Salah Asuhan

Bagi orang yang sudah mengenal saya, pasti tau banget saya ini super pendiem, nggak bisa ngomong, ngomong sepatah dua patah kata doang, ga bisa menjelaskan sesuatu secara lisan dg runtut dan jelas. Minderan banget. Kalau dulu di kelas, bisa dibilang org yg paling pasif. Tp dari dulu saya memang seneng nulis. Nulis diary, blog, dan kalau skrg nulis caption. 😂. Bukan jago, tapi seneng. Kebalikan kalo ngomong yg cuma sekecap dua kecap, kalo nulis yg tadinya cuma mau nulis apa, jadi panjang kali lebar sama dgn luas. 😁. Jadi jangan heran kalau ketemu saya langsung, ternyata saya ga bisa ngomong, pdhal kalo nulis caption super panjang. 😂😂
.
Jgn ditanya sudah berapa purnama saya habiskan utk bersedih meratapi kekurangan saya. Hampir kering lah air mata ini. 😂😂 lebay. Karna menjadi orang pendiam, minderan, ngga bisa bergaul itu super nggak nyaman. Mau begini takut salah, mau begitu takut ditertawakan, mau ini takut gagal, dsb. Jadinya nggak maju2, jalan ditempat. Nggak mengenali kelebihan dan potensi diri, merasa tdk berguna dan bermanfaat. Karakterku itu tentunya nggak serta merta terbentuk begitu saja. Pasti melewati proses yg panjaang. Pola asuh, lingkungan, sistem pendidikan tentu berpengaruh.

Makanya yg mau punya anak dipersiapkan betul ilmunya. Jangan sampai pola asuh yg salah justru menyengsarakan anak kita. Bisnis yg gagal bisa diulang, karir yg gagal bisa bisa diulang, tp parenting yg gagal gak bisa diulang, dampaknya bisa seumur hidup buat anak.
.
Punya anak itu berat tanggung jawabnya. Jangan yg dipikir bisa buat lucu2an aja. Didandanin, dikasih makan, sekolah, sakit diobatin. Noo, nggak sesederhana itu. Saya tahu, semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya. Tapi ingin saja tidak cukup tanpa berbekal ilmu. Mendidik anak sama dengan menciptakan peradaban. Bukan perkara sederhana. Ibarat kata, membuat roti saja perlu ilmu, kalau asal2an bisa jadi roti yang dihasilkan bantat, tidak mengembang, rasa nggak enak, dsb. Apalagi perkara mendidik anak. Tentulah ada ilmunya. Ilmunya sangat luas. Mulai dari sebelum dia lahir, lahir, menyusu, makan, pendidikan, dll. Sayangnya untuk hal sepenting ini, tidak ada jurusan sekolahnya. Tapi bukan berarti kita tdk bisa belajar. Sumber ilmu sudah saking banyaknya. Tinggal kita pandai - pandai memilah sumber yang valid dan cocok saja sama kita.

Berbekal pengalaman masa lalu saya, saya nggak ingin sembarangan dalam mengasuh dan mendidik. Saya menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan saya dalam mendidik, namun saya selalu berusaha mencari solusi dari kesalahan dan kekurangan, dan berusaha memperbaiki diri sesusah apapun itu. Satu lagi, kalau anak ada kesalahan dan kekurangan tak buru-buru menyalahkannya, tapi sebisa mungkin introspeksi diri dulu.

Komentar

Postingan Populer