Stimulasi Sensomotorik dengan Bermain di Alam



Oleh: Nurohmah Kurniatun

Menurut yang saya pelajari dalam Fitrah Based Education (FBE), masa 0-7 tahun Rasulullah SAW diantara hal yang dijalani dalam pendidikannya adalah belajar dan beraktivitas di alam terbuka seperti mendaki gunung, dll untuk kesehatan fisik (muscle memory) sekaligus mengkonstruksi imagi positifnya tentang keharmonian alam. Juga aktivitas sensomotorik dan psikomotorik dengan bermain di alam. Itu jauh lebih penting daripada fokus belajar kognitif, bahkan beliau buta huruf.

Menurut Charlotte Mason (CM) -"Urusan pertama dan terutama seorang anak di dunia - selama enam atau tujuh tahun pertama kehidupannya - adalah mencari tahu sebisa-bisanya lewat  kelima indranya apa saja yang menarik perhatiannya. Dengan cara ini, akan tampil hasrat anak yang meluap-luap akan pengetahuan". Alam adalah buku pelajaran yang tak pernah habis dibaca, menurutnya. CM juga selalu menganjurkan agar sedini mungkin anak diakrabkan dengan alam, sebisa mungkin sealami mungkin.



Selain menurut paham FBE dan CM, banyak teori parenting juga mengatakan, bahwa untuk anak usia dini penting distimulasi sensory (indra) dan motoriknya (otot gerak). Sehingga kini ngetrend istilah sensory play dan mainan edukasi untuk melatih motorik.

Berikut adalah manfaat sensory play, yang saya kutip dari sebuah artikel, yg merupakan resume Seminar Parenting berjudul "Messy Hands for Growing Minds":
1. Melatih perkembangan otak
Cara kerja otak : semakin banyak informasi/pengalaman yg diberikan, semakin lengkap dan banyak bank data yg tersimpan. Otak semakin distimulasi maka akan semakin kokoh, sebaliknya jika tidak dilatih otak akan kurang bekerja.
2. Melatih regulasi diri
Tujuan yg diharapkan adalah menempatkan anak pada just right state, dimana anak pada level ini lebih tenang dan siap utk menerima stimulasi.
3. Meningkatkan bonding
Ketika orang tua menemani dan bermain bersama anak, saat itu pula orang tua sendang membangun ikatan batin dan kedekatan bersama buah hati.
4. Membantu perkembangan bahasa, motorik halus kasar, kognitif, sosial emosional, dan kreativitas.

Bagaimana sensory play bisa membantu perkembangan bahasa, motorik, kognitif, sosial emosional dan kreativitas? Berikut adalah penjelasannya, saya sarikan dari buku Keajaiban 7 Indra:
1. Perkembangan Bahasa.
Anak bisa mengerti kosa kata 'kenyal', 'licin', 'asam', 'manis', 'gelap', 'geli', dll melalui pengalaman indrawi langsung. Kata-kata tsb menjadi lebih bermakna karena anak dapat menghubungkan antara kata dengan hal yg dimaksud secara langsung.
2. Perkembangan Kognitif
Setiap stimulasi baru akan menambah konekai jalur saraf di otak. Sedangkan stimulasi berulang akan menguatkan koneksi tsb. Semakin kaya pengalaman sensori anak, semakin kompleks pemahaman yang ia miliki dan semakin berkembang pola pikirnya.
3. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar
Sensory play seperti menuang, menjepit, menyendok, mengaduk memanfaatkan koordinasi otot-otot kecil (motorik halus). Sedangkan kegiatan seperti melompati, meniti, berlari, berjinjit, melempar melibatkan otot-otot besar (motorik kasar).
4. Perkembangan Sosial Emosional
Permainan sensori tertentu seperti bermain pasir atau air memungkinkan anak bebas berekplorasi, tanpa ada aturan khusus. Anak bebas bereksperimen. Ini dapat meningkatkan konsentrasi, kepercayaan diri, rasa ingin tahu dan melatih problem solving. Permainan sensori tertentu juga dapat memberi efek relaksasi, seperti bermain air, berjalan-jalan di taman, melompat-lompat, dll. Menjadikan anak relaks karena bisa meregulasi ketidaknyamanan akibat rasa bosan, resah, atau energi berlebih yang perlu disalurkan.
5. Perkembangan Kreativitas
Dalam bermain sensori, bagaimana anak memainkan material lebih penting daripada apa yang dihasilkan saat bermain. Beri dukungan pada anak untuk berimaginasi dalam bermain pura-pura atau untuk memikirkan alternatif pemecahan masalah. 

Selama ini kita mengetahui bahwa manusia dikaruniai panca indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan perasa), kita juga sebenarnya memiliki dua indera lagi yaitu indera vestibular dan indera proprioseptif.
Indera vestibular berkaitan dengan gravitasi, pergerakan dan keseimbangan tubuh. Indera proprioseptif berkaitan dengan kesadaran tubuh, memberi informasi tentang posisi anggota tubuh, posisi seseorang dlm lingkungan, serta besarnya kekuatan yg perlu dikeluarkan untuk melakukan suatu pergerakan.

Sebenarnya dengan banyak-banyak bermain di alam terbuka pun sangat bisa menstimulasi sensory dan motoriknya. Alam menawarkan ruang belajar yang luar biasa untuk anak-anak, bahkan untuk mengoptimalkan fungsi indranya.
Berikut contoh-contoh kegiatan mengeksplor alam yang dapat menstimulasi ketujuh indra juga motorik:
1. Indra penciuman :
Saat bermain di taman bunga, bebaskan anak mencium beraneka ragam bunga juga dedaunan. Saat berkebun, ajak anak mencium aroma daun jeruk, daun sere, atau berbagai macam biji dan buah yang berbau.
2. Indra penglihatan :
Saat menikmati pemandangan bukit hijau, langit dan laut biru, awan putih, mendung gelap, warna-warni bunga, warna pelangi, dll.
3. Indra pendengaran :
Saat mendengar suara deburan ombak, tiupan angin kencang, suara hujan, aliran sungai, air terjun, kicau burung, suara daun kering rontok terinjak, suara pepohonan pinus ditiup angin, dll.
4. Indra peraba :
Saat merasakan berjalan di atas bebatuan kali atau pasir pantai, bermain di sungai yang licin, membuat istana pasir di pantai, bermain dan berjalan di atas rontokan daun, menjumput dan memainkan aneka biji-bijian, bermain di atas rumput, dll.
5. Indra Perasa :
Ajak anak mencoba mencicipi rasa tetumbuhan yang ditemukan, misal ceplukan, talok, jeruk, menjilat biji mahoni, mengisap nektar bunga, dll.
6. Indra vestibular :
Saat berjalan atau berlari di atas pematang sawah, meniti batang pohon yang roboh.
7. Indra proprioseptif:
Saat mencabut rumput, memetik bunga liar, menyapu halaman, masuk/merayap ke terowongan/gua, melompati parit kecil.




Dalam hal melatih motorik, untuk motorik kasar misalnya: berjalan, berlari, mendaki bukit, memanjat gundukan pasir, memanjat karang, memanjat pohon, bergelantungan di pohon, melompat, dll. Untuk melatih motorik halus misalnya, menuang pasir pantai dalam botol, memetik biji atau bunga, menjumput biji-bijian di tanah.

Idealnya memang setiap hari anak terpapar dengan alam. Namun terkadang memang kita tidak hidup dalam kondisi yang serba ideal. Karena kondisi saat ini terutama  di daerah perkotaan, menemukan alam terbuka untuk bermain sangatlah susah. Jadi untuk memaksimalkan stimulasi sensomotoriknya, tak masalah kita menggunakan mainan-mainan artifisial atau buatan, mengingat pentingnya stimulasi sensomotorik ini. Namun demikian, bagi saya tetap sebisa mungkin  anak terpapar dengan alam. Karena selain bermanfaat merangsang sensomotorik, bermain di alam juga mempunyai banyak manfaat lain, diantaranya:
1. Menumbuhkan kecintaan pada Allah lewat ciptaanNya.
2.  Meningkatkan imajinasi, kreativitas, dan kemampuan problem solving.
3. Meningkatkan kemampuan anak untuk fokus dan konsentrasi.
4. Membangun kepercayaan diri anak.
5. Mengenalkan rasa cinta terhadap lingkungan sejak dini.
6. Memiliki mata yang sehat
7. Mengurangi stress.
8. Menanamkan jiwa syukur atas nikmat dan karunia Tuhan, dll.

Beruntung memang saya tinggal di kampung, khususnya daerah mBantul, yang masih mudah menemukan alam terbuka. Bahkan dikelilingi dengan perbukitan, pantai, sawah, sungai, air terjun, dll. Sehingga hampir setiap hari, kami dapat bermain di alam walaupun itu hanya di halaman rumah atau sawah seberang jalan. Kalau hari libur barulah bisa eksplor tempat lain.



Masalahnya tak semua orang seberuntung saya yang masih mudah menemukan alam terbuka untuk bermain. Lalu bagaimana solusi bagi orang yang tinggal di perkotaan, yang mana akses ke alam terbuka tidaklah mudah?

"Jika di luar rumah cuma ada trotoar aspal, maka pergi agak jauh ke taman terdekat atau desa di pinggir kota adalah gagasan bagus" (Cinta Yang Berpikir: 144).

Kalau biasanya waktu libur dihabiskan dengan berjalan-jalan ke mall atau playground modern, bolehlah sekarang dialihkan menjadi rekreasi ke alam terbuka. Tak mengapa walau cuma satu atau dua pekan sekali. Yang penting maksimalkan interaksi anak dengan alam. Biarkan anak banyak-banyak merasakan dan menjalin relasi intim dengan alam, melalui indra-indranya (selama itu kondisi aman).

Menurut Charlotte Mason, di tengah keterbatasan akses ke alam, anak kota masih bisa dibuat intim dengan berbagai objek alami seperti bunga, biji-bijian, kayu, bebatuan, dsb lewat pekarangan atau lingkungan sekitar rumah atau sesekali bepergian jauh. Ajari mereka bersenang-senang dengan objek-objek alami tersebut. Misalnya cara mengisap nektar kembang sepatu, membuat kitiran dan peluit dari daun kelapa, membuat perosotan dari pelepah pinang, melempar biji pletekan ke dalam air sehingga meledak, membuat pistol mainan dari pelepah pisang, membuat mahkota dari daun atau bunga liar, dll. Selain menjadi kenangan manis, aktivitas tsb juga bisa merangsang kreativitas anak-anak.


Jadi, yuk seru-seruan ngobrol bareng, main bareng, beraktivitas bareng keluarga di alam. Selain mendapat manfaat-manfaat di atas, insyaaAllah juga dapat mempererat bonding.

Jadi,, akhir pekan mau ke mana? 😉😉



Sumber:

Agstried E. Piether, dkk. Keajaiban 7 Indra. 2016. Penerbit Rumah Dandelion.

Ellen, Kristi. 2016. Cinta yang Berpikir . Semarang: Penerbit Ein Institute.

Harry, Santosa. 2016. Fitrah Based Education. Bekasi: Yayasan Cahaya Mutiara Timur.


Ardyah, Miranti. Manfaat Sensory Play Untuk Balita . http://elhanalearningkit.com/manfaat-sensory-play-untuk-balita

Komentar

Postingan Populer