Menentukan Waktu yang Tepat Menyapih

Pemikiran manusia bisa berubah. Seiring ilmu yg dia pelajari, pengalaman yg ia peroleh, dengan siapa dia bergaul, dll. Pemikiran saya dari setahun lalu saja sudah banyak yang berubah. Apalagi dari 2th yang lalu, 5th yang lalu, dst.
.
Begitupun dengan pemikiran saya seputar menyapih. Mungkin 2th yg lalu atau lebih, saya berkeinginan untuk menyapih sekehendak anak saja. Sesuai dg paham WWL (Weaning With Love). Kapanpun ia mau berhenti, terserah. Nggak terpatok harus 2th. Tetapi kemudian saya mendapat pengetahuan baru. Pertama saya beberapa kali baca dari tulisan bu Sarra Risman. Menurut pemahaman beliau menyapih itu ya tepat 2th, karena di dalam Al Quran jelas disebutkan angka 2th. Kemudian saya pernah mengikuti workshop parenting dengan pembicara seorang alumni dari akademi Parenting Nabawiyah (asuhan ust Budi Ashari). Menurut ilmu yg beliau dapat dari Parenting Nabawiyah juga sama, bahwa menyapih itu di usia 2th. Kalau kurang boleh. Ini saya coba cari referensi dari web Parenting Nabawiyah.

Saya agak bimbang juga mendengar itu, karena awalnya saya berkeyakinan bakal menyapih dengan wwl atau menyapih dengan cinta, dengan artian anak yang menyapih ibu. Dia akan lepas kapanpun dia siap.

Kemudian saya dan suami mencari referensi lain. Dan menemukan tulisan dari dr. Raehanul Bahraen (yg sering saya jadikan rujukan untuk perkara yang berkaitan dg kesehatan ditinjau dr segi agama) di Muslimafiyah. Dari tulisan tersebut saya simpulkan bahwa, menyapih lebih dari 2th itu boleh, karena tdk ada dalil yg melarangnya. Akan tetapi menyusui 2 tahun lebih utama karena itulah nash dari Al- Quran. Selain itu karena tdk ada perintah dlm agama, maka tidak bijaksana jika kita menyebarkan, menghimbau atau mengajak org lain untuk menyusui lebih dari 2th.

Berbekal pengetahuan tsb, saya dan suami mengambil keputusan bahwa akan berusaha menyapih di usia 2th. Kalaupun nggak bisa tepat, yang penting kami tetap berusaha untuk segera menyapih. Proses sounding saya mulai pada usia 18bln (tapi tidak konsisten sih). Dan secara bertahap mengurangi frekuensi menyusui di siang hari. Bertahap, sampai hanya nyusu ketika mau tidur, kalau terbangun malam tidak saya susui. Tetap terus saya sounding dan afirmasi bahwa nanti di usia 2th sudah nggak nyusu lagi. Sebenarnya saya agak pesimis bakal tepat waktu,  karena selama ini dia nggak bisa tidur tanpa nyusu. Tapi nggak disangka di malam esok harinya dia ulang tahun, ternyata dia bisa tidur tanpa nyusu, dengan dibacain buku.

Saya masih belum yakin, tapi alhamdulillah atas izin Allah di malam-malam berikutnya tetap bisa tidur dengan dibacain buku. Dan sudah lepas nyusu sama sekali. Alhamdulillah, sekali lagi diberi kemudahan.

Disclaimer: tulisan ini bukan untuk menambah daftar panjang mom war dengan menciptakan daftar baru menyapih tepat 2th vs extended breastfeeding. No. Saya hanya mau menyampaikan, bahwa di setiap keputusan seorang ibu untuk anaknya bisa jadi ada banyak hal yg sudah dipertimbangkan. Yang berbeda dengan kita belum tentu salah. Menyampaikan informasi atau ilmu yang kita anut dan kita anggap baik tentu boleh dan bagus, namun kalau disertai dengan menghakimi org lain, itu yang kurang tepat.

Keputusan ini saya anggap paling tepat buat kami, mengingat saya juga sering merasa lelah bila tengah malam harus selalu bangun menyusui, badan pegel, tidur jadi kurang berkualitas, saya jadi sering mengeluh. Dan saya jg berpendapat, toh di dlm kitab suci sendiri disebutkan angka 2th, jadi nggak ada kewajiban buat saya untuk tetap extended breastfeeding sementara saya sendiri tidak nyaman menjalaninya.

Meskipun demikian, dalam proses menyapihnya, saya mengikuti tahapan2 sesuai teori WWL. Nggak ada tipu2, oles2, plester2, menakut2i, mengancam. Prosesnya ya dengan sounding, mengurangi frekuensi menyusui, mengalihkan jika ingin menyusu, menciptakan rutinitas baru sebelum tidur. Tapi memang ada proses nangis-nangis ketika terbangun malam hari. Namun saya anggap itu proses yg wajar. O, ya saya pernah mengikuti kulwap tentang WWL dengan narsum mb Mia Saadah, ini resumenya.

Dan satu lagi, alasan saya berniat menyapih tepat 2th bukan karena mitos2 seperti  kualitas ASI sudah nggak bagus, anak akan jadi manja, dan semacamnya. Untuk alasan itu sudah terbantahkan dengan penelitian ya. Jadi murni karena alasan yang sudah saya sebutkan di atas.

Komentar

Postingan Populer