Menentukan Prioritas Ilmu

Menyimak video materi matrikulasi 4 Institut Ibu Profesional dari bu Septi Peni beberapa hari lalu, mengingatkanku pada diri sendiri beberapa waktu yg lalu. Belum menemukan misi spesifik individu dan misi keluarga. Pernah membabi buta mempelajari ilmu2, terlebih ilmu parenting. Setiap ada info kulwap atau grup parenting, lgsung cuss gabung. Beli buku ini itu. Kalau seminar sih, lihat2, kalau gratis ya lgsung ok, kalau bayar ya pikir2 dulu. Hehe. Dan persis spt yg bu Septi Peni bilang, semua ini berbasiskan kekhawatiran akan ketertinggalan ilmu kekinian mendidik anak.
.
Insya Allah dikit demi sedikit mau diperbaiki. Sudah nggak demikian lagi, gabung kulwap ya kalau emang bener2 butuh ilmunya aja (dan ini udah juarang bgt ikut). Ada tawaran Gabung grup2 baru, nggak langsung nyemplung begitu saja. Seperti yg pernah tak bilang (tulis) beberapa waktu lalu, suami juga mengingatkan bahwa fokusnya jangan memperbanyak 'sumber daya', tapi mengoptimalkan apa yg ada mjd lebih bermanfaat. Dipraktekkan untuk diri sendiri, kmdn dibagi untuk org lain. Dia jg pernah bilang sebelumnya, bahwa sekarang mending fokus pelajari yg sesuai dg platform yg telah disepakati aja.
Awalnya saya sempat menyangkal masukan ini, saya masih berfikir bahwa yg aku pelajari, semua pasti bermanfaat. Dan malah pernah saya bilang 'kamu kok malah ngendhon2i (mengendurkan) semangat belajarku to' gara2 diingatkan spt itu. 😂
.
Dan kmdn setelah beberapa lama saya pikir2 lg, benar jg sih. Belajar ini itu, ono ini, tp prakteknya? Minim. Materi yg sudah dibaca dan dipelajari, sedikit yg dipraktekkan, selebihnya menguap. Bahkan jejalan2 materi dari beberapa grup sama sekali belum terbaca. Dengan kata lain saya hanya mengejar kuantitas bukan kualitas. Tanpa upaya sungguh2 untuk mengamalkan ilmu yg diperoleh.
Maka, seperti yg pernah tak tuliskan bahwa salah satu resolusi thn ini adl untuk lebih banyak mengamalkan apa yg sudah dipelajari. Dan sepertinya resolusi2 tahun ini sejalan dan semakin dikuatkan dengan bergabung ke IIP.
.
Kalau kata bu Septi Peni dalam menuntut ilmu ibaratnya 'satu gigitan telan, satu gigitan telan'. Ilmu harus dikuasai setahap demi setahap. Menentukan prioritas ilmu yg akan dipelajari di tahap awal. Dipelajari satu per satu. Setelah itu mengamalkannya satu demi satu jg.
Kalau kata suami, prioritas awal yg wajib2 dulu, yg dasar. Kalau belajar agama ya mulai Tauhid dulu, sholat, wudhu, dst. Kalau dlm parenting katanya tentukan apa yg harus dilakukan dan apa yg tdk boleh. Dan bersamaan dengan NHW 4 ini, sedang merumuskan urutan prioritas mana yg harus dipelajari dulu.
.
Tapi bukan berarti yg saya lakukan dulu itu nggak ada manfaatnya lho ya. Manfaatnya tetap banyak, pengaruhnya terhadap diri saya pun banyak. Ilmu baru yang sudah diterapkan jg banyak. Pola pikir saya berkembang, wawasan bertambah, pikiran jg jadi lebih terbuka dan jadi tdk mudah menghakimi org lain. Dan dari proses membabi buta tsb juga, akhirnya saya menemukan yg ilmu cocok seperti  FBE dan IIP jg. Hanya saja dulu mungkin kurang memperhatikan adab menuntut ilmu. Jadi sekarang yg perlu diperbaiki adl lebih memperhatikan adab2 menuntut ilmu dan selalu meluruskan niat.

Komentar

Postingan Populer