Kampanye Membaca dengan Gerakan One Week One Book


Awal bergabung @gerakan_1week1book (di instagram), niatnya biar lebih memotivasi diri untuk rajin membaca buku. Menantang diri sendiri. Saya mah orangnya gitu. Kalau nggak ada tantangan seperti ini cenderung go with the flow. Sak tekane, sak kecekele. Terbukti dengan mengikuti tantangan2, saya jadi lebih termotivasi.

.
Setelah kurang lebih 2bln bergabung OWOB, saya merasakan banyak manfaat. Pastinya lebih termotivasi membaca, mendapat banyak rekomendasi buku, mendapat banyak ilmu, lebih terjaga semangat dan konsistensinya.
.
Dan sekarang, setelah saya sendiri merasakan banyak manfaat, saya ingin turut mengajak orang lain, menularkan virus membaca, terutama untuk kaum ibu2 untuk bergabung dengan gerakan ini.
.
Kenapa ibu2? Saya yakin, bila ditanya, pasti ibu2 pengen anaknya cinta buku, punya minat baca, menjadi pembelajar mandiri. Salah satu caranya tentu dengan mengenalkan aktivitas membaca sejak dini, mengenalkan buku sedari bayi, memberi teladan bahwa kita orang dewasa jg suka aktivitas membaca buku. Hanya saja banyak diantara kita orang dewasa yang terlanjur tidak punya minat membaca. Nggak usah tunjuk sana sini. Saya tunjuk diri saya sendiri. Berangkat dari minat baca yg rendah, namun berkeinginan menjadi contoh buat anak, ingin menjadikan anak punya minat baca dan belajar, ingin anak menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat, maka saya harus berubah. Saya harus punya minat baca dulu.
.
Kalau ibu2 sudah 'teracuni' virus membaca buku, maka dengan mudah dia akan menularkan kembali virus ini kepada anak-anaknya. Kalau saya mengamati, sebenarnya anak2 itu suka kok sama buku. Tinggal kita orang dewasa ini memfasilitasi, mendukung dan memberi teladan tentunya.
.
Takut dibilang pamer, show off, riya, dsb dengan memposting buku yg dibaca? Memang susah sih urusan hati itu. Saya akui. Yang bisa kita lakukan adl harus selalu perbaiki niat. Nggak lupa ucap bismillah sebelum memulai apapun dan memohon pada Allah biar menjaga hati kita agar niat baik di awal tdk melenceng. Biar amalan kita nggak hangus oleh penyakit hati. Tapi kalau nunggu hati bersih dulu baru menebar inspirasi kebaikan krn takut dibilang riya dsb, maka dunia ini keburu diisi dengan inspirasi2 keburukan, ya nggak sih? Nggak mau kan? Yuk ah, mulai dari luruskan niat, tebar inspirasi kebaikan sekecil apapun.
.
Lha tapi, satu buku dalam satu minggu itu terlalu berat, saya nggak punya waktu, nggak punya banyak koleksi buku, dsb. Pertama, kalau terlalu berat, bisa diturunkan dulu targetnya. Misal satu bulan satu buku, meningkat dua  minggu satu buku. Meningkat lagi satu minggu satu buku. Tapi kalaupun langsung pengen bisa satu minggu satu buku, ada kok ilmunya. Saya ada ebook nya yg membahas tentang One Week One Book ini. Bila berminat silakan japri, sudah ada izin untuk membagikan. Masalah nggak punya koleksi buku? Perpustakaan daerah adakan? Di sana ada ribuan buku yang bisa kita pinjam. Saya sendiri kalau kehabisan buku untuk dibaca, atau bosan dengan buku2 yang saya punya, memilih untuk pinjam buku di perpus. Sekalian mengajak anak dong, untuk mengenalkan dan mengakrabkan dengan perpustakaan.
Ada lagi altetnatif lain, seperti cari ebook2 gratis. Atau download aplikasi2 pinjam buku online seperti IPusnas, IJakarta, IJogja, IJateng. Banyak kan jalannya. Kalau saya sih nggak betahan baca ebook. Tetep suka buku fisik. 😁
.
Kurang marem kalau nggak baca buku milik sendiri? Tapi dana terbatas untuk beli buku? Ya kudu nabung berarti. Atau mengalokasikan dana yang harusnya untuk beli baju, jilbab, make up, jajan di resto, dsb untuk beli buku. Saya rela ngampet2 nggak beli baju, jilbab, makeup baru, bahkan peralatan dapurpun seadanya nggak diupdate2 demi bisa jajan buku.
.

Komentar

Postingan Populer