Pilihan

Sedang dalam proses untuk tidak mudah menghakimi pilihan orang lain. Dalam hal ini khususnya dalam dunia peremak-emakan. Kita tidak pernah tahu masa lalu orang lain, seperti apa pola didik dan pola asuhnya, siapa orang2 di dekatnya yang berpengaruh, apa saja yang pernah dialami dan dilalui semua itu yang membentuk pribadi seseorang, mempengaruhi pengambilan keputusannya. Kita tidak pernah berada dalam posisi orang lain. Tidak bijak rasanya jika tanpa mengetahui apa-apa kita menghakimi keputusan orang lain. 


Jujur saja saya masih dalam proses untuk tidak nyinyirin pilihan orang lain. Dalam dunia peremakan, tentu kita tidak asing lagi dengan mom war seperti WM vs SAHM, ASI vs sufor, mpasi homemade vs instan, dll. Nah saya termasuk yang suka nyinyirin pilihan ibu2 lain yang nggak sejalan dengan saya nih..hahaha,,peace yah mom. Terutama dalam hal asi yah. Tapi semakin ke sini, saya semakin mikir, tentu semua ibu ingin yang terbaik untuk anaknya. Soal kegagalan memberi asi, kita nggak pernah tau ya sudah seberapa besar usahanya, seberapa besar tantangannya, dan seberapa keras ia telah berjuang. Saya nggak pernah benar-benar tahu. Saya berusaha mengurangi kenyinyiran saya, dan berusaha untuk menyaring informasi, berita atau infografis seputar asi agar tetap mengedukasi tapi tidak begitu menyakiti ibu-ibu yang tidak berhasil memberikan asi untuk anaknya. Nyinyir dikurangi, syukur stop. Tapi edukasi harus tetap berjalan. Bagi saya, edukasi bukan hanya tanggung jawab nakes, atau konselor, tapi juga tanggung jawab kita semua yang mengetahui betapa besarnya manfaat asi. Saya yakin kalau para orangtua benar-benar mengetahui manfaat asi, semua pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkannya. Nah untuk itu, tugas kita semua, untuk mengedukASI dan menyebarkan informasi yang valid dengan sumber yang terpercaya. di Indonesia kita punya AIMI (Asosiasi Ibu menyusui INdonesia) organisasi nirlaba yang berbasis kelompok sesama ibu menyusui dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, informasi tentang ASI dan prosentase ibu menyusui di Indonesia. Wes, minimal buka web nya baca2 artikelnya, atau gabung grup fbnya baca file2nya (jangan cuma gabung tok ya). Minimal banget baca2 artikel dari aimi, insya Allah sumbernya dapat dipercaya. Saya pertama kali banget dapat informasi soal asi yang lengkap juga dari aimi. dari awal-awal menikah Alhamdulillah sudah mulai belajar. Lama kelamaan nambah follow akun ini-itu seputar asi. Alhamdulillah waktu punya anak saya sudah merasa percaya diri dengan sedikit ilmu yang saya miliki. Percaya diri, yakin bakal sukses menyusui eksklusif bahkan sampai 2 tahun. Tantangan pasti ada. tetapi berhubung sudah mengetahui ilmunya, jadinya tidak panik, cari bantuan konselor apabila masalah tidak terselesaikan. Alhamdulillah hambatan hanya di awal-awal saja. Alhamdulillah sudah lulus S2 asi tanpa hambatan yang berarti. 


Nah, kalau soal mpasi, tentunya saya pro home made ya. Dulu saya anti banget sama yang nammanya mpasi instan. Saya bayanginnya kaya mie instan gitu lho. Padahal beda yah. Nah akhirnya saya menemukan tulisan Ibu Fatimah Berliana Monika Purba soal mpasi instan vs homemade ini. Tulisannya sangat panjang menjelaskan tentang Rekomendasi IDAI pemberian MPASI Instan Difortifikasi,Anemia Defisiensi Besi (ADB),Food is MORE THAN Just Nutrition = Makanan Tidak Hanya Sekedar Untuk memenuhi kebutuhan Nutrisi / Gizi, Serba-Serbi MPASI , dengan fokus pada kandungan zat besi MPASI, dan seputar MPASI Instan. Klik di sini untuk membaca penjelasan lengkap beliau. Yang intinya bahwa mpasi instan aman dikonsumsi bayi, tetapi tentu saja yang terbaik adalah mpasi homemade yang fokus pada kandungan zat besi, karena bayi sangat rentan terkena adb. "Ada kondisi-kondisi di mana Ibu tidak dapat menyiapkan MPASI homemade seperti Ibu sakit , dalam perjalanan dan kondisi2 emergency lainnya. Maka pemberian MPASI Instan adalah salah satu solusi. Jangan sampai bayi tidak mendapatkan MPASI yang mencukupi karena Ibu ngotot ingin selalu memberi MPASI homemade. Sama seperti adanya kasus Ibu yang ngotot memberi ASIx padahal bayinya sudah terindikasi kurang asupan". Dulu sebelum menbaca ini, saya adalah termasuk ibu-ibu yang ngotot memberikan mpasi homemade tanpa melihat kondisi-kondisi di atas. Contohnya ketika mau bepergian ke luar kota dam sehari, saya tidak sempat membuatkan makanan dengan gizi seimbang. Jadilah waktu itu saya hanya membawakan bekal ubi madu rebus untuk makan bayi. hiks. Setelah membaca ini, ketika bepergian jauh, saya selalu sedia makanan bayi instan ketika tidak sempat memasak. 


Satu lagi mom war yang nggak kalah seru nya yaitu Working mom vs Stay at home mom. untuk soal ini saya tulis khusus dalam satu judul sendiri yaitu Berkarya dari Rumah

Komentar

Postingan Populer