Senin, 13 januari 2014


Sebenarnya sudah lama aku punya kebiasaan nulis diary. tp kebiasaan itu sempet terhenti. Berbagai macam alasan membuatku malas untuk kembali menulis. Mulai dari males nulis tangan di buku, kalau pake netbook nggak bisa sembarang waktu atau sembarang tempat bisa menulis. pengennya sih pake tab, jadi ngidupinnya gampang, bisa dibawa ke mana-mana. tp kalau nunggu punya tab, keburu banyak banget peristiwa menarik yang terlewatkan. Jadi saat ini kuputuskan untuk menulis lagi, nggak peduli pakai media apa. yang penting mulai menulis. Dan kenapa tulisan ini aku beri judul 'Senin, 13 januari 2014'? tak lain karena pas hari ini aku ada keinginan lagi untuk nulis diary, tp rada males kalo musti nulis tangan. yaudah akhirnya aku ketik aja di netbook. Dan beberapa waktu terakhir ini, aku juga punya keinginan untuk kembali nulis blog. Hari ini, setelah sekian lama, aku buka akun blog ku. Pengen post cerita jalan2, tp nemu tulisan ini, jadinya pengen tak post juga.hehe

Sejak terakhir menulis diary (aku sampai lupa tahun berapa), banyak sekali peristiwa yang terlewatkan. Sekarang aku sudah menikah, dengan lelaki yang sedari SMA aku sukai. Aku juga sudah bergelas sarjana, meski harus 7 tahun mendapatkan gelar tersebut. Dari ke dua peristiwa itu saja kalau mau ku tulis pasti menjadi tulisan yang amat panjang. Banyak sekali yang bisa diceritakan. Seperti: aku yang tidak menyangka waktu itu bayangan meniah rasanya masih sulit untuk dicapai karena kedua ortuku menghendaki kami menikah setelah kami berdua lulus kuliah (pada kenyataanya sampai sekarang, setaun setelah menikah suamiku belum juga lulus), tapi entah darimana datangnya, jalan untuk menikah akhirnya tebuka dengan mulus, dan pada tanggal 4 November 2012 kami resmi manikah. selain itu cerita mengenai skripsi, aku hampir kena DO karena masa studi yang hampir habis, yang membuat ujian skripsi harus dipercepat walaupun skripsiku masih sangat jauh dari sempurna. Walaupun melewati masa-masa tegang dalam menyelesaikan skripsi, karena dibayang-bayangi DO, akhirnya lagi2 Allah memudahkan jalanku. Tanggal 30 Sepember 2013 Aku resmi menyandang gelar sarjana, dan pada tanggal 7 Desember 2013 aku mengikuti prosesi wisuda.

Mungkin dua peristiwa itulah, yang paling membekas dalam ingatan. Yang merasa perlu aku ceritakan di sini. Sekarang sudah setahun lebih aku menjalani kehidupan rumah tangga. Alhamdulillah, meski suami masih berjuang merampungkan studinya, kami merasa kecukupan dalam hal materi. Meski belum mempunyai rumah sendiri untuk menetap, rumah kedua orang tua kami tentunya terbuka lebar untuk kita berdua. Selain itu, selama masih banyak kuliah, kami juga tinggal di kos, yang letaknya dekat kampus. Kos tsb milik simbahnya suamiku. Alahamdulillah, Allah selalu menepati janjinya. Meskipun awal2 menikah, saya juga belum lulus kuliah, tetapi ada saja tawaran2 pekerjaan yang mampir. Begitu juga pada suamiku, sama sekali nggak ada bayangan bakal ada tawaran pekerjaan yg datang, yang mampu menopang hidup kami berdua. Memang benar sekali, kalau menikah itu justru membuka pintu rezeki. Kami sudah membuktikan sendiri hal itu. Setelah menikahpun, hati rasanya tenteram, tidak terbayangi dosa yang akan timbul ketika dua orang laki-laki dan perempuan menjalin hubungan, tidak merasa takut lagi membuat beban pikiran ortu, dan nggak lagi takut akan omongan2 orang lain. Mau jalan2, main2, atau naik gunung pun nggak menjadi beban lagi ketika pamit dengan orang tua. Tentunya orang tua menjadi tenang, karena sekarang bepergian dengan lali2 yang sudah menjadi muhrimnya.

Semenjak menikah, kami memang sudah sering jalan2, camping, atau naik gunung bareng. Rasanya seneng sekali jalan2 bareng suami itu. Banyak sekali tempat2 yang ingin kita kunjungi, gunung2 yang ingin kita daki, negeri2 yang ingin kita datangi. Saya cuma berharap, semoga Allah masih memberi kita kesempatan untuk berpetualang bersama, memberi kita kesehatan dan rezeki yang cukup untuk kita. Aamiin Ya Allah.

Di usia pernikahan yang sudah setaun lebih, tentunya menjadi pertanyaan orang-orang di sekeliling, kenapa kita belum juga diberi momongan. Sebetulnya kami juga tidak menunda, kita tidak menggunakan apapun untuk mencegah kehamilan. Untungnya orang tua kita berdua tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut. Sebenarnya kepingin juga sih, memngingat beberapa teman yang nikahnya hampir bersamaan, atau malah setelah kami, sudah pada punya anak, atau sedang hamil. Tapi mungking keinginan punya anak masih kalah dengan keinginan kita berpetualang. Ketika sedang naik gunung, atau sedang jalan2, rasanya sayang sekali kalau misalnya punya anak, tentunya sudah tidak akan bisa jalan-jalan begini. hehe. Tetapi begitu online di dunia maya, dan melihat teman2 sebaya sudah pada upload poto anak2 mereka yang lucu2, keinginan punya anak muncul lagi. Tapi ya sudahlah, serahkan saja semua pada Allah yang Maha Tau, Maha Memberi. Semua ada hikmahnya. Allah itu sebaik2 sutradara, tau yang terbaik buat makhluknya. Nikmati saja masa2 bedua ini. Masa2 pacaran yang halal. Mempunyai anak tentulah kebahagian tersendiri, tetapi berdua pun suatu kebahagiaan, kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Kesempatan untuk bermanja-manja, sayang2an, dan tentu saja berpetualang.
Mungkin sekian dulu yg bisa aku tuliskan, sebagai pengantar kembalinya aku ke dunia blog. Semoga aku tetep istiqomah nulis, walaupun mungkin nggak begitu penting, tapi menulis membahagiakanku, aku seneng nglakuinnya. mungkin inilah passionku. Semoga semakin lama tulisanku semakin bermutu, semakin baik, dan bermanfaat buat orang lain. Dan aku juga berharap, semoga rasa kurang percaya diriku tak lagi menghalangiku dalam menulis..hehe.. Setelah ini, akan banyak kisah jalan2 dan petualanganku bareng suamiku.

Komentar

Postingan Populer