukhori, dalam kitab _al-Adab Al Mufrad_)

Ini adalah salah satu dari sekian banyak ajaran Islam tentang metode pendidikan yang diajarkan Nabi kepada kita. Hal ini semestinya makin menyadarkan kita bahwa sesungguhnya pada diri Rasulullah lah suri tauladan yang baik, termasuk dalam hal pengasuhan/pendidikan.

Jika kita perhatikan, dalam Islam telah banyak metode yang paripurna. Yang semestinya membuat orangtua dan pendidik dapat menerapkan nya dalam setiap aspek kehidupan anak. Baik dari sisi akal maupun kejiwaan. Dengan demikian, jika kita meyakini dan menerapkan ajaran pengasuhan dari sumber utama dalam amalan kita, tentulah ketentraman yang kita peroleh. Insya Allah...

Galilah bashiroh kita dari sumber yang telah jelas Allah turunkan. Tiada rahasia untuk mendapatkan kekuatan firasat, karena Allah SWT menjanjikan untuk siapapun yang bertaqwa dan menjaga akhlaknya. Anjuran bertafakur sebagai langkah menajamkan indrawi dan membersihkan hati. Tafakur melatih kemampuan mengolah pikir dan hati untuk mendapatkan kejelasan tujuan hidup seorang manusia. Tafakur dapat mengundang datangnya ilham atau inspirasi yang benar (Lihat QS 3 : 8 dan 190-191) ✅

9⃣ *Hikmah Kehidupan Rasulullah SAW*

*Muflikhah - Malang*

Mohon dijelaskan hikmah Rosulullah tidak memiliki ayah ibu. Namun beliau mampu menjadi orang tua yang baik.6 Diluar memang beliau memiliki kelebihan sebagai nabi.

🌺 *Bunda Deasy*:
9⃣ Menuliskan hikmah kehidupan Rasulullah rasanya tiada habisnya. Kita dengan mudah tergetar jika mengenang pribadi mulia nan agung yang tercermin dalam diri beliau. Daya tarik yang tak lekang oleh perubahan zaman. Banyak sumber sumber ilmu yang membahas riwayat atau shiroh beliau, yang secara garis besar menjelaskan dua hal yang menjadi daya tarik tersebut; Cinta dan Akhlak nabi Muhammad SAW.

Cinta nabi Muhammad saw tumbuh sejak belia karena beliau merasakan sentuhan cinta dari orang orang di sekelilingnya. Selain dari ibundanya semasa hidupnya, cinta dan kasih sayang terus beliau rasakan hingga beliau telah yatim piatu. Beliau juga menerima cinta dari keluarga ibu susuannya, kakeknya, para pamannya, bahkan semakin mendalam. Penerimaan yang tulus inilah yang menjadikan Nabi Muhammad sosok pecinta sejati.

Nabi mencintai sesamanya, mencintai anak anak, mencintai sahabat sahabatnya, mencintai makhluk Allah lainnya, dan tentu saja mencintai Allah lebih dari apapun. Bukti lain kecintaan Nabi Muhammad saw, tampak saat beliau mengkhawatirkan umatnya menjelang wafat. Rasa cinta ini membimbing Muhammad saw menemukan hakikat hidup sebenarnya, sejak kecil hingga beliau diangkat menjadi nabi&rasul.

Setelah cinta, hikmah lainnya adalah cerminan akhlak mulia beliau. Hingga beliau mendapat gelar Al Amin semasa sebelum menjadi Rasul. Silahkan ayah bunda menambahkan dan menggali lebih dalam lagi hikmah-hikmah ini ✅

Referensi jawaban:
1. _Prophetic Parenting_ (DR.Muh.Nuh Abdul Hafizh Suwaid, 2010)
2. _The Muhammad Effect_ (Bambang Trim, 2011)
3. _Majalah Ummi_ (Mei-Juni 2003, Juli-Agustus 2004, Oktober 2011 dan Agustus 2015)

Komentar

Postingan Populer