(Resume Kulwap) Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini melalui Metode Montessori

πŸ“ *Resume Kulwap Grup Arsitek Perdaban*
πŸ“† Jumat, 10 Februari 2017

πŸ‘·πŸ»‍♀Julia Sarah RangkutiπŸ‘·πŸ»‍♀

Lahir: Jakarta, 7 Juli 1988
Domisili saat ini: Cipondoh, Tangerang

Ibu 2 orang anak :
Kenzie Syafiq Arrash Rabbani (3,5y)
Keysha Tsabita Arsya Rabbani (2y)

Riwayat Pendidikan:
SDN 06 PG Jakbar
MTsN 8 Jakbar
SMAN 94 Jakbar
S1 Sastra Indonesia UI

Riwayat aktivitas:
-Founder komunitas Rumah Main Anak (2015- sekarang)
-Penulis buku Rumah Main Anak (2015)
-Penulis buku Rumah Main Anak 2 (2016)
-Praktisi Anak Usia Dini (2015-sekarang)


Kontak:
FB Julia Sarah Rangkuti
IG @juliasarahrangkuti
Email sarahkenzie.js@gmail.com

πŸ“šMateriπŸ“š
πŸ… *Materi Kulwap Grup Arsitek Peradaban* πŸ…


*Belajar Membaca untuk Anak Usia Dini melalui Metode Montessori*
Oleh Julia Sarah Rangkuti, S. Hum.


Bunda, tema *calistung untuk anak usia dini* saat ini masih menuai prokontra di kalangan orang tua. Beberapa pakar parenting berpendapat bahwa kegiatan calistung ini sebaiknya dikenalkan saat anak sudah mencapai tingkat intelektual di atas 6 tahun. Namun, sebagian lainnya berpendapat bahwa kegiatan membaca dan menulis dapat distimulasi sejak anak usia dini. Saya pribadi menyetujui pendapat kedua, bahwasanya anak usia dini boleh distimulasi dengan kegiatan membaca dan menulis asalkan orangtua memperhatikan 2 hal: *kesiapan anak dan metode yang diberikan*.

Menurut Leonhardt, anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik. Dengan demikian, kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Sedangkan Montessori dan Hainstock mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah dapat diajarkan menulis dan membaca, bahkan membaca dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia dini.

Membaca sendiri merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif, sehingga kegiatan ini termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. *Membaca merupakan proses untuk memahami makna suatu tulisan*. Proses yang dialami dalam kegiatan membaca adalah: mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, mengenali makna, menyimpulkan bacaan sesuai konteks wacana.

Bunda, sebelum anak diperkenalkan dengan proses belajar membaca, tentunya perlu kita sepakati bersama bahwa *menumbuhkan anak menyukai kegiatan membaca jauh lebih penting daripada anak dapat cepat membaca*. Dengan demikian, stimulasi dengan membacakan buku kepada anak sebaiknya dilakukan jauh lebih dulu daripada mengajarkan anak membaca dan mengenal huruf.

Kemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap. Menurut Cochrane Efal sebagaimana dikuti Brewer perkembangan membaca anak berlangsung dalam beberapa tahapan, yaitu:
a. Tahap fantasi (magical stage)
Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku, melihat, membalik halaman buku, juga membawa buku kesukaannya.
b. Tahap pembentukan konsep diri (self concept stage)
Pada tahap ini anak terlibat dalam kegiatan membaca dengan berpura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh, juga menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan tulisan.
c. Tahap membaca gambar (bridging reading stage)
Pada tahap ini anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, anak juga sudah mulai mengenal huruf abjad.
d. Tahap pengenalan bacaan (take off reader stage)
Pada tahap ini anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda, misal: papan iklan, kotak susu, rambu lalu lintas, dll.
e. Tahap membaca lancar (independent reader stage)
Pada tahap ini anak sudah dapat membaca tulisan dengan lancar.

Sebelum anak diajarkan membaca, tentunya kita perlu melihat kesiapan pada anak. Kemampuan-kemampuan kesiapan membaca pada anak yang harus dikembangkan ialah:
a. kemampuan membedakan auditorial
Dalam hal ini, anak dapat memahami konsep volume (keras-pelan), tempo, tekanan, membedakan suara dalam alfabet, misal bunyi ‘d’ dan ‘t’.
b. kemampuan diskriminasi visual
Dalam hal ini, anak dapat mengidentifikasi warna dasar, bentuk geometris, dan mampu menggabungkan objek berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran.
c. kemampuan membuat hubungan suara dan simbol
Dalam hal ini, anak mampu mengaitkan bahwa huruf ‘b’ berbunyi ‘beh’ dan digunakan pada kata beruang, burung, dll.
d. kemampuan perseptual motoris
Dalam hal ini, perkembangan motorik halus serta koordinasi mata dan tangan diharapkan sudah berkembang dengan baik.
e. kemampuan bahasa lisan
Dalam hal ini, anak-anak juga harus dikembangkan kemampuan mendengarkan, mengingat, mengikuti petunjuk, mencatat detail, serta memahami ide.
f. interpretasi gambar
Dalam hal ini, anak dapat menceritakan sebuah gambar dengan bahasanya sendiri.
g. progresi dari kiri ke kanan
Dalam hal ini, anak diperkenalkan bahwa kegiatan membaca dilakukan dari arah kiri ke kanan.
h. kemampuan merangkai
Dalam hal ini, anak mampu mengulang cerita yang baru saja ia dengar atau merangkai sebuah potongan gambar dengan tepat.
i. penggunaan bahasa verbal
Dalam hal ini anak mampu terlibat dalam sebuah percakapan, juga bermain peran.
j. Lateralisasi
Anak mampu membedakan tangan kanan dan tangan kiri serta kaki kanan dan kaki kiri.

Bunda, selain memperhatikan  kemampuan kesiapan anak dalam proses membaca, tentunya kita perlu memperhatikan pula metode yang digunakan dalam mengajarkan anak membaca. Tentu sulit bagi anak mengenal sesuatu yang bersifat abstrak tersebut. Dalam hal ini, saya pribadi menyukai Metode Montessori dalam mengajarkan anak membaca. Metode ini memiliki beberapa perbedaan dari metode membaca pada umumnya, diantaranya:
a. Anak tidak serta-merta diberikan alat tulis untuk langsung menulis di buku, namun dikenalkan dengan paparan prewriting dan prereading skills terlebih dahulu, seperti permainan I spy, mendengar dan menyanyikan phonic songs, sambung kata, ulang kalimat, mendefinisikan benda, dll.
b. Pembelajaran dalam membangun kata menggunakan kata-kata yang bermakna, seperti ‘mata’ ‘kaki’ dll, bukan ‘ba-bi-bu’ ‘ta-ti-tu’.
c. Anak dikenalkan dari hal konkrit ke abstrak.
d. Anak dikenalkan dengan phonic sebagai dasar menyusun kata. Misalnya, bunyi huruf ‘b’ adalah ‘beh’ sehingga saat anak menyusun sebuah kata ia tidak akan rancu. Contoh, jika kita mengenalkan dengan bunyi a-be-ce-de-e-ef-ge maka ‘b-a-t-u’ harusnya ditulis anak menjadi be-a-te-u (beateu).

*Tahapan Kegiatan Membaca dan Menulis dalam Metode Montessori*
1. Kegiatan prewriting dan prereading melalui permainan I spy, mendengar dan menyanyikan phonic songs, sambung kata, ulang kalimat, mendefinisikan benda, dll.
2. Menggunakan material metal inset (gambar terlampir) untuk mengembangkan kontrol dan gerakanghdf gerakanghdf fk tangan anak saat menulis, memberi pengalaman gerakan berlawanan arah jarum jam (hal ini berkaitan dengan banyaknya huruf yang ditulis dengan arah berlawanan jarum jam), membuat garis dan warna, dll.
3. Menggunakan material sandpaper letter (gambar terlampir)
untuk mengenalkan anak pada (lambang) huruf a-z. Dikenalkan pelan-pelan dan secara bertahap (3 huruf dikenalkan setelah ingat baru berpindah ke 3 huruf lainnya). Huruf yang dikenalkan boleh secara acak. Sandpaper ini bermanfaat untuk membangun kesan otot jari-jari tangan terhadap bentuk huruf, mengasosiasikan suara phonic dengan huruf, membangun kesan visual, mengingat bentuk huruf, juga mempelajari arah penulisan huruf.
4. Menggunakan material Large Moveable Alfabet /LMA (gambar terlampir) untuk anak berlatih menyusun sebuah kata dari pengalaman sebelumnya. Setelah anak mengenal seluruh huruf melalui sandpaper letter maka anak dapat menggunakan LMA ini sebagai sarana untuk membangun kata. Dalam membangun sebuah kata, anak diberikan benda-benda konkrit terlebih dahulu baru kemudian melalui kartu gambar. Contoh, anak diberi miniatur hewan sapi, dan tanyalah pada anak:
Orangtua: “apa ini?”
Anak: “sapi”
Orangtua “oke..ayo kita buat kata sapi, sssss (pinta anak mendengarkan phonics dan mengambil huruf tersebut lalu letakkan di sebelah miniatur sapi), dst
5. Menggunakan kartu gambar untuk membangun kata (caranya seperti pada no.4). Penggunaan kartu baca ini sebagai 'jembatan' bagi anak dari hal yang konkrit kepada sesuatu yang abstrak. Sehingga, anak mampu mengetahui bahwa 'objek' sapi sama dengan 'gambar' sapi dan tulisannya adalah 'sapi'.
6. Menggunakan kartu gambar dan tulisan. Jika pada no 4-5 merupakan tahapan membangun kata, maka pada tahap ini anak mencocokkan kata dengan gambar.
7. Setelah anak mampu membangun kata maka orangtua dapat melanjutkannya dengan membaca frase, lalu kalimat dengan cara yang sama (menggunakan kartu gambar).
7. Membaca buku sederhana yang kalimatnya pendek-pendek. Buku ini diawali dengan buku yang memiliki gambar besar-besar dan simple terlebih dahulu.

Dalam Metode Montessori masih banyak lagi hal yang diajarkan di area bahasa ini, seperti pengenalan kata benda, kata sifat, diftong, dll. Namun, utk pengenalan membaca dan menulis hal-hal di atas insyaallah cukup bagi Bunda yang ingin mengajarkan anak membaca di rumah. Selanjutnya kita diskusi saja yuk. Semangat belajar ✊🏽

Sumber:
Broemley, K.D. 1992. Languange Arts: Exploring Connections. Boston: Allyn and Bacon.
Wolfgang, C.H., and Wolfgang M.E. 1999. School for young children: developmentally approriate practice. Boston: Allyn and Bacon.
Dhieni, Nurdiana, dkk. 2013. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

*Q&A* ⁉

1⃣Assalamu alaikum wr wb.
Nama: Nursaniah
Nama anak : fairuzzahrah
Umur anak   : 5y 3m
Bagaimanakah pola pembelajaran yg baik untuk anak saya, pd usia tsb apakah baik kalau diikutkan kelas privat membaca? berapakah standar umur anak untuk di masukkan ke tempat Les khusus?
Jazakillah khoir wassalamu alaikum wr wb

✅ 1⃣Wa'alaikumsalam wr wb
Halo Mba Nursaniah. Menurut saya, sebenarnya pola pembelajaran dan metode terbaik adalah yg cocok dan nyaman bagi anak. Montessori hanyalah salah satu metode saja. Di luar sana masih banyak metode lain utk pembelajaran calistung anak. Bisa diobservasi dan disesuaikan dgn kebutuhan dan kecocokan anak. Namun, krna saat ini materi kita ttg Metode Montessori maka saya bahasnya ttg pendekatan ini ya Mba.

Apa tujuan orangtua dgn memasukkan anak privat membaca? Apakah hanya sekadar agar anak mampu membaca sebelum masuk SD? Bagaimana bentuk stimulasi prereading yg selama ini sudah dilakukan orangtua di rumah? Standar usia yg baku utk memasukkan anak ke tempat les khusus sepemahaman saya tidak baku sebab bergantung pd kesiapan dan perkembangan anak masing2.

Sependek yg saya tahu kegiatan privat membaca biasanya akan langsung melalui buku dan juga worksheet. Dalam waktu sesingkat-singkatnya anak diharapkan dapat membaca.

Hal ini tidak sejalan dgn metode Montessori yg  menerapkan proses panjang dlm persiapan dan mengajarkan anak membaca.

Saya pribadi prefer utk orangtua yg mengajarkan di rumah jika memang bisa mengajarkannya sendiri 😊


2⃣Bagaimana contoh cara awal mengenalkan membaca untk anak 3thn dengan tipikal anak yg aktif. Kami punya kegiatan rutin membaca sebelum tidur...tp si anak tdk bisa diam untuk menyimak..ada aja kegitannya (lompat di tmpt tidur, guling2 dll) pdhl kami sudah mengkondisikn kamar tdk ada mainan lain selain buku. Tp kalau sy berhenti bercerita dia akan protes dan minta sy membacakan lg, tp dia jg akan kembali bermain fisik

Heryun _banjarbaru,kalsel

✅ 2⃣ Halo Mba Heryun..senang sekali si kecil sudah gemar mendengar cerita yg dibacakan meski anaknya sambil "heboh" dan terkesan ga nyimak gapapa Mba, bisa jd memang tipikal anak kinestetik ☺ Proses membacakan cerita bisa menjadi salah satu kegiatan prereading yg baik untuk anak2. Beberapa anak bahkan mengenal huruf dr buku yg biasa ia "baca".

Anak 3y sudah bisa diajak mengenal huruf alfabet (huruf kecil) melalui sandpaper letter (silakan cek gambar yg saya lampirkan). Ajak mengenal 3 huruf terlebih dahulu sampai benar2 ingat lalu berpindah ke 3 huruf yg lain, begitu terus selanjutnya hingga selesai mengenal semua alfabet.

Setelah anak mengenal alfabet, anak bisa diajak menyusun kata dgn menggunakan Large Moveable Alfabet (lihat di gambar terlampir). Pilihlah kata2 yg terdiri dr 2 suku kata terlebih dahulu, Misal: sapi-topi-sapu-dll. Agar memudahkan anak mengasosiasikan benda dgn tulisannya, maka bisa gunakan benda2 kecil yg sesuai. Misal: miniatur sapi, miniatur topi, dst. Tanyakan pd anak, apa ini? "Topi". Lalu susun hurufnya bersama-sama. Setelah anak mampu mengasosiasikan benda dgn tulisan, perlahan2 bisa berpindah dgn gambar dgn tulisannya.

Saat anak sudah mampu menyusun kata, maka perlahan bisa ajak anak menyusun kata2 yg lebih kompleks. Lanjut ke frase lalu kalimat. Sambil juga ajak anak membaca buku dengan tulisan2 yang singkat.

3⃣Assalamualaikum. Mba, mau bertanya, bolehkah anak usia 3 tahun ikut dibacakan cerita dengan cerita yg bukunya agak panjang (tapi tetap ada gambarnya)? Karena sekalian membacakan cerita ke kakak nya yang kelas 2 SD

Hani_Bekasi

✅ 3⃣wa'alaikumsalam wr wb
Mba Hani yg baik, tentunya tiap usia memiliki rentang perkembangan yang berbeda-beda, begitu pula dengan perkembangan bahasa dan kognitif anak. Sehingga akan lebih tepat jika membacakan cerita sesuai dengan usia, perkembangan, dan kebutuhan masing2 anak. 😊

4⃣Bagaimana caranya mengajarkan CaLisTung bahasa Indonesia pada anak yg sudah dahulu lebih mahir bahasa&calistung asing? karena sampai saat ini kami masih tinggal di Perancis dan ketika diajarkan bahasa ibu, anak merasa kesulitan sehingga menjadi malas (anak saya TK dan SD di Perancis). Trmksh

Sabrina_Perancis
✅ 4⃣Halo Mom Sabrina. Pada mulanya dan sampai hari ini metode Montessori di sekolah anak usia dini lebih banyak menggunakan/mengajarkan bahasa Inggris. Beberapa sekolah lalu mengaplikasikannya dgn bahasa Indonesia. Yang saya ketahui urutannya pengajarannya utk proses membaca tetaplah sama (prereading skills, phonics, kata, frase, kalimat, dst). Begitu pula dgn belajar berhitung melalui metode Montessori, baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia tetaplah sama. Mengenal jumlah 1-10 (konkrit), mengenal lambang bilangan 1-10 (abstrak), mengenal jumlah belasan (konkrit), mengenal lambang belasan (abstrak), konkrit-abstrak, dst. Yang penting mengetahui konsepnya dan dlm prosesnya kita konsisten dalam pennggunaan bahasa sehingga anak tidak bingung. Tetap semangat, Mba

*feedback penanya*
Berarti meskipun sekarang usia 6th dia malas membaca yg versi indonesia, bs jadi krn dia sudah paham  bgmn ejaan membaca spti apa, akan bs menyesuaikan ya bu julia, apakah ada pengaruhnya bu, misal klo bahasa asing wifi di baca waifai sdg indonesia wifi

*Jawaban narsum*
Anak-anak yang mempelajari beberapa bahasa biasanya saat bahasa pertama sudah matang pemahamannya secara morfemis, sintaksis, grammar, dst maka akan lebih mudah mempelajari bahasa kedua, ketiga, dst drpd anak2 yg mempelajari dua bahasa secara bersamaan Mba.. InsyaAllah akan bisa menyesuaikan cara membacanya πŸ‘πŸΌ

5⃣Sebenarnya metode Montessori itu apa mb? Bagaimana melakukannya? Adakah buku khusus ttg Montessori yg sesuai tahapan usia anak? Untuk alat kegiatannya bisa beli dmn ya Mb?

Terimakasih Mb Sarah?

Awwal_Tangerang

✅ 5⃣ Metode Montessori adalah sebuah pendekatan anak usia dini yang dibawa oleh Maria Montessori. Filosofi2nya bisa dibaca di buku2 berikut ini:
1. Absorbent Mind
2. Metode Montessori
3. Rahasia Masa Kanak-Kanak

Sedangkan utk kurikulum kegiatan2 Montessori bisa dibaca di buku2 ini:
1. Child's Play
2. Teach me to do it my self
3. Metode Pangajaran Montessori Tingkat Dasar
4. Montessori untuk Anak Prasekolah
5. Montessori di Rumah
6. Montessori untuk Sekolah Dasar
Untuk alat kegiatannya bisa beli di olshop2 Montessori (silakan searching ya Bun). Bisa juga bikin sendiri lhoo di rumah 😊

6⃣Selamat Siang Mba Julia, anak saya 3,5 tahun, dia suka menonton youtube film truk, sains dan lagu anak2. Nah karena saya selalu mendampingi dia nonton, secara ga langsung saya jg mengajari dia tentang huruf, warna, angka dan jumlah. Apakah itu termasuk metode montessori? Dan apakah itu berbahaya utk perkembangan anak saya? Terima kasih Mba Julia

Riska_Cinere Depok

✅ 6⃣ Halo Mba Riska. Metode Montessori memiliki kurikulum yg ajeg. Kurikulum tsb meliputi 5 area.
1. Keterampilan Hidup
2. Sensorial
3. Bahasa
4. Matematika
5. Budaya
Menonton tidak termasuk dlm 5 area pembelajaran tsb.

Namun, menonton bisa dijadikan utk sarana belajar juga (misal: melihat film singkat metamorfosis kupu-kupu, dll yg berkaitan dgn tema pembelajaran anak).

Menonton bisa menjadi positif ataupun negatif jika ditinjau dari:
-apa yg ditonton anak
-apa tujuan anak menonton
-berapa lama durasi anak menonton

Pada anak usia dini sebaiknya dibatasi maksimal 2jam/hari untuk kegiatan 'terpapar screen' (gadget, tv, laptop, dll). Akan jauh lebih baik jika anak belajar secara langsung dgn benda2 yang mampu ia rasakan dgn indranya. Misal: belajar warna dgn cat air/crayon.

7⃣salam kenal mba Julia Sarah, apakah mba Julia menerapkan metode Montessori pada anak sendiri juga? Boleh liat jadwal yang mba buat kah? Buku utk anak bayi 5bulan yg sesuai dengan Montessori seperti apa ya mba?

Firza_Surabaya
✅ 7⃣ Salam kenal mba Firza. Iya Mba...saat ini Kenzie (3,5y) belajar dgn pendekatan ini. Namun kami juga menerapkan metode lain utk kegiatan HS kami di rumah.

Buku utk anak 5 bulan bisa kenalkan dengan yg 80% gambar, 20% tulisan. Montessori lebih menekankan pd buku2 yg bersifat real dan bukan fantasi. Jadwal harian Kenzie bisa dilihat pd gambar telampir. Namun..dlm aplikasinya di rumah tetap disesuaikan dgn situasi dan kondisi 😊

8⃣salam...Mba Sarah saya sering stalking IG Mb Sarah, menginspirasi sekali. Saya penasaran bagaimana cara agar anak anteng saat membaca iqro? Karena anak saya usia 3th lumayan sebentar untuk anteng duduk, padahal sudah menguasai Hijaiyah sejak usia 2th, jd iqronya gak naik2. Gimana solusinya ya mb? Dan bagaimana cara berhitung sesuai Montessori? Anak saya sudah bisa penjumlahan dan pengurangan dg menggunakan jarinya apabila dg soal cerita, utk anak 3th sudah boleh kah? Sebab anaknya yg meminta dan sangat cepat menyerapnya.

Sari_Gorontalo

✅ 8⃣Halo Mba Sari. Terima kasih atas apresiasinya 😊
Anak saya (3,5y) pun terkadang masih suka "bosen" untuk baca Iqra', Mba. Biasanya kami semangati aja untuk membaca sampai 1 hlm. Dan boleh berkegiatan lain yg ia suka (bermain bebas, dibacakan buku, dll) setelah selesai baca Iqra' (sehabis Maghrib). Namun, jika memang anaknya sudah sangat tidak fokus, maka saya akan memintanya baca 1/2 hlm atau sesanggupnya anak. Karena masih berproses, utk kami lebih penting konsistensinya drpd jumlahnya (setiap hari namun sedikit lebih baik drpd banyak tp bolong2). Sehingga tumbuh kecintaan utk membaca Alqur'an lebih bermakna drpd bisa membaca Alqur'an itu sendiri.

Berhitung dgn metode Montessori panjaaang sekali prosesnya. Bisa jd 1 materi tersendiri ini πŸ˜‚ Namun, prinsipnya kalau di Montessori memperkenalkannya dgn cara: konkrit-abstrak-konkrit-abstrak, dst. Contoh: mengenal jumlah *5* permen lebih dulu drpd mengenal angka *5*, dst. Soal cerita bisa Bun diaplikasikan utk anak 3y dengan menggunakan material tertentu. Misalnya saat Bunda belanja buah lalu belajar pengurangan, "ada 3 buah apel dimakan adik 2 apel. Berapa sisanya?" Jika anak sudah mampu tanpa bendanya langsung bisa berpindah ke gambar, lalu ke tulisan lambang bilangan. Semangat

9⃣Halo mbak Sarah, ketemu lagi disini😊
Mau tanya, usia 2tahun apakah terlalu dini mengajarkan alfabet dan angka?
Anak saya secara sukarela belajar alfabet dan angka sendiri dari lagu dan peraga huruf yang saya buat. Sudah mengenal huruf tp angka baru menyebutkan saja.
Metode yang tepat untuk usia ini apa ya mbak?

Nisa_Jakarta

✅ 9⃣Halo Mba Nisa. Metode yg paling tepat adalah yg paling cocok untuk anak. Karena tiap anak istimewa maka tidak bisa saya pukul rata apa itu metode terbaiknya, silakan sesuaikan dgn anak masing2 😊

Kalau saya pribadi, selama metode itu tidak melanggar syariat, sejalan dengan visi-misi keluarga, dan cocok utk anak maka lanjuuut.

Kalau di Montessori usia 2,5y sudah mulai masuk belajar calistung, Mba. Dimulai dr berbagai kegiatan prereading dan prewriting. Selama anaknya fun, tidak terpaksa, dan bukan drilling dr orangtua ga masalah.

πŸ—ž *closing statement*
Bunda dan calon Bunda, agar kita dapat menstimulus anak kita dengan tepat, tentunya kita memerlukan ILMU. Selayaknya, kita senantiasa belajar mengenai ilmu keagamaan, tumbuh kembang anak, kesehatan, serta ragam ilmu parenting lainnya. Mari kita terus belajar dan bertumbuh bersama buah hati kita. Ingatlah kalam Allah swt yang menyatakan "Janganlah sekali-kali kita tinggalkan generasi yang lemah sepeninggalan kita".

Maka..bersungguh-sungguhlah dalam mendidik anak2 kita. Tetap semangat membersamai buah hati, para arsitek peradaban ^^

Komentar

Postingan Populer